5 Burung Kakatua Eksotis Berwarna Gelap, Pernah Ketemu Salah Satunya?

Burung kakatua merupakan salah satu burung paling terkenal, bahkan hewan ini memiliki lagu yang sering dinyanyikan. Biasanya, kakatua terkenal karena memiliki warna putih yang cerah dan anggun. Tapi jangan salah, nyatanya tak semua spesies kakatua berwanra putih, lho. Jika diulik lebih dalam, ternyata ada banyak spesies kakatua yang memiliki warna gelap seperti abu-abu dan hitam.
Warna hitam sendiri membuat kakatua terlihat garang, eksotis, dan unik. Sayangnya, kakatua berwarna hitam jarang dikenal dan pamornya tidak sebesar kakatua berwarna putih. Padahal, mereka tak kalah unik dari kakatau berwarna putih. Karenanya, mari membahas beberapa kakatua eksotis berwarna hitam agar pamor mereka terus naik!
1. Kakatua hitam ekor kuning

Selain di bagian ekor, hewan dengan nama ilmiah Zanda funerea ini juga memiliki warna kuning di bagian pipi. Nah, selain warna kuning di kedua bagian tersebut, seluruh tubuhnya diselimuti warna hitam yang sangat pekat. Lebih lanjut, populasi kakatua ini masih melimpah dan ia masuk kategori least concern atau risiko rendah, jelas BirdLife Datazone.
Saat ini, kakatua hitam ekor kuning bisa ditemukan di wilayah Australia, khususnya di savana, hutan, dan pepohonan. Soal ukuran, burung ini cukup besar dengan panjang maksimal 65 centimeter dan bobot sekitar 800 gram. Ia merupakan hewan diurnal yang aktif di siang hari. Biasanya, burung ini kerap bertengger dan mengeluarkan suara-suara keras yang cukup mengganggu.
2. Kakatua gang-gang

Burung dengan nama ilmiah Callocephalon fimbriatum ini memiliki satu ciri khas, yaitu kepala berjambul berwarna merah cerah. Tentunya, warna tersebut sangat kontras dan serasa tidak sesuai dengan warna hitam di sekujur tubuhnya. Soal ukuran, ia tak terlalu besar dengan panjang 30 centimeter dan bentang sayap mencapai 76 centimeter. Penyebarannya juga tak luas karena hewan ini hanya bisa ditemukan di Australia.
Dilansir Atlas of Living Australia, kakatua gang-gang sangat suka memakan bunga dan sering mencari makan di puncak pohon. Berbeda dari kakatua lain, kakatua ini sangat suka melubangi pohon muda yang kuat dalam upaya membuat sarang. Dengan paruhnya yang besar dan kuat, kegiatan melubangi batang pohon bukan masalah besar baginya.
3. Kakatua hitam ekor merah

Dilansir Australian Museum, Calyptorhynchus banksii atau kakatua hitam ekor merah sangat suka memakan buah, daun, nektar, serangga, dan bunga. Hewan ini kerap berkelompok dan sering mencari makanan di puncak pohon, tepatnya di pohon eucalyptus dan akasia. Tak cuma itu, spesies ini juga dibagi menjadi lima subspesies. Nah, tiap subspesies memiliki penyebaran dan ciri fisik yang berbeda.
Tak seperti burung lain, kakatua hitam ekor merah tak suka terbang dengan cepat. Sebaliknya, burung ini lebih suka terbang dengan santai dan lambat sembari mengawasi lingkungan sekitarnya. Secara umum, tubuh hewan ini memang diselimuti bulu berwarna hitam pekat. Namun saat baru lahir, kakatua ini justru berwarna kuning. Barulah setelah beberapa saat bulu kuningnya yang tipis akan tergantikan oleh bulu hitam yang lebat.
4. Kakatua raja hitam

Seperti namanya, burung ini adalah raja dari semua kakatua karena merupakan spesies terbesar, jelas Animal Diversity Web. Saking besarnya, ia bisa tumbuh hingga seberat 1 kilogram dan panjang maksimalnya ada di angka 60 centimeter. Sebagai raja, hewan ini juga memiliki "mahkota". Nah, mahkota tersebut hadir dalam bentuk jambul raksasa di bagian atas kepalanya.
Sayangnya, saat ini populasi hewan dengan nama ilmiah Probosciger aterrimus ini mulai menurun. IUCN Red List sendiri memasukannya ke kategori near threatened yang artinya ia hampir terancam. Untungnya penyebaran hewan ini cukup luas. Tercatat, kakatua raja hitam bisa ditemukan di Australia dan Papua. Tak cuma di hutan atau pepohonan, terkadang kakatua raja hitam juga terlihat di area pemukiman, pedesaan, sampai perkotaan.
5. Kakatua baudin

Zanda baudinii atau kakatua baudin memiliki populasi yang sangat mengkhawatirkan. Bayangkan saja, populasinya terus menurun dan ia masuk ke kategori critically endangered atau sangat terancam, jelas laman iNaturalist. Perburuan liar, kerusakan habitat, industrialisasi, dan aktivitas manusia menjadi beberapa faktor yang mengancam populasi kakatua baudin.
Apalagi, Australia yang menjadi habitat utamanya terus mengalami pembangunan secara drastis. Jika begini terus, maka kakatua baudin akan kehilangan tempat untuk hidup. Untungnya berbagai upaya konservasi terus dilakukan. Tapi, jika tidak ada kerja sama yang baik dari berbagai pihak maka upaya-upaya tersebut bisa sia-sia dan tidak membuahkan hasil yang maksimal.
Nah, setelah dibahas ternyata kakatua berwarna gelap tak kalah unik dan eksotis dari kakatua berwarna putih. Ada yang berukuran raksasa, kepalanya merah, bahkan ada yang populasinya terus menurun. Karena hal tersebut, kita jadi belajar untuk tidak menilai sesuatu dari sampulnya. Hanya karena memiliki warna yang berbeda, bukan berarti kakatua berwarna gelap tidak semenarik kakatua berwarna putih.