3 Fakta Lunar Trailblazer, Satelit Pemetaan Air di Bulan Milik NASA

Dilansir NASA (National Aeronautics and Space Administration), Bulan telah menjadi objek penelitian sains yang sangat menjanjikan bagi perkembangan kehidupan manusia sejak tahun 1950-an. Eksplorasi Bulan dimulai dengan Amerika Serikat dan USSR yang mengembangkan wahana luar angkasa untuk menjalankan misi-misi tertentu.
Berdasarkan misi-misi luar angkasa yang telah dilakukan sebelumnya, diketahui bahwa besar kemungkinan Bulan memiliki kandungan air pada lapisan permukaannya. Oleh karena itu, NASA mengembangkan satelit kecil bernama Lunar Trailblazer yang direncanakan untuk meluncur pada tahun 2025 ini.
Lunar Trailblazer ditujukan untuk mengidentifikasi keberadaan air di Bulan dan memetakannya untuk mengetahui siklus air yang ada pada Bulan. Lantas bagaimana NASA mengembangkan Lunar Trailblazer dan apa saja keunikan yang dimilikinya? Simak fakta-faktanya, ya!
1. Lunar Trailblazer termasuk dalam misi SIMPLEx
Dalam mengembangkan misi-misi eksplorasi luar angkasa, NASA membaginya ke dalam kategori-kategori tertentu yang salah satunya adalah kategori SIMPLEx (Small, Innovative Missions of Planetary Exploration). Misi-misi NASA yang masuk ke dalam kategori SIMPLEx merupakan jenis misi yang menggunakan wahana luar angkasa berukuran kecil untuk eksplorasi, dengan contohnya adalah Lunar Trailblazer.
Lunar Trailblazer masuk ke dalam kategori ini karena ukuran satelitnya yang kecil jika dibandingkan dengan satelit-satelit lain miliki NASA. Dilansir Lockheed Martin, Lunar Trailblazer memiliki ukuran lebar hanya 11,5 kaki atau sekitar 3,5 meter dan berat yang hanya mencapai 450 pon atau sekitar 205 kilogram.
Lunar Trailblazer menggunakan platform Curio dari Lockheed Martin, arsitektur pesawat luar angkasa SmallSat yang baru. Platform inilah yang memungkinkan Lunar Trailblazer mengeksplorasi Bulan dalam misi ini dengan ukuran dan biaya yang lebih murah.