sepasang burung flamingo di dalam koloni (pixabay.com/alexas_fotos-686414)
Flamingo punya salah satu bentuk paruh terunik di dunia burung. Paruh atasnya lebih kecil daripada paruh bawah, kebalikan dari kebanyakan burung. Saat mencari makan di dalam air, flamingo mencelupkan kepalanya secara terbalik, dan paruhnya bergerak-gerak untuk menyedot dan menyaring makanan dari air. Meski unik, bentuk paruh ini ternyata bikin susah flamingo yang masih kecil untuk makan.
Di sinilah susu tembolok banyak berperan. Cairan kaya lemak dan protein ini dihasilkan oleh jantan dan betina. Produksinya pun didorong oleh hormon prolaktin. Flamingo jantan dan betina kompak memberikan susu tembolok selama enam bulan dengan cara dikeluarkan secara perlahan dari paruhnya, terang Discover Magazine.
Namun, beda dari susu tembolok merpati dan penguin kaisar, tampilan susu tembolok flamingo berwarna merah menyerupai darah. Warna merahnya itu berasal dari zat canthaxanthin. Zat antioksidan berwarna merah ini jugalah yang membuat flamingo punya warna kemerahan yang khas. Seperti yang dijelaskan laman The Popular Flamingo, susu tembolok flamingo mengandung sel darah merah dan pigmen yang memberi warna merah-kejinggaan pada bulunya.
Zat warna merah ini didapat dari makanan burung flamingo yang berupa udang air asin atau brine shrimp dan alga.Menariknya, warna bulu induk flamingo akan memudar sedikit selama musim kawin. Hal ini karena nutrisi dalam tubuh mereka diberikan pada anak-anaknya melalui susu tembolok. Luar biasa banget, ya?
Nah, sekarang sudah paham, kan? Merpati, penguin kaisar, dan flamingo juga "menyusui" anak-anaknya, meskipun bukan "menyusui" dalam makna sebenarnya. Mereka menghasilkan cairan menyerupai susu kaya nutrisi yang didorong oleh hormon prolaktin yang juga mendorong produksi susu pada mamalia. Meski dua jenis makhluk hidup yang berbeda, mamalia dan burung menghasilkan cairan dengan manfaat yang sama untuk masing-masing anaknya.