4 Fakta Unik House Sparrow, Spesies Burung Pipit yang Terancam Punah

Intinya sih...
- Burung pipit rumah memiliki penampilan khas dengan bulu abu-abu, cokelat, hitam, dan putih
- Mereka lebih suka hidup di dekat manusia seperti pedesaan, lahan pertanian, hingga perkotaan
- Adaptasi burung ini terhadap kehidupan manusia tercermin dari seleksi positif pada gen yang membantu mereka hidup subur bersama manusia
Dalam genus burung pipit sejati, terdapat puluhan spesies yang teridentifikasi, di antaranya adalah burung pipit rumah atau yang lebih dikenal sebagai house sparrow. Burung ini merupakan spesies yang paling umum dijumpai dan sangat mudah dikenali. Ukuran tubuh burung house sparrow cenderung lebih besar dibandingkan dengan jenis pipit lainnya. Dengan bentuk kepala yang bulat, ekor yang lebih pendek, serta paruh yang pendek dan tebal, burung ini memiliki penampilan yang khas.
Burung jantan memiliki bulu yang terdiri dari perpaduan warna abu-abu, cokelat, hitam, dan putih. Sementara itu, burung betina dan burung muda tampak dengan bulu berwarna cokelat, yang dihiasi dengan nuansa krem pucat di bagian bawah. Meskipun terlihat biasa, house sparrow sebenarnya menyimpan sejumlah fakta menarik yang jarang diketahui orang.
1. Menyukai tempat yang dekat dengan manusia
House sparrow merupakan salah satu jenis burung yang sangat adaptif atau memilki kemampuan menyesuaikan diri yang sangat baik. Mereka diyakini mampu hidup di beragam lingkungan. Namun, sebenarnya burung tersebut lebih menyukai lokasi-lokasi yang berdekatan dengan manusia, seperti di pedesaan, lahan pertanian, hingga perkotaan. Kawanan burung tersebut kerap kali ditemukan membangun sarang di celah-celah bangunan, atap rumah, maupun pohon-pohon kecil di taman kota.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan Mark Ravinet, ahli biologi Universitas Oslo, mengemukakan bahwa tidak sedikit area genom house sparrow yang telah mengalami seleksi positif, artinya variasi gen tertentu pada titik-titik tersebut kemungkinan membantu burung-burung itu tumbuh subur bersama manusia, seperti dilansir laman Science. Masih dalam laman yang sama, Ravinet menjelaskan bahwa terdapat dua gen yang ditemukan mengalami seleksi positif dalam DNA burung tersebut, yaitu terkait perkembangan tengkorak dan satu lagi yang membantu menciptakan enzim amilase. Kedua perubahan tersebut disinyalir telah membantu burung house sparrow mengonsumsi makanan yang dibudidayakan oleh manusia.
2. Suka bersosialisasi
Tergolong sebagai keluarga Passeridae, house sparrow adalah burung yang sangat sosial. Akan tetapi, kawanan burung tersebut lebih cenderung hidup dalam kelompok kecil. Mereka acapkali terlihat melompat-lompat secara berkelompok di tanah, atau bahkan mandi bersama.
Dalam hal makanan, burung tersebut bukanlah tipe pemilih. Makanan mereka biasanya berupa biji-bijian, serangga kecil, hingga sisa-sisa makanan yang mungkin terjatuh di jalan. Di samping itu, house sparrow bukanlah kelompok burung yang senang bermigrasi, mereka hanya melakukan perjalanan pendek yang terlokalisasi.
3. Terancam punah
Burung yang memiliki nama ilmiah Passer domesticus ini sejatinya berasal dari wilayah Eropa, Asia, dan Afrika Utara. Kini, keberadaan burung tersebut telah menyebar ke berbagai wilayah di penjuru dunia, terkecuali Antartika. Diketahui bahwa house sparrow pertama kali diperkenalkan ke Amerika Utara pada tahun 1851.
Walaupun burung tersebut dikenal sebagai salah satu burung paling umum di dunia, tetapi di beberapa tempat mereka mengalami penurunan populasi. Hal tersebut membuat mereka berada dalam kategori spesies yang berisiko. Dilansir The Guardian, house sparrow kehilangan hampir setengah populasinya, disebabkan oleh beberapa faktor, meliputi perubahan praktik pertanian, kekurangan makanan, dan penyakit.
4. Bertelur lebih dari tiga kali dalam setahun
Berbicara mengenai reproduksi, house sparrow digadang-gadang memiliki kemampuan reproduksi yang tergolong produktif. Masa berkembang biak dari house sparrow sendiri di mulai dari awal musim semi hingga akhir musim panas. Dalam setahun, frekuensi bertelur burung house sparrow bisa empat hingga lima kali, dengan jumlah telur yang dihasilkan mencapai tiga hingga tujuh butir.
Telur-telur tersebut akan dierami oleh betina selama dua minggu. Saat telur menetas, kedua induk akan bergantian merawat anak-anak mereka. Dalam kurun waktu 14 hari setelah menetas, anak-anak burung house sparrow sudah mulai belajar terbang, mereka juga tumbuh dengan cepat.
Burung house sparrow mungkin terlihat sederhana dan biasa, tetapi di balik itu mereka memiliki adaptasi yang baik dan hubungan yang erat dengan manusia. Hanya saja penurunan populasi house sparrow di beberapa wilayah menjadi alarm pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem dan melestarikan habitat alami burung tersebut.