5 Burung Prasejarah yang Masih Hidup Sampai Sekarang

- Hoatzin adalah burung Amazon dengan ciri-ciri fisik unik, seperti jambul mencolok dan cakar di sayapnya yang mirip Archaeopteryx.
- Kasuari adalah burung besar tak bisa terbang dengan penampilan mirip dinosaurus theropoda, memiliki helm tulang di kepalanya dan cakar tajam.
- Shoebill memiliki paruh besar seperti sepatu, tubuh besar, dan suara menggelegar saat berburu mangsanya di rawa-rawa. Kiwi adalah burung endemik Selandia Baru yang tidak bisa terbang, berasal dari garis keturunan purba.
Burung sering kita anggap sebagai makhluk modern yang akrab dengan kehidupan sehari-hari. Namun, siapa sangka beberapa spesies burung merupakan keturunan langsung dari makhluk purba? Mereka sudah ada sejak zaman prasejarah dan tetap bertahan hingga sekarang.
Dengan ciri-ciri fisik yang unik dan kemampuan adaptasi luar biasa, burung-burung ini dianggap sebagai “fosil hidup”. Beberapa di antaranya bahkan nyaris tak berubah sejak jutaan tahun lalu. Yuk, kenalan dengan lima burung purba yang masih hidup hingga hari ini!
1. Hoatzin, burung bau dari amazon

Hoatzin (Opisthocomus hoazin) adalah burung yang ditemukan di hutan tropis Amazon dan sekitarnya. Ia dikenal karena bau tubuhnya yang menyengat, akibat fermentasi makanan di perutnya seperti hewan pemamah biak. Penampilannya juga unik dengan jambul mencolok dan wajah seperti burung prasejarah.
Yang lebih mengejutkan, anak hoatzin memiliki cakar di sayapnya yang digunakan untuk memanjat pohon. Fitur ini mengingatkan pada Archaeopteryx, burung-dinosaurus pertama. Meski bisa terbang, hoatzin lebih sering melompat dari cabang ke cabang.
2. Kasuari, burung besar tak bisa terbang

Kasuari adalah burung besar tak bisa terbang yang hidup di hutan tropis Papua dan Australia. Ia punya helm tulang di kepalanya, disebut casque, yang memperkuat kesan primitif. Lehernya berwarna mencolok dan kakinya punya cakar tajam mematikan.
Penampilannya mirip dinosaurus theropoda dengan tubuh besar dan langkah gagah. Bahkan, banyak ilmuwan menyebut kasuari sebagai burung paling mirip dinosaurus. Meskipun jarang menyerang, ia bisa sangat berbahaya jika merasa terancam.
3. Shoebill, burung pemangsa berparuh sepatu

Shoebill (Balaeniceps rex) berasal dari Afrika Timur dan dikenal karena paruhnya yang besar seperti sepatu. Burung ini terlihat sangat kuno, dengan tubuh besar dan tatapan tajam yang menyeramkan. Ia berburu ikan, ular, dan reptil kecil di rawa-rawa.
Shoebill nyaris tidak bergerak saat mengintai mangsanya, lalu menyerang dengan kecepatan mematikan. Suaranya juga menggelegar seperti suara mesin, semakin menambah kesan mistisnya. Ia dianggap sebagai salah satu burung paling purba yang masih hidup.
4. Kiwi, burung kecil dari zaman gondwana

Kiwi adalah burung endemik Selandia Baru yang tidak bisa terbang. Ia punya tubuh kecil berbulu halus seperti rambut, lubang hidung di ujung paruh, dan indra penciuman tajam. Fosil dan genetika menunjukkan bahwa kiwi berasal dari garis keturunan purba.
Kiwi adalah bagian dari kelompok ratite, burung besar tak bisa terbang yang diperkirakan muncul sejak benua Gondwana masih menyatu. Meski ukurannya kecil, kiwi adalah salah satu simbol burung purba yang bertahan di zaman modern.
5. Pelican, burung laut dengan warisan kuno

Pelican memang terlihat modern, tapi fosilnya ditemukan sejak 30 juta tahun lalu. Struktur tubuhnya, terutama paruh panjang dengan kantong besar nyaris tak berubah sejak dulu. Ini menunjukkan betapa efisien dan suksesnya adaptasi pelican.
Burung ini hidup di berbagai wilayah pesisir dunia dan berburu ikan dengan teknik unik. Evolusinya yang lambat menjadikan pelican salah satu contoh burung yang setia pada bentuk asalnya. Ia adalah bukti bahwa desain alam bisa sangat bertahan lama.
Burung-burung ini memberi kita gambaran seperti apa rupa dunia jutaan tahun lalu. Mereka bukan hanya unik, tapi juga bagian penting dari sejarah evolusi. Kamu jadi ingin melihat langsung salah satunya, gak?