Baru saja NASA mengumumkan hasil riset terbarunya mengenai bumi, yang cukup mencengangkan. Menurut mereka, bumi sering berguncang dan bergerak tidak sesuai porosnya dikarenakan salah satunya adalah ulah manusia.
Hal ini dirasa cukup berbahaya karena pada dasarnya, bumi itu tidak berbentuk bundar seperti bola melainkan sedikit elips sehingga sedikit banyak menyebabkan gejala alam. Berikut ini adalah penjelasan NASA mengenai faktor-faktor yang menyebabkan bumi bergoyang!
Bergoyangnya bumi bukan tanpa sebab. NASA melihat bahwa ada tiga faktor utama yang menyebabkan hal tersebut. Yang pertama adalah pantulan gletser, melelehnya es di muka bumi serta pergeseran lempeng bumi. Menariknya ketiga faktor ini saling mempengaruhi satu sama lain.
Lebih mudahnya disebut sebagai pantulan isostatik. NASA menganalogikan fenomena ini seperti wanita yang berada di atas bola seperti gambar di atas. Bola ini menjadi elips karena adanya tekanan yang datang dari atas atau dari massa sang wanita.
Sebagai kompensasi tekanan itu, permukaan bola yang tidak bersentuhan dengan sang wanita menonjol keluar. Itulah yang terjadi pada bentuk bumi akibat adanya gletser yang menekan di tanah hingga menyebabkan permukaan tanah yang lain menonjol keluar.
Akan tetapi sekarang gletser mulai banyak meleleh. Tekanan oleh gletser perlahan mulai menghilang dan hal itu membuat bumi perlahan-lahan kembali ke bentuk bulatnya.
Proses kembalinya ke bentuk semula itulah yang menyebabkan sering adanya goncangan atau gempa. Ibaratnya adalah sang wanita yang meninggalkan bola di mana bentuk bola akan kembali ke bentuk semula.
Pantulan gletser merupakan efek dari melelehnya es, namun lebih detilnya pantulan tersebut banyak disebabkan karena melelehnya es di Greenland. Menurut NASA, sepertiga guncangan bumi merupakan hasil dari fenomena itu.
Setidaknya 7.500 gigaton es yang beratnya setara 20 kali berat Empire State Buildings telah meleleh di abad 20 ini. Permasalahan lebih lanjut adalah melelehnya es itu disebabkan ulah manusia yang terus menerus menghangatkan bumi lewat emisi gas.
Ini adalah proses interior bumi di mana batu yang meranggas perlahan-lahan naik ke permukaan dan mendingin lalu kembali lagi menuju pusat bumi. Naik turunnya lempeng inilah yang sering menyebabkan gempa bumi serta gunung berapi meletus dan juga bergoyangnya bumi. Perubahan permukaan ini juga disebabkan oleh pantulan gletser yang tidak lagi mampu menjadi penahan dataran agar permukaan bumi tetap stabil.
Hasil penelitian NASA menunjukkan bahwa poros perputaran bumi bergeser 10 meter pada abad 20 ini. Poros ini sepertinya masih akan terus bergeser karena es masih terus meleleh di muka bumi. Beruntungnya, guncangan itu tidaklah terlalu besar sampai bisa mengubah ekosistem ataupun kehidupan keseharian kita.
Dari ketiga faktor itu, dapat disimpulkan yang menjadi faktor pertamanya merupakan lelehan es. Melelehnya es itu disebabkan oleh ulah manusia sehingga tidak bisa dipungkiri, manusia juga menjadi penyumbang fenomena bergoyangnya bumi.
Sejujurnya penelitian macam ini sudah dapat meyakinkan kita untuk terus menjaga lingkungan agar bencana alam tidak terus menerus menimpa kita. Memang tidak mudah, tapi paling tidak menjaga lingkungan di sekitar merupakan langkah awal menuju itu. Percayalah, goyangan bumi sangatlah tidak enak.