Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi cakar kucing (unsplash.com/Canyon Swartz)

Intinya sih...

  • Struktur tendon dan otot fleksor mendukung gerakan terkendali

  • Adaptasi evolusioner untuk berburu dan bertahan hidup

  • Menjaga keseimbangan dan cengkeraman ketika memanjat

Cakar kucing merupakan salah satu bagian tubuh yang sangat unik dan fungsional, terutama dikarenakan kemampuan mereka untuk bisa mengeluarkan dan menarik kembali cakarnya secara efektif. Mekanisme ini bukan hanya sekadar kebutuhan biologis, namun juga merupakan hasil dari evolusi yang sangat penting untuk menunjang keberlangsungan hidup dari kucing, entah itu di alam liar atau sebagai hewan peliharaan.

Di balik perilaku menggaruk atau memanjat, ternyata terdapat adanya sistem anatomi yang cukup canggih dan efisien, sehingga memungkinkan cakar kucing untuk bekerja sesuai dengan situasi yang ada. Berikut ini merupakan beberapa alasan ilmiah mengapa cakar kucing dapat keluar masuk sesuai kebutuhan hidupnya.

1. Struktur tendon dan otot fleksor mendukung gerakan terkendali

ilustrasi cakar kucing (unsplash.com/Michelle Calderon)

Cakar kucing dapat masuk dan keluar dikarenakan sistem tendon dan otot fleksor yang sangat terkoordinasi pada jari-jari kaki mereka. Pada saat kucing ingin mencakar, maka otot fleksornya akan berkontraksi dan menarik tendon tersebut untuk mengeluarkan cakar dengan cara yang sangat cepat dan presisi.

Sebaliknya ketika cakar tidak lagi digunakan, maka otot ekstensor akan secara otomatis melemaskan tendon, sehingga cakar tertarik kembali dan pada akhirnya tersembunyi dalam selubung kulit. Mekanisme ini memang sangat memungkinkan kucing untuk tetap menjaga cakarnya agar dalam kondisi tajam karena tidak tergesek secara langsung dengan permukaan pada saat berjalan.

2. Adaptasi evolusioner untuk berburu dan bertahan hidup

ilustrasi cakar kucing (unsplash.com/Andy Luo)

Kemampuan mengontrol cakar secara aktif ternyata menjadi bagian penting dari adaptasi evolusioner kucing sebagai predator alami. Dengan menyembunyikan cakarnya, maka kucing dapat berjalan tanpa adanya suara untuk mendekati mangsa sebelum akhirnya menyerang dengan presisi.

Ketika berburu atau bertahan dari ancaman, maka kucing akan segera mengeluarkan cakarnya sebagai senjata utama yang tajam dan juga kuat. Adaptasi inilah yang seolah menjadikan mereka sebagai pemburu yang cukup efisien dan memiliki pertahanan diri yang andal di lingkungan liar.

3. Menjaga keseimbangan dan cengkeraman ketika memanjat

ilustrasi cakar kucing (unsplash.com/Andrey Metelev)

Cakar yang bisa dikeluarkan dapat membantu kucing untuk memanjat pohon atau permukaan vertikal dengan cara yang lebih aman dan juga stabil. Pada saat mencengkram batang dan juga permukaan yang kasar, maka cakar tersebut akan mencengkeram dengan benar-benar kuat dan berfungsi selayaknya kait pengaman.

Pada saat mereka sudah mencari tempat yang stabil, maka cakarnya dapat ditarik kembali agar tidak sampai mengganggu pergerakan dan juga menimbulkan cedera. Hal ini dapat membuat kucing memiliki mobilitas yang cukup tinggi dan kemampuan bertahan hidupnya sangat baik di medan yang sulit dijangkau oleh para predator.

4. Proteksi dari kerusakan dan infeksi

ilustrasi cakar kucing (unsplash.com/Yulin Wang)

Dengan menyembunyikan cakar ketika tidak digunakan, maka kucing dapat memproteksi bagian ujung cakarnya dari risiko kerusakan fisik atau infeksi. Permukaan cakarnya tidak akan tergesek atau tercemar ketika berjalan di tanah, lantai, atau pun area kotor lainnya.

Cakar yang selalu terproteksi akan tetap bersih dan tajam, sehingga dapat digunakan kapan pun ketika dibutuhkan. Ini juga bisa menjadi bentuk efisiensi biologis yang memungkinkan kucing untuk mempertahankan senjata alaminya dalam berbagai kondisi secara optimal.

Kemampuan cakar kucing untuk keluar masuk bukan sekadar keunikan semata, melainkan bagian penting dari sistem biologis yang sangat kompleks dan efisien. Melalui dukungan struktur otot tendon, serta kebutuhan evolusioner, maka tidak heran apabila kucing dapat memanfaatkan cakarnya sesuai dengan kebutuhan di alam liar, termasuk dengan presisi yang tinggi. Evolusi yang satu ini tentunya menjadi bukti nyata bagaimana kucing mampu bertahan hidup dengan baik di habitatnya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team