4 Fakta Plague Doctor, Dokter dengan Topeng Burung yang Aneh

Sesuai dengan namanya, Plague Doctor yang artinya dokter wabah, keberadaannya menjadi sorotan pada abad ke-14. Eropa pada abad tersebut sedang dalam masa-masa sulitnya, yaitu dilanda wabah hitam alias death black.

Wabah hitam menjadi perkara besar di Eropa, pasalnya wabah tersebut telah membunuh hingga 60% populasi Eropa pada saat itu. Keberadaan Plague Doctor-lah yang menjadi salah satu solusi bagi Eropa untuk survive pada masa sulit itu. Selain mendata jumlah korban, Plague Doctor juga mengubur korban yang tewas akibat wabah.

Mewabahnya black death di Eropa pada abad ke-14, membuat eksistensi Plague Doctor sangat istimewa. Plague Doctor memperoleh hak kebebasan dalam melakukan praktik-praktik yang sesungguhnya dilarang pada masa itu, salah satunya adalah otopsi.

Oleh karena memperoleh kebebasan dalam melakukan pembedahan, banyak Plague Doctor yang menyalahgunakannya untuk keperluan penelitian. Terjadilah malpraktik yang dilakukan oleh para dokter ini, menyebabkan banyak pasien tewas akibat eksperimen yang tidak bertanggung jawab. Serem ya!

Akibat banyaknya malpraktik yang dilakukan oleh Plague Doctor, banyak masyarakat Eropa mengaitkannya dengan malaikat maut. Sebab, pasien-pasiennya kebanyakan berujung tewas, sehingga sebagian besar orang merasa takut jika berhadapan dengan Plague Doctor yang terkesan mistis.

Plague Doctor juga menjadi kelompok terkucikanl di kalangan masyarakat Eropa. Kesan misterius dan menyeramkan akibat kostumnya menjadi salah satu alasan kelompok minoritas ini dikucilkan. Selain itu, masyarakat Eropa juga percaya bahwa Plague Doctor ini sangat rentan, karena merekalah yang turun langsung dalam penanganan wabah.

Jika dokter pada umumnya berpakaian rapi dan lengkap dengan jas putih, Plague Doctor sama sekali berbeda. Kostum menyerupai jas yang terbuat dari kulit kambing yang dirancang oleh Charles de l'Orme ini menjadi atasan Plague Doctor. Lengkap dengan topi kulit yang pada masa itu menjadi simbol bahwa statusnya adalah ahli kesehatan.

Yang paling menjadi sorotan adalah masker atau bisa disebut topeng menyerupai kepala burung lengkap dengan paruhnya. Dalam 'paruh burung' itu, terdapat rempah-rempah seperti mint, sari mawar, dan lainnya untuk menyaring udara agar tak tercium aroma busuk dari jenazah korban wabah atau udara yang telah tekontaminasi dengan wabah.

Selain itu, mereka juga membawa tongkat untuk 'berinteraksi' dengan para pasien, guna mencegah terjadinya kontak kulit antara Plague Doctor dengan pasien yang terjangkit wabah. Meskipun kostum yang mereka kenakan sudah begitu tertutup, tak sedikit Plague Doctor ikut terkena dampak wabah dan meninggal.

Nah, itulah empat fakta mengenai Plague Doctor, si dokter bertopeng kepala burung yang ada pada abad pertengahan. Semoga menambah pengetahuanmu, ya!