4 Makhluk Mitologi yang Hidup di Bawah Tanah, Ada Musuh Hercules

Dalam mitologi Yunani, Hades yang merupakan dewa dunia bawah yang memiliki peliharaan peliharaan seekor anjing monster dengan nama Cerberus. Dikisahkan cerberus memiliki wujud seekor anjing berkepala tiga dan memiliki ekor berbentuk ular. Tiga kepala cerberus melambangkan masa lalu, masa sekarang, dan masa depan.

Cerberus tinggal di dunia bawah yang merupakan tempat orang yang telah mati. Hades menugaskan cerberus untuk menjaga gerbang dunia bawah agar roh manusia yang sudah mati tidak keluar dari dunia bawah dan sebaliknya, manusia yang masih hidup tidak masuk ke dunia bawah, seperti dilansir laman Greek Mythology.

Cerberus sangat kuat dalam menjaga gerbang dunia bawah. Namun, dunia bawah pernah tiga kali dimasuki oleh pengunjung dari luar, yaitu oleh Heracles (Herkules), Orpheus, dan Sybil. Kisah paling populer adalah dari kisah Dua Belas Tugas Heracles, yaitu pada tugas terakhirnya Heracles diperintahkan oleh Eurystheus untuk membawa Cerberus dari dunia bawah. Dengan kekuatannya, Heracles mampu mengalahkan dan membawa Cerberus ke hadapan Eurystheus.

Dalam mitologi Nordik, dikisahkan terdapat sebuah pohon kehidupan yang bernama Yggdrasil. Pohon Yggdrasil adalah pohon kosmik yang menopang dunia. Akar pohon ini selalu digerogoti oleh Nidhogg yang bertujuan untuk merusak keseimbangan dunia, seperti dilansir laman North Lord.

Nidhogg digambarkan dalam wujud ular naga raksasa yang tinggal di akar pohon Yggdrasil. Tepatnya berada di pusat Nitflheim, dunia yang gelap dan dingin dan merupakan salah satu dari tiga mata air utama di akar Yggdrasil. Dalam kisah mitologi Nordik, peristiwa rusaknya pohon Yggdrasil oleh Nidhogg adalah salah satu pertanda akan datangnya era Ragnarok.

Ragnarok dalam mitologi Nordik adalah era dimana terjadi kehancuran atau kiamat. Peristiwa ini merupakan akhir dari dunia lama dan datangnya era dunia baru. Dikisahkan dalam era Ragnarok terjadi pertempuran besar antara dewa yang tinggal di Asgard, seperti Odin dan Thor melawan kekuatan jahat yang dipimpin oleh Loki dan raksasa dari Jotunheim.

Melansir laman Fandom, di beberapa negara Eropa memiliki mitologi yang sama tentang makhluk kerdil yang dikenal dengan sebutan goblin. Masing-masing negara Eropa memiliki sebutan yang berbeda untuk menyebut makhluk yang populer dalam film The Hobbit. Di Inggris dikenal dengan nama Hobgoblin, di Jerman dikenal dengan nama Kobold, dan Perancis dikenal dengan nama Lutin.

Diceritakan goblin tinggal di bawah tanah atau ditempat yang gelap seperti gua, dan galian tambang. Namun, tidak semua goblin tinggal di bawah tanah. Dalam beberapa versi ada yang menceritakan bahwa goblin tinggal di hutan, rawa, dan di rumah sebagai roh penghuni.

Secara fisik goblin digambarkan sebagai makhluk yang kerdil dan berpenampilan aneh. Sifat mereka sangat licik dan senang mengganggu manusia. Dikisahkan bahwa goblin sering mencuri barang milik manusia, menyesatkan perjalanan musafir, dan membuat kerusuhan. Namun, ada beberapa yang mengisahkan goblin membantu manusia meskipun jarang.

Melansir laman Fandom, di Persia terdapat kepercayaan tentang adanya makhluk yang berwujud ular naga berkepala tiga. Makhluk ini memiliki kemampuan supranatural atau magis yang sangat kuat. Bahkan dalam beberapa versi makhluk ini memiliki 1000 indra. Dikisahkan makhluk ini mampu menciptakan kekacauan, kekeringan, dan bencana alam, serta menciptakan wabah penyakit. Secara umum Azhi Dahaka menjadi simbol kejahatan dan kehancuran.

Diceritakan dalam mitologi Persia bahwa Azhi Dahaka diciptakan oleh Angra Mainyu (Ahriman), roh jahat yang merupakan musuh utama Ahura Mazda, dewa tertinggi dalam agama Zoroastrian. Oleh karena itu, Azhi Dahaka juga memiliki kemampuan untuk mengendalikan ilmu sihir hitam. Kisah pertarungan yang paling populer dari Azhi Dahaka adalah ketika bertarung melawan pahlwan legendaris dalam mitologi Persia yang bernama Thraetaona. Dalam pertempuran tersebut Azhi Dahaka mampu dikalahkan dan mengurungnya di dalam gunung Demavand.

Dari keempat kisah mitologi makhluk yang hidup di bawah tanah, semuanya mengisahkan hal yang serupa, yaitu tentang kejahatan dan kehancuran. Meskipun memiliki nama, wujud, dan cerita yang berbeda karena budaya pada wilayah masing-masing mitologi tersebut berkembang, namun memiliki esensi yang sama.