Ketika Mencium Aroma BAB, Kamu Sebenarnya Juga Menghirup Bakterinya!

#SainSeru Bagaimana kalau berbagi toilet dengan orang lain?

Kamu pasti pernah bangun pagi dan mencium aromanya yang segar. Atau kamu mencium bau parfum yang wangi. Kalian tentu tidak keberatan dengan mencium aroma harum nan segar itu. Tapi bagaimana cara kerja hidung yang menyerap dan otak yang menafsirkannya? Apakah hidung dan otak bekerja dengan cara yang sama saat kita menghirup aroma tidak sedap?

Yuk simak informasinya berikut ini.

1. Hidung menyerap, otak menafsirkan

Ketika Mencium Aroma BAB, Kamu Sebenarnya Juga Menghirup Bakterinya!neuronanos.com

Aroma diketahui bergerak bersama udara kemudian masuk ke bagian dalam hidung yang disebut nasal turbinate atau nasal concha. Di sana, terdapat jutaan neuron reseptor penciuman. Reseptor-reseptor ini distimulasi oleh molekul-molekul bau dan memberi sinyal pada olfactory bulb yang terletak di bawah bagian depan otak melalui nervus olfaktorius.

Otak lantas menggunakan informasi ini untuk menafsirkan bau. Secara keseluruhan, manusia dapat mengidentifikasi sekitar 10.000 aroma yang berbeda. Meski begitu, setiap individu akan menafsirkan bau yang berbeda pada bau yang sama.

Seperti halnya aroma wangi, hidung dan otak bekerja dengan cara yang sama saat mengindentifikasi aroma tidak sedap. Apa kamu masih siap untuk melanjutkan membaca?

2. Cara kerja yang sama dengan aroma kotoran

Ketika Mencium Aroma BAB, Kamu Sebenarnya Juga Menghirup Bakterinya!homeinspectionmontreal.com

Pastinya kita tidak keberatan mencium aroma wangi. Tetapi bagaimana jika hidungmu mendeteksi aroma yang tidak sedap seperti kotoran? Apakah kamu benar-benar menghirup molekul kotoran ketika kamu mencium aromanya?

Jawabnya adalah ya. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, hidung mengidentifikasi molekul mokroskopis yang disebarkan oleh sesuatu di sekitar kita, misalnya aroma kopi maupun bunga. Sama halnya dengan kotoran.

3. Gas-gas penyebab bau adalah efek samping dari bakteri

Ketika Mencium Aroma BAB, Kamu Sebenarnya Juga Menghirup Bakterinya!Science Photo Library via bbc.co.uk

Gas-gas yang dihasilkan dari kotoran, dalam hal ini BAB, seperti nitrogen, oksigen, metana, hidrogen dan karbon dioksida adalah serangkaian unsur penyebab bau.

Semua itu adalah produk sampingan dari bakteri di saluran pencernaan dan diakui oleh hidung sebagai senyawa organik yang mudah menguap. Dengan kalimat lain, terserap oleh hidung dan otak akan menafsirkan bau itu sebagai bau sedap atau tidak sedap.

4. Eksperimen buang angin para ahli

Ketika Mencium Aroma BAB, Kamu Sebenarnya Juga Menghirup Bakterinya!rd.com

Sebelumnya, US National Library of Medicine dan National Institutes of Health merilis sebuah jawaban dari pertanyaan seorang perawat. Jadi, terdapat seorang perawat rumah sakit yang buang angin di kamar operasi. Dia lantas bertanya-tanya, apakah kentutnya itu berpotensi mencemari lingkungan dalam hal ini, udara.

Akhirnya, para ilmuwan memutuskan untuk menggelar eksperimen. Subyek percobaan dipersilahkan untuk buang angin di dua cawan berbeda. Masing-masing cawan berukuran diameter 5 cm. Sekali buang angin dengan celana terpakai, dan sekali kentut tanpa bercelana.

5. Tanpa filter, bakteri yang terlepas lebih banyak

Ketika Mencium Aroma BAB, Kamu Sebenarnya Juga Menghirup Bakterinya!oxyfresh.com

Dalam semalam, cawan yang berisi kentut tanpa celana diketahui telah menumbuhkan bakteri yang lebih banyak dari kentut bercelana. Kesimpulannya, jika kamu kentut tanpa filter alias tidak bercelana, kamu sebenarnya telah menghirup lebih banyak bakterinya di udara. Itulah sebabnya jangan buang angin saat makan atau dekat makanan.

Itu kalau sekedar buang angin, kalau BAB? Jelas lebih banyak bakterinya karena lebih banyak yang molekul yang terlepas karena tanpa filter. Waduh, kalau kita berbagi toilet umum bagaimana dong ya? Hiks...

6. Gak berbahaya kok

Ketika Mencium Aroma BAB, Kamu Sebenarnya Juga Menghirup Bakterinya!pexels.com/Bruce Mars

Sementara itu Popular Science merilis, pesawat British Airlines jurusan London - Dubai terpaksa harus berbalik arah setelah 30 menit terbang di udara. Bukan karena ancaman teroris maupun masalah teknis, melainkan terdapat seorang penumpang yang meninggalkan bau tidak sedap di toilet kabin.

Pilot akhirnya memutuskan untuk kembali ke London karena pertimbangan ketidaknyamanan dalam perjalanan yang sejatinya membutuhkan waktu berjam-jam itu. Soalnya jendela pesawat memang tidak bisa dibuka, sementara pintu darurat juga tak boleh dibuka karena pesawat masih berada di angkasa.

Gastroenterolog University of Maryland School of Medicine Jean-Pierre Raufman mengungkapkan, aroma BAB itu sebetulnya tidak berbahaya. Soalnya, berbeda dengan partikel-partikel dari bersin yang bisa menyebar cukup jauh dan bersifat menular. Tetapi untuk bakteri dari kotoran, risikonya tidak sama.

“Berisiko jika menelan bakteri kotoran, tapi tidak berisiko kalau menghirupnya,” kata Raufman. "Bau BAB memang tidak menyenangkan, tidak nyaman, tetapi risiko penyakit yang diakibatkannya relatif dapat diabaikan.

Rangga Putra Photo Verified Writer Rangga Putra

Lahir di Kota Pahlawan Surabaya dan besar di Kota Santri Gresik. Suka Bismillah dan Alhamdulillah.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya