11 Landmark Dunia yang Hancur dan Hilang dari Sejarah

Kita hidup di dunia, di mana ada gempa bumi, perang, dan kebakaran yang mengajarkan kita bahwa semua ini tidak abadi. Bahkan Piramida Agung, Patung Liberty, dan Disney World suatu hari nanti akan menjadi puing-puing.
Bahkan hari ini, kemampuan manusia untuk melindungi landmark bersejarah masih sangat terbatas. Manusia memang mendedikasikan sumber daya untuk pemeliharaan dan pelestarian landmark bersejarah. Sayangnya manusia tidak bisa mencegah hal-hal tak terduga lainnya, seperti kebakaran, gempa bumi, dan konflik internasional yang selalu menjadi tanda tanya kehidupan.
Sejarah dipenuhi dengan contoh-contoh bangunan dan monumen penting yang telah dihancurkan baik secara tidak sengaja maupun sengaja. Beberapa dari mereka tersimpan dalam sebuah foto, beberapa yang lain tersirat dalam sebuah lukisan, dan ada juga yang termakan waktu hingga tidak meninggalkan catatan apa pun. Berikut ini adalah beberapa landmark hilang yang paling terkenal.
1. Her Majesty's Theatre
Menurut History of the Australian Theatre, Her Majesty's Theatre di Sydney memiliki tiga lantai, lampu listrik, tangga marmer yang megah, dan dapat menampung 2.000 orang. Struktur aslinya selesai pada tahun 1887, dibangun kembali setelah kebakaran pada tahun 1902, dan terus beroperasi hingga abad ke-20.
Sayangnya, Teater ini tidak bisa bertahan melawan peradaban zaman. Pada awal 1930-an, teater tersebut membayar pajak hampir 1.000 euro, padahal teater itu sedang mengalami kerugian bisnis karena banyak pengunjung setianya yang meninggalkan teater tradisional demi hiburan yang baru. Dan Her Majesty's Theatre mengadakan pertunjukan terakhirnya pada 10 Juni 1933.
Teater dengan bangunan tua itu di hancurkan sekitar satu hari setelah penutupan resminya. Kemudian digantikan dengan sebuah toko Woolworth, yakni toko serba ada. Penduduk Sydney pun harus kehilangan ikon budaya dan bagian penting arsitekturnya.
2. Mercusuar Alexandria
Jauh di tahun 225 SM, Philo dari Byzantium menulis tentang "The Seven Wonders," struktur kuno yang ia definisikan sebagai "themata," atau "hal-hal yang harus dilihat." Hari ini Piramida Agung Giza yang masuk ke dalam daftar The Seven Wonders milik Philo adalah satu-satunya tujuh keajaiban kuno yang masih berdiri. Tujuh keajaiban lainnya sudah hancur (atau mungkin tidak pernah ada, seperti kasus Taman Gantung Babilon).
Salah satu dari tujuh keajaibannya adalah Mercusuar Alexandria yang didirikan sekitar 283 SM. Berdiri di pelabuhan Alexandria, Mesir, di pulau Pharos. Menurut Smithsonian, mercusuar setinggi 445 kaki (catatan sejarah tentang ketinggiannya bervariasi) itu memiliki anglo besar untuk memandu kapal di sepanjang garis pantai Delta Nil.
Mercusuar Alexandria masih berdiri sampai awal tahun 1300-an, namun setelah itu hancur dan diratakan oleh gempa bumi. Reruntuhan itu bertahan selama satu abad lagi sampai akhirnya diangkut untuk memberi jalan bagi benteng yang masih berdiri di situs lama hari ini.
3. Buddha Bamiyan
Dunia telah kehilangan banyak sejarah karena konflik di Timur Tengah. Pada 2015, pejuang ISIS menguasai museum Mosul, menghancurkan patung batu kuno, buku langka, dan manuskrip sebagai tindakan untuk menghancurkan sejarah secara sengaja. Tapi sebelum itu, Taliban sudah menargetkan monumen kuno tersebut.
Dilansir dari BBC, setelah anggota kelompok militan terkenal menguasai provinsi Bamiyan di Afghanistan, mereka memaksa segelintir penduduk setempat untuk meledakkan dua patung Buddha besar yang sudah ada di Bamiyan sejak abad keenam.
Dua patung terbesar di antaranya sekitar 180 kaki, diukir di lereng gunung dan merupakan figur Buddha terbesar di dunia. Pada tahun 2001, Taliban mengatakan bahwa patung-patung itu adalah berhala yang harus dihancurkan.
BBC mengatakan bahwa para tahanan membutuhkan waktu tiga hari untuk menanam bahan peledak di sekitar patung-patung itu, dan kemudian mereka berlari ke masjid terdekat di mana bahan peledak itu meledak. Ketika ledakan awal tidak berhasil menghancurkan patung yang lebih besar, mereka kembali dengan bom tambahan dan bahan peledak. Butuh 25 hari untuk benar-benar menghancurkan para Buddha.
4. Istana Musim Panas Lama Cina
Kembali ketika Inggris Raya masih mencoba untuk memerintah dunia, ia melakukan beberapa tindakan yang cukup mengerikan atas nama politik, dan salah satu yang terburuk (dari perusakan sudut pandang properti) adalah pembakaran Istana Musim Panas Lama Cina.
Itu adalah akhir dari Opium Wars. Inggris ingin penguasa Tiongkok membuka negara mereka terhadap pengaruh Barat, jadi mereka mengirim pasukan gabungan Inggris-Prancis ke Beijing.
Ketika tentara berhasil melumpuhkan pedesaan Cina, komandan Inggris, Lord Elgin, mengirim delegasi untuk menegosiasikan penyerahan Cina, sementara pasukan Inggris dan Prancis pergi ke Istana Musim Panas di Beijing untuk melakukan penjarahan terhadap situs kuno itu. Tetapi ketika delegasi mengajukan tuntutan mereka, orang-orang Cina bukannya menyerah, justru malah menyiksa dan membunuh anggota delegasi.
Ketika Lord Elgin tahu, dia memerintahkan pasukannya untuk membakar Istana Musim Panas sebagai pembalasan. Elgin kemudian menulis bahwa penghancuran istana adalah tindakan balas dendam atas kemarahan mereka.
5. Menara Porselen Nanjing
Menara Porselen Nanjing sebenarnya hanyalah sebuah pagoda yang berdiri sangat tinggi, dan merupakan salah satu monumen China yang hilang. Menurut Ancient Origins, menara itu dibangun oleh Kaisar Ming Yongle pada 1412 sebagai monumen untuk ibunya (atau mungkin kedua orang tuanya).
Menara itu memiliki fondasi segi delapan yang berdiameter hampir 100 meter, dan tingginya sekitar 259 kaki. Dindingnya terbuat dari batu bata porselen, yang membuatnya terlihat sangat indah.
Menara tersebut berdiri selama 400 tahun lebih, namun menara itu hancur dari pemberontak Taiping, yang merebut Nanjing pada tahun 1853. Pada 1856, menara telah hancur total, meskipun tidak ada yang tahu pasti tujuan para pemberontak menghancurkan menara itu.
6. Royal Opera House Malta
Malta berada di lokasi yang strategis di Mediterania, dan dilansir dari Daily Beast, pada 7 April 1942, Luftwaffe membom Royal Opera House Malta, bahkan mereka menyerang berulang kali sampai bangunan itu hampir sepenuhnya hancur.
Selesai pada tahun 1866, gedung opera itu adalah sebuah bangunan bergaya Neo-Baroque yang mewah dan dianggap sebagai pusat kehidupan budaya di pulau itu, serta memiliki kursi untuk menampung 1.100 orang dan ruangan untuk 200 orang lainnya. Beberapa pemain opera paling terkenal saat itu pernah tampil di sana, dan bangunan itu bahkan selamat dari kebakaran pada tahun 1873.
7. Colossus of Rhodes
Colossus of Rhodes adalah salah satu dari tujuh keajaiban dunia kuno. Menurut Ensiklopedia Sejarah Kuno, Colossus adalah patung perunggu dewa matahari Helios, yang tingginya lebih dari 100 kaki dan menjaga salah satu pelabuhan kuno terpenting di Mediterania.
Didirikan pada 280 SM, patung itu sebagai perayaan bagi kemenangan besar melawan pasukan Demetrius, yang mengepung kota itu pada tahun 305 SM. Ketika Demetrius kalah, mesin perang dan senjata-senjatanya tertinggal di kota itu, hingga kemudian dijual untuk mendanai pembuatan patung raksasa tersebut.
Dirancang oleh pemahat Chares of Lindos, Colossus berdiri selama 50 tahun lebih sebelum diluluhlantahkan oleh gempa bumi. Menurut legenda, Chares meninggal sebelum patung itu selesai, sehingga tidak ada orang yang bisa disalahkan ketika patung itu hancur.
8. Templo Mayor
Kerajaan Aztec pernah dijajah oleh Spanyol. Dipimpin oleh Hernan Cortes, Spanyol menculik pemimpin Aztec Montezuma II dan memaksanya untuk menyatakan kesetiaan kepada raja Spanyol, tetapi lebih tepatnya, untuk menyerahkan semua hartanya kepada Spanyol.
Menurut Ensiklopedia Sejarah Kuno, pasukan Aztec menggunakan Templo Mayor setinggi 150 kaki (kuil utama mereka) sebagai tempat berlindung dan tempat untuk melemparkan rudal ke pasukan penyerang. Ketika Cortes berhasil menguasai kuil, ia memutuskan untuk membakarnya.
Dan setelah suku Aztec dikalahkan, Spanyol menghancurkan apa saja yang tersisa di sana dan menggunakan batu-batu itu untuk membangun Metropolitan Cathedral of the Assumption of Mary yang masih berdiri di dekatnya.
9. Kuil Artemis
Massa yang melakukan kerusuhan di jalan-jalan Los Angeles pada tahun 1992 menyuarakan tentang kemiskinan Afrika-Amerika dan penyalahgunaan polisi. Di sisi lain, ada pula massa yang marah akibat kekejaman Revolusi Prancis, yang pernah mengeksekusi sekitar 50.000 orang. Dalam kedua kasus itu, massa yang marah mengubah lintasan sejarah.
Menurut Ensiklopedia Sejarah Kuno, Kuil Artemis, satu dari tujuh keajaiban dunia kuno, diruntuhkan oleh gerombolan massa pada tahun 401. Kuil Artemis pernah dibangun kembali pasca pembakaran pada tahun 356 SM, dan dibangun kembali setelah serangan Gotik pada 267.
Sayangnya, kuil itu menjadi simbol paganisme dan pada tahun 401 kuil itu jatuh di tangan pasukan orang Kristen yang dipimpin oleh St John Chrysostom. Peristiwa itu membuat Chrysostom mendapatkan gelar "destroyer of demons and overthrower of the Temple of Artemis".
10. Stasiun Penn
Menurut Curbed New York, pembongkaran Stasiun Penn lama adalah salah satu kerugian arsitektural terbesar di Kota New York. Dibangun pada tahun 1910, bangunan tua seluas 8 hektar itu meniru model Pemandian Romawi di Caracalla. Ruang tunggunya memiliki langit-langit setinggi 148 kaki, dan platform kereta api terletak di bawah kanopi besi dan kaca.
Tapi kejayaan Penn Station tidak berlangsung lama, pada 1960-an, sebagian besar pelancong memilih menaiki pesawat daripada kereta api, dan stasiun itu pun mengalami kerusakan. Hanya 54 tahun setelah dibuka, Penn Station pun dihancurkan. Dan sedihnya lagi, hanya 150 hingga 200 orang yang memprotes penghancurannya.
Stasiun lama digantikan karena dianggap tidak efektif dan dianggap membosankan. Penghancuran Stasiun Penn yang akhirnya mencetuskan pembentukan Komisi Pelestarian Tengara, yang dimaksudkan untuk menyelamatkan landmark bersejarah lainnya seperti Grand Central Terminal.
11. Katedral Notre Dame
Dari banyaknya faktor kehancuran landmark, kebakaran masih menjadi salah satu ancaman besar yang tidak dapat diprediksi. Dan belum lama ini, pada April 2019, kebakaran terjadi di Katedral Notre Dame di Paris. Pejabat Prancis mengira bahwa penyebabnya adalah aliran listrik, tetapi tetap saja kasus ini hampir sama dengan kebakaran yang memusnahkan Gedung Opera Kerajaan Malta dan Her Majesty's Theatre di Sydney. Kebakaran itu menghancurkan struktur kayu dan beberapa artefak di dalamnya.
Banyak dari batu abad pertengahan yang berhasil selamat, tetapi api menghancurkan dua pertiga dari atap dan puncak menara. Seorang pakar memperkirakan bahwa dibutuhkan 3.000 pohon ek besar untuk menggantikan 13.000 balok di langit-langit Katedral tersebut.
Kayu merupakan bagian utama dari pembangunan katedral, tetapi ada juga beberapa batu yang perlu dibangun kembali dan diperkuat, serta kaca yang harus direstrukturisasi. Secara keseluruhan, ini bisa memakan waktu antara 20 dan 40 tahun untuk mengembalikan katedral menjadi seperti dulu.
Dari sebelas landmark dan bangunan bersejarah di atas, sekarang kita tahu bahwa tidak ada yang abadi. Banyak faktor yang mempengaruhinya, dari segi kesengajaan atau bahkan ketidaksengajaan. Memang masih menjadi pekerjaan yang sulit sampai saat ini untuk menjaga dan melestarikan landmark bersejarah yang tersebar di dunia.