ilustrasi lulus kuliah (pexels.com/@vantha-thang-1224068)
Jika berangkat dari permasalahan tersebut, tentu saja pemerintah harus berangkat mulai dari akarnya, yaitu kembali pada sistem pendidikan. Pendidikan punya peran krusial dalam mencetak tenaga kerja berkualitas. Pada dasarnya, sistem pendidikan Indonesia sudah semakin berkembang dan lebih baik dari tahun ke tahun, dan juga semakin mulai banyak lahir universitas dan sekolah dengan standar kompetensi yang baik. Akan tetapi, mengapa penyerapan tenaga kerja di daerah masih belum maksimal?
Mungkin memang ada yang harus dibenahi kembali oleh pemerintah kita. Tentu ini bukan hanya tanggung jawab Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, tapi juga harus melibatkan banyak pihak termasuk Pemerintah Daerah Provinsi dan para pengusaha atau pelaku industri setempat. Semua stakeholders harus duduk bersama untuk saling menyepakati agar tercipta suatu sistem yang saling menguntungkan, serta terwujudnya keberlanjutan tenaga kerja dan lapangan pekerjaan di berbagai wilayah di Indonesia.
Pendidikan vokasi yang tersedia di suatu daerah harus selaras dengan Industri yang tersedia di daerah tersebut. Dengan begitu, lulusan vokasi bisa lebih siap dan cepat terserap oleh industri-industri setempat. Dengan demikian, tidak akan terjadi lagi kegagalan kesesuaian antara lulusan vokasi dengan kebutuhan SDM di lapangan.
Pemerintah bisa melakukan pemetaan secara detail dan jelas terkait sektor-sektor industri yang tersedia di setiap wilayah atau daerah. Contohnya, sektor unggulan di Provinsi Sumatra Utara adalah perkebunan, maka sebaiknya pendidikan vokasi yang tersedia di sana seperti jurusan atau prodi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan dan Teknologi Produksi Tanaman Perkebunan.
Selain itu, pemerintah juga sebaiknya membuat kebijakan untuk mewajibkan para pelaku industri memberikan feed back serta pelatihan dan pembekalan skill kepada mahasiswa bahkan tenaga pendidik agar lulusan dari sekolah maupun Universitas tersebut match dengan kebutuhan industri di wilayah tersebut.
Perbaikan pendidikan vokasi ini harus dilakukan lebih terarah. Mau tidak mau, pemerintah harus melakukan revitalisasi pendidikan vokasi di seluruh daerah di Indonesia. Tidak ada lagi yang namanya pendidikannya vokasi seragam dari Sabang sampai Merauke, akan tetapi harus dibuat kurikulum serta pelatihan yang selaras dengan kebutuhan Industri di wilayah tersebut.
Pada intinya, kembali lagi kepada semangat hilirisasi itu sendiri. Program hilirisasi sejatinya memiliki banyak manfaat bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia. Semangat #HilirisasiUntukNegeri ini sendiri akan efektif terwujud jika banyak stakeholder terkait dapat berkolaborasi bersama. Tak hanya persoalan ketenagakerjaan saja yang dapat terselesaikan, tapi juga visi Indonesia Maju 2045 juga memungkinkan untuk terwujud.