Warung kopi menjadi salah satu ruang yang mendukung terjadinya interaksi sosial. Minum kopi bukan lagi budaya eksklusif kalangan atas. Kini, kebiasaan ini telah merambah ke berbagai lapisan masyarakat. Aktivitas ngopi tak hanya untuk mengusir kantuk, begadang, atau menyelesaikan tugas perkuliahan. Lebih dari itu, warung kopi menjadi tempat untuk bertemu teman baru dan berdiskusi soal banyak hal. Mulai dari obrolan santai hingga isu-isu viral di media sosial.
Tak heran jika budaya cangkruk di warung kopi sambil menyeruput seduhan hangat dan bercengkerama telah mengakar kuat dalam kehidupan sehari-hari. Suasana srawung yang tercipta menjadikan warung kopi layak jadi tempat yang ideal. Bukan cuma untuk bersantai, tetapi juga sebagai kantor kedua bagi freelancer, ruang belajar, atau tempat pelarian dari rutinitas harian.
Untuk menunjang kebutuhan tersebut, fasilitas WiFi menjadi salah satu layanan yang paling banyak dicari pelanggan. Di banyak sudut kota, warung kopi dengan akses internet mudah ditemukan. Menariknya, warung-warung ini selalu ramai dan bangku-bangku yang tersedia jarang sekali kosong. Tak heran jika banyak pengunjung langsung bertanya, “Ada WiFi-nya, nggak?” sebelum duduk dan memesan.
Fenomena ini menarik untuk diulik. Sebab, sebagian orang memilih tempat nongkrong bukan karena kualitas rasa kopi semata, tetapi karena kekuatan sinyal WiFi dan ketersediaan colokan listrik. Di sisi lain, alih-alih menghabiskan uang di kedai kopi, banyak orang justru lebih memilih warung kopi karena menghadirkan suasana yang membumi dan harga yang terjangkau. Lantas, perlukah setiap warung kopi menyediakan WiFi?