12 Fakta Unik Monyet Jepang, Mampu Bertahan di Musim Dingin

Sesuai dengan namanya, mereka merupakan satu-satunya spesies monyet di dunia yang ditemukan jauh di utara Jepang, yang sering kali hidup di suhu yang sangat dingin. Ini karena mereka tidak terpengaruh oleh cuaca ekstrem tersebut, sehingga secara resmi menjadi primata yang paling banyak hidup di utara Bumi, selain manusia.

Monyet jepang dilengkapi dengan bulu yang tebal dan padat sebagai lapisan selimut untuk melindunginya dari suhu rendah. Terutama pada dataran tinggi dengan iklimnya yang hampir sedingin -20 derajat Celcius dan dengan ketinggian mencapai 9.600 kaki di atas permukaan laut.

Monyet jepang yang masih muda kerap terlihat membuat bola salju, lalu mendorongnya menuruni bukit hanya untuk sekadar melakukan hal tersebut. Terkadang mereka mengumpulkan bola salju dan membawanya berkeliling, dan dengan bangga membuat iri monyet lain yang mencoba mencurinya. Monyet dewasa juga terkadang turut bermain meskipun hanya untuk bersenang-senang.

Di wilayah dengan tutupan salju yang lebat, monyet jepang kerap menghabiskan waktunya sebanyak mungkin untuk mencari makan. Namun mereka tetap memerlukan kehangatan, dengan mencari lokasi yang cerah atau sumber air panas untuk menghangatkan tubuhnya selama berjam-jam.

Monyet jepang umumnya tidur di pohon yang memiliki daun lebat dan bagus. Hal ini mereka lakukan untuk melindungi diri dari hujan dan salju. Namun monyet yang paling dominan dalam sistem sosialnya akan mengambil posisi paling terlindungi di pepohonan.

Wajah monyet jepang memang tampak pucat karena kedinginan, namun warnanya yang merah ini sebetulnya hanyalah tanda monyet mencapai usia dewasa. Warna wajah demikian juga memungkinkan mereka berkomunikasi lebih efektif satu sama lain.

Di habitat yang sama, monyet jepang dan rusa sika kerap berkumpul bersama. Rusa sika selalu mengikuti monyet ini saat sedang mencari makan di pepohonan. Monyet jepang mendorong ranting pohon yang dipenuhi daun ke bawah untuk membantu rusa sika menjangkau daun yang dimakannya. Monyet jepang juga terkadang terlihat menunggangi rusa sika.

Monyet jepang biasanya terlihat membersihkan makanannya dari kotoran dengan mencucinya di laut. Mungkin bisa juga sedikit menambahkan garam ke dalam makanan mereka. Dikarenakan kecerdasannya yang nyata ini, monyet jepang telah terlibat dalam banyak penelitian yang menyangkut ilmu saraf.

Monyet betina jarang meninggalkan kelompok tempat mereka dilahirkan--sama seperti primata lain. Seluruh hidup mereka dihabiskan bersama dan menciptakan ikatan yang sangat kuat. Berbeda dengan betina, monyet jantan sering meninggalkan kelompoknya dan menghabiskan hidupnya dengan berpindah-pindah tempat.

Elang gunung diketahui merupakan salah satu predator utama monyet jepang, terutama monyet yang masih muda. Namun monyet-monyet ini akan mengeluarkan suara nyaring setiap kali ada bayangan besar yang terbang di atas mereka. Ini untuk membantu memperingatkan monyet lain akan bahaya serangan predator.

Penelitian terbaru membuktikan bahwa monyet jepang bisa mengembangkan aksen yang berbeda berdasarkan kelompok regionalnya. Hal ini tentu serupa dengan budaya manusia. Kawanan kera yang berlokasi berbeda, yang sejauh ratusan mil ditemukan mengeluarkan nada panggilan dan jangkauan vokalisasi yang berbeda pula.

Ini bukan seperti biasanya di mana jantan alfa yang memimpin kelompok. Para peneliti berhasil mendokumentasikan satu keluarga monyet jepang yang diberi nama Yakei, yang memimpin pasukannya di Taman Zoologi Alam Takasakiyama pada tahun 2021. Saat itu, dia menggulingkan jantan dominan dan mengusir ibunya sendiri. Pasukannya sangat besar, yang terdiri dari 677 kera!

Sebagai primata asli Jepang, monyet ini telah lama dihormati masyarakat Jepang, dan karena itu mereka dapat hidup damai di seluruh wilayah jelajahnya. Akan tetapi, perusakan habitat yang dilakukan manusia merupakan tantangan serius yang dihadapi monyet ini. Karena itu, sungguh hebat bagaimana monyet-monyet ini mampu bertahan hidup di beberapa lokasi tempat mereka ditemukan.