Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Bianglala
Bianglala di pasar malam (pexels.com/Beth Fitzpatrick)

Intinya sih...

  • Diawali ambisi Amerika menyaingi Menara Eiffel

  • Daniel Burnham ingin ikon sehebat Menara Eiffel di Chicago

  • George Washington Gale Ferris Jr. menciptakan roda baja raksasa

  • Hak ciptanya pernah diperebutkan

  • William Somers menggugat Ferris karena dianggap menjiplak ide kincir kayu

  • Pengadilan memutuskan Ferris menghadirkan inovasi signifikan

  • Pertama kali beroperasi tahun 1893

  • Ferris menginvestasikan uang pribadi untuk membuktikan kekokohan biangl

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kamu tentunya sudah sering melihat wahana bianglala atau Ferris wheels yang banyak ditemukan di tempat wisata dan pasar malam. Bahkan, wahana berbentuk roda raksasa ini sering jadi ikon kencan romantis, spot foto favorit, atau sekadar pemanis festival. Tapi, tahukah kamu kalau penciptaan bianglala dilatarbelakangi banyak intrik? Mulai dari ambisi Amerika sampai dengan kehancurannya dengan dinamit. Yuk, simak fakta sejarah penciptaan bianglala berikut.

1. Diawali ambisi Amerika menyaingi Menara Eiffel

George Washington Gale Ferris Jr. (commons.wikimedia.org/Public Domain, Tohma)

Dilansir dari Britannica dan Chicago Architecture Center, sejarah bianglala bermula pada tahun 1890-an. Saat itu Kota Chicago bersiap menjadi tuan rumah World’s Columbian Exposition. Arsitek Daniel Burnham ingin pameran ini punya ikon sehebat Menara Eiffel yang baru setahun berdiri di Paris.

Semua ide ekstrim diajukan, dari menara toboggan hingga wahana terjun bebas. Namun, tak ada yang cukup orisinal. Hingga seorang insinyur bernama George Washington Gale Ferris Jr. muncul dengan ide membangun sebuah roda baja raksasa yang bisa membawa orang berputar di udara. Selanjutnya wahana ini dikenal dengan nama Ferris wheels, atau dalam bahasa Indonesia disebut bianglala.

2. Hak ciptanya pernah diperebutkan

Bianglala pada festival rakyat (pexels.com/Afta Putta Gunawan)

Menurut Smithsonian Magazine, sebelum Ferris, sebenarnya sudah ada tukang kayu bernama William Somers yang menciptakan kincir kayu besar setinggi 15 meter di Asbury Park dan Coney Island. Somers bahkan mematenkan ciptaannya yang disebut wooden roundabout. Tak heran, Somers sempat menggugat Ferris karena dianggap menjiplak idenya.

Somers memang sempat menang di pengadilan awal, namun kalah di tingkat banding. Banyak yang melihat ide Ferris sebagai pengembangan dari kincir Somers, hanya saja jauh lebih ambisius dengan baja dan ukuran raksasa. Pengadilan menilai Ferris telah menghadirkan inovasi signifikan dalam hal teknik dan skala, sehingga karyanya tetap diakui sebagai penemuan baru.

3. Pertama kali beroperasi tahun 1893

Ferris Wheels orisinal di Chicago 1893 (commons.wikimedia.org/Public Domain, The New York Times)

Menurut CBS News, meski awalnya diragukan, Ferris berani mempertaruhkan segalanya. Ia menginvestasikan uang pribadi untuk membuktikan bahwa roda baja setinggi 76 meter itu bisa berdiri kokoh. Dengan 36 kabin yang masing-masing muat enam puluh orang, wahana ini bisa mengangkut lebih dari dua ribu penumpang sekaligus.

Bianglala itu resmi dibuka pada 21 Juni 1893 dan menjadi sensasi besar di Chicago. Saat itu, lebih dari 1,4 juta orang mencoba pengalaman melihat kota dari ketinggian selama sekitar dua puluh menit dengan biaya 50 sen per orang. Dilansir Smithsonian Magazine, seorang reporter kala itu menggambarkan sensasinya seperti terbang dalam sangkar burung raksasa.

4. Berakhir tragis: diledakan dengan dinamit karena mahalnya biaya pemeliharaan

London Eye (pexels.com/Jerome Dominici)

Sayangnya, hidup Ferris tak seindah bianglala ciptaannya. Setelah pameran sukses besar itu, ia terjerat konflik hukum dan masalah keuangan. Ferris meninggal muda di usia 37 tahun akibat tifoid, dalam keadaan bangkrut.

Menurut catatan Architecture.org, nasib bianglala pertamanya pun tak kalah tragis. Setelah pameran Chicago selesai, roda raksasa itu dijual ke investor dan sempat dipindahkan ke St. Louis untuk Louisiana Purchase Exposition tahun 1904. Namun biaya pemeliharaan yang tinggi dan sulitnya mencari lokasi permanen membuatnya tak bisa dipertahankan. Pada tahun 1906, struktur bersejarah itu akhirnya dihancurkan dengan dinamit.

5. Bianglala kini menjadi ikon dunia hiburan modern

Pesta kembang api dan bianglala (pexels.com/Dominik Gryzbon)

Meski berakhir tragis, warisan Ferris abadi. Ferris wheel kini menjadi ikon dunia hiburan modern. Dijelaskan oleh Fun Crew USA, bianglala tidak hanya berkembang di Amerika Serikat, tapi juga menjadi ikon global seperti London Eye di Inggris dan Singapore Flyer di Singapura.

Tak hanya menjadi objek wisata, bianglala juga sering menjadi saksi momen berkesan. Di beberapa kota besar, bianglala bahkan menjadi bagian dari perayaan tahun baru dengan pertunjukan kembang api megah yang melingkari roda raksasa. Semua ini membuktikan bahwa bianglala bukan sekadar warisan arsitektur, melainkan juga bagian dari memori kolektif manusia tentang hiburan dan rasa ingin tahu akan dunia dari ketinggian.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team