Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

3 Fakta Starshade, Arsitektur Raksasa NASA untuk Misi Menemukan Alien

ilustrasi Starshade milik NASA (commons.wikimedia.org/NASA)
ilustrasi Starshade milik NASA (commons.wikimedia.org/NASA)

Dilansir National Aeronautics and Space Administration (NASA), setiap bintang di luar angkasa setidaknya memiliki satu planet yang mengorbit di sekitarnya. Oleh karena itu, peneliti di NASA sangat berambisi untuk menemukan planet-planet layak huni seperti Bumi di alam semesta.

Diperkirakan masih terdapat triliunan planet yang belum teramati oleh manusia hingga saat ini dan bisa saja beberapa di antaranya masuk ke dalam kategori planet yang layak huni. Untuk mewujudkan ambisi besar ini, NASA sedang gencar mengembangkan proyek teleskop luar angkasa untuk mengamati planet-planet tersebut.

Namun, cerahnya cahaya yang dipancarkan bintang-bintang membuat gambar yang ditangkap teleskop mengalami interferensi. Oleh karena itu, NASA menciptakan Starshade untuk mengatasinya. Lantas apa itu Starshade dan bagaimana cara kerjanya? Simak fakta-faktanya!

1. Starshade bekerja dengan menghalangi teleskop dari sinar bintang

ilustrasi Starshade menghalangi cahaya dari bintang (commons.wikimedia.org/NASA)
ilustrasi Starshade menghalangi cahaya dari bintang (commons.wikimedia.org/NASA)

Pernahkah kamu merasa sinar matahari sangat silau dan kamu menutupnya dengan telapak tangan untuk mengurangi intensitas cahaya matahari? Objek-objek di sekitar arah datangnya cahaya matahari akan dapat terlihat dengan lebih jelas ketika intensitasnya sudah berkurang. Faktanya, Starshade memiliki cara kerja dengan prinsip yang sama dengan hal tersebut.

Starshade akan ditempatkan di antara teleskop dan bintang pada jarak tertentu sehingga teleskop dapat menangkap gambar planet-planet di sekitar bintang dengan interferensi cahaya yang minim. Namun, jika Starshade berbentuk lingkaran sempurna maka akan muncul fenomena difraksi cahaya yang juga mempengaruhi hasil gambar yang ditangkap teleskop.

Oleh karena itu, Starshade tidak berbentuk lingkaran sempurna tetapi memiliki bentuk khusus yang unik. Tepi Starshade berbentuk menyerupai kelopak bunga untuk memperoleh difraksi cahaya yang dapat diatur sehingga diperoleh hasil gambar teleskop yang lebih jernih.

2. Starshade dikembangkan dengan teknik origami

ilustrasi lipatan-lipatan pada Starshade (commons.wikimedia.org/NASA)
ilustrasi lipatan-lipatan pada Starshade (commons.wikimedia.org/NASA)

Starshade memiliki ukuran diameter 34 meter dan perlu ditempatkan sejauh 50.000 kilometer dari teleskop luar angkasa yang dihalanginya untuk memperoleh peran optimalnya. Tentu akan sangat sulit untuk mengirimkan arsitektur seluas lapangan bisbol ke luar angkasa menggunakan roket. Oleh karena itu, peneliti di NASA mencoba mengembangkan Starshade dengan memanfaatkan prinsip dari origami.

Teknik yang dikembangkan oleh budaya Jepang ini telah menjadi metode yang dikembangkan NASA selama beberapa tahun terakhir untuk mengirimkan objek berukuran besar ke luar angkasa. Sebelumnya, NASA telah mengembangkan panel surya yang dapat dilipat menjadi bentuk yang lebih ringkas untuk dikirim ke luar angkasa dengan menggunakan roket.

Ide yang sama menginspirasi para ilmuwan di Laboratorium Propulsi Jet milik NASA untuk mengimplementasikannya juga dalam proyek Starshade. Ilmuwan dan insinyur di NASA terus melakukan percobaan dari skala kecil hingga skala aslinya secara perlahan. Hingga saat ini, NASA telah berhasil melakukan beberapa percobaan membentangkan origami Starshade skala kecil hingga terbentuk secara sempurna dengan tingkat kesalahan yang sangat kecil.

3. Starshade membuka kemungkinan mengamati planet layak huni

ilustrasi eksoplanet layak huni (commons.wikimedia.org/NASA)
ilustrasi eksoplanet layak huni (commons.wikimedia.org/NASA)

Starshade diproyeksikan dapat membantu teleskop luar angkasa dalam menangkap gambar-gambar dari eksoplanet di alam semesta. Dengan menggunakan Starshade, astronom tidak lagi memerlukan teleskop luar angkasa yang sangat canggih untuk menangkap gambar objek luar angkasa dengan jernih.

Starshade mampu membuka pintu bagi astronom di dunia untuk menjangkau planet yang berada jauh di luar tata surya. Melalui gambar tersebut, astronom dapat mengamati dan mempelajari planet-planet yang masuk ke dalam kategori layak huni.

Tidak dapat disanggah bahwa topik mengenai keberadaan alien di alam semesta telah menjadi topik yang hangat diperbincangkan para pegiat luar angkasa. Dengan dikembangkannya Starshade, kemungkinan untuk menemukan planet yang memiliki tanda-tanda kehidupan akan terbuka lebar.

Itulah fakta-fakta mengenai Starshade yang mungkin dapat menjadi penghubung kita terhadap dunia yang belum tersentuh. Jika berhasil, penemuan planet yang memiliki kategori layak huni seperti halnya Bumi tentu akan mengubah sejarah kehidupan manusia dan membuka jendela penelitian yang semakin luas. Akan menjadi pengalaman tak terlupakan bagi kita jika sempat menyaksikan temuan-temuan fantastis yang beredar di luasnya alam semesta ini.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Naufal Wijaya
EditorNaufal Wijaya
Follow Us