Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi energi terbarukan (unsplash.com/Andreas Gucklhorn)

Dewasa ini, persoalan lingkungan dan perubahan iklim sedang menjadi isu yang naik daun. Cuaca ekstrem, gelombang panas yang melanda, kerusakan hutan, dan anomali alam lainnya menjadi pemicu meningkatnya perhatian dunia terhadap perubahan iklim.

Perubahan iklim memang bukan isu baru. Ilmuwan sendiri sudah mulai mengukur dampak emisi karbon dan perubahan iklim sejak 1950-an. Negara-negara di dunia, termasuk Indonesia, juga telah membicarakan perubahan iklim dan mitigasinya melalui Perjanjian Paris (Paris Agreement) pada 2015 lalu.

Pada perjanjian tersebut, dunia sepakat kalau suhu bumi tidak boleh naik lebih dari 2 derajat celcius. Sebab kenaikan 2 derajat celcius atau lebih akan menyebabkan bencana yang luar biasa buat kita. Mulai dari naiknya permukaan laut, frekuensi gelombang panas yang meningkat, hujan lebat, punahnya sebagian spesies flora dan fauna, hingga kita akan kesulitan untuk mendapatkan pangan. Bahkan jika bisa, dunia perlu mengusahakan agar kenaikan maksimal temperatur bumi adalah 1.5 derajat celcius.

Maka dari itu, perubahan iklim perlu dicegah dan salah satu caranya adalah dengan menurunkan emisi karbon melalui transisi ke energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Transisi ke energi berkelanjutan menjadi agenda prioritas di G20

Membangun energi berkelanjutan sendiri menjadi salah satu bahasan prioritas di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20. Presidensi G20 tahun ini sendiri dilakukan di Indonesia dan mengusung tema “Recover Together, Recover Stronger.” Melalui tema tersebut, Indonesia ingin mengajak negara G20 untuk saling bahu-membahu membangun dunia yang lebih baik, salah satunya dengan mencegah perubahan iklim.

Untuk mencegah kenaikan suhu di atas 1,5 derajat celcius, emisi karbon global sendiri harus diturunkan sebesar 45 persen hingga 2030 dan mencapai nol emisi karbon di tahun 2050 (5)!

Merespons hal tersebut, negara di dunia berkomitmen untuk menurunkan emisi mereka. Indonesia sendiri berkomitmen untuk menurunkan emisinya sebesar 26 persen dengan usaha sendiri dan 41persen jika menerima bantuan global.

Namun, memenuhi target penurunan emisi bukan perkara mudah

Editorial Team

Tonton lebih seru di