Bumi ternyata sudah sering mengalami kepunahan massal atau kehancuran global. Kejadian-kejadian tersebut terjadi di zaman purba, era di mana manusia modern masih belum ada.
Bencana dahsyat yang terjadi di masa purba merupakan bencana yang mengakibatkan sebagian besar organisme di Bumi punah. Nah, bencana global apa saja yang pernah terjadi di masa lampau, ya? Yuk, dibaca!
Seperti dicatat dalam laman Study, era purba merupakan era yang sulit untuk diprediksi. Terkadang, ada masa-masa di mana kondisi iklim dan cuaca Bumi dapat berubah secara drastis. Salah satunya adalah zaman yang dinamakan Ordovisium.
Zaman Ordovisium adalah era sekitar 443 juta tahun yang lalu. Dalam periode tersebut, Bumi pernah kehilangan separuh kehidupan akibat bencana global dahsyat. Era Ordovisium dalah era di mana mayoritas kehidupan masih berada di lautan.
Pada akhir era Ordovisium, suhu Bumi menurun drastis hingga pada titik di mana organisme tidak dapat beradaptasi dan akhirnya mati. Pada saat itu juga terjadi perubahan geologis benua, di mana benua besar yang dinamakan Gondwana bergeser ke arah Kutub Selatan Bumi.
Turunnya suhu secara ekstrem tersebut diakibatkan oleh turunnya kandungan karbon dioksida di atmosfer Bumi. Karena suhu turun secara ekstrem, ditambah sinar Matahari tidak dapat menembus atmosfer dengan cukup, maka ada banyak tanaman yang mati. Kematian tanaman ini mengakibatkan kepunahan bagi lebih dari separuh kehidupan Bumi kala itu.
Apa itu zaman Devon? Seperti ditulis dalam laman Britannica, Zaman Devon atau Devonian Period adalah zaman yang ada pada kisaran waktu 359 juta tahun yang lalu, di mana pada era tersebut pernah terjadi serangkaian kejadian luar biasa yang nyaris mengeliminasi semua kehidupan di Bumi.
Beberapa bencana yang terjadi di zaman tersebut adalah hujan meteor, perubahan suhu secara mendadak dan drastis, serta bencana lainnya seperti gempa bumi dan tsunami. Karena bencana tersebut terjadi cukup masif, dampaknya juga sangat luar biasa. Sekitar 60 hingga 80 persen makhluk hidup musnah di era Devon.
Zaman Devon juga dikenal sebagai era peralihan dari sebagian organisme laut menjadi organisme darat. Hal tersebut dapat terjadi karena kadar oksigen di lautan yang mulai menipis. Sebagai langkah adaptasi, organisme yang membutuhkan kadar oksigen lebih tinggi akan berangsur-angsur bergerak ke daratan.
Perubahan besar juga terjadi di Bumi pada era Permian. Zaman tersebut ada sekitar 251 juta tahun yang lalu, seperti dicatat dalam laman sains Phys. Anehnya, menurut penelitan dan studi terbaru, pada 30.000 tahun sebelum Zaman Permian berakhir, tak ada tanda-tanda yang menunjukkan adanya kematian banyak spesies.
Lantas apa yang terjadi? Para peneliti dan ahli geologi mendapatkan kesimpulan dari berbagai sumber yang mereka teliti. Hasilnya, organisme yang ada pada era Permian punah secara tiba-tiba dalam kurun waktu sekitar 31.000 tahun pada 252 juta tahun yang lalu.
Penyebabnya tak lain adalah perubahan dahsyat yang terjadi pada suhu dan iklim Bumi. Dalam beberapa ribu tahun, suhu di lautan Bumi pada era Permian naik secara signifikan. Bahkan, kondisi lautan yang cukup panas membuat banyak spesies mati karena tidak dapat beradaptasi dengan baik.
Kemunculan suhu panas pada lautan diakibatkan oleh aktivitas vulkanik. Sedangkan peningkatan suhu di darat disebabkan oleh letusan banyak gunung berapi purba yang memuntahkan material ke udara, sehingga suhu panas akan terperangkap layaknya rumah kaca.
Sekitar 200 juta tahun yang lalu, Bumi pernah mengalami kepunahan massal yang disebut sebagai Zaman Trias atau Triassic Period. Laman New Scientist menulis bahwa kepunahan massal di era tersebut terjadi akibat masifnya letusan beberapa gunung berapi purba.
Karena bencana alam dahsyat tersebut, Bumi mengalami pemanasan global, hujan asam, dan kematian banyak tanaman sebagai sumber makanan. Jika masa-masa sebelumnya bencana global memusnahkan banyak organisme lautan, kali ini bencana memusnahkan banyak organisme darat, yakni reptil-reptil awal dari era Permian.
Meskipun begitu, beberapa organisme laut dan darat masih dapat selamat dan mengalami proses adaptif yang sangat ketat. Pada era ini juga mulai bermunculan organisme berupa reptil yang lebih tangguh dan berukuran lebih besar.
Akhir Zaman Kapur pada 65 juta tahun lalu dan bencana dahsyat yang terjadi pada era tersebut adalah peristiwa paling populer yang bahkan sering diceritakan dalam buku sejarah. National Geographic dalam lamannya menjelaskan bahwa teori paling terkenal yang berkaitan dengan kepunahan dinosaurus di akhir Zaman Kapur adalah tubrukan meteorit yang sangat masif.
Bencana dahsyat tersebut terjadi dan mengakibatkan kepunahan massal bagi keluarga dinosaurus purba. Hampir seluruh Bumi tertutup oleh lapisan debu dan awan panas akibat meteor yang jatuh ke Bumi. Banyak tanaman yang mati dan sumber air bersih menjadi tercemar racun yang dapat merusak pencernaan mereka.
Namun, ada juga yang berpendapat bahwa kepunahan massal zaman dinosaurus terjadi akibat letusan gunung berapi secara masif. Aktivitas vulkanik yang terjadi secara beruntun membuat reptil-reptil besar tidak dapat selamat. Yang jelas, kepunahan massal pada era di akhir Zaman Kapur menjadi tragedi terbesar karena mengakibatkan 80 persen populasi dunia punah.
Itulah beberapa kejadian bencana global yang telah mengakibatkan kepunahan massal. Apakah bencana global dahsyat dapat terulang kembali di masa depan? Entahlah, jika pun terjadi, mungkin jauh di masa yang akan datang.