Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
potret burung southern brown kiwi
potret burung southern brown kiwi (commons.wikimedia.org/Auckland Museum Collections)

Intinya sih...

  • Hidung detektor di ujung paruh Tokoeka memungkinkan mereka mencari mangsa di malam hari dengan efektif dan bulu sensorik membantu navigasi dalam kegelapan.

  • Telur raksasa Tokoeka mencapai 20% dari berat tubuhnya, menunjukkan betapa tangguhnya betina demi kelangsungan hidup spesies.

  • Tulang padat mirip mamalia darat memberikan kekuatan ekstra pada kaki mereka yang powerful untuk beraktivitas layaknya mamalia darat.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Siapa coba yang tidak kenal dengan kiwi? Eits, bukan buahnya ya, tapi burung ikonik Selandia Baru yang lucu dan sama sekali tidak bisa terbang itu lho! Burung kiwi memang spesial banget karena punya banyak keunikan yang membuatnya lebih mirip mamalia dibandingkan burung kebanyakan. Salah satu jenisnya yang paling menarik dan tangguh adalah Southern Brown Kiwi atau yang akrab dipanggil Tokoeka. Burung ini punya ciri khas bulu cokelat kemerahan yang agak kasar, menjadikannya terlihat fluffy sekaligus misterius, apalagi mereka aktifnya hanya di malam hari. Tinggalnya di Pulau Selatan dan Pulau Stewart, tingkahnya yang super pemalu dan aktivitas nokturnalnya bikin kita makin penasaran tentang kehidupan Tokoeka. Kalau kamu lagi cari tahu tentang wildlife atau ingin mendalami pesona ikon Selandia Baru ini, kamu wajib tahu fakta mind-blowing dari si Tokoeka ini. Dijamin, kamu bakal makin kagum sama keunikan alam! Yuk, simak 5 fakta menarik tentang Southern Brown Kiwi spesial buat kamu!

1. Hidung detektor di ujung paruh

potret burung southern brown kiwi (commons.wikimedia.org/Daderot)

Southern Brown Kiwi ini dianugerahi indra penciuman yang luar biasa sensitif, bahkan sering disebut yang terbaik di antara semua jenis burung di dunia. Coba bayangkan, lubang hidung mereka tidak terletak di pangkal paruh seperti burung pada umumnya, melainkan ada tepat di ujung paruh mereka yang panjang dan ramping! Fitur unik ini membuat mereka sangat efektif mengendus-endus tanah saat berburu di malam yang gelap. Mereka akan menusuk-nusukkan paruh ke dalam tanah basah, mencium keberadaan mangsa seperti cacing tanah, larva serangga, atau bahkan laba-laba yang tersembunyi di bawah permukaan, layaknya sedang menggunakan alat detektor high tech alami. Selain itu, ada bulu-bulu sensorik di pangkal paruh yang berfungsi seperti kumis kucing, membantu mereka menavigasi di lingkungan yang minim cahaya.

2. Telur raksasa yang ukurannya bikin melongo

potret burung southern brown kiwi (commons.wikimedia.org/James St. John)

Tokoeka betina adalah sosok yang benar-benar bisa kita sebut pahlawan karena ukuran telurnya yang benar-benar ekstrem, bahkan bisa mencapai hingga 20 persen dari total berat tubuhnya! Kalau kamu mau membandingkannya, ini setara dengan seorang perempuan melahirkan bayi seberat 16 hingga 18 kilogram, sebuah perbandingan yang super gila kan. Ukuran telur yang masif ini otomatis menjadikannya telur terbesar di dunia burung jika dilihat dari rasio perbandingan dengan berat induknya. Proses pembentukan dan pengeluaran telur yang begitu besar ini tentu saja menguras energi betina secara signifikan, menunjukkan betapa hebat dan tangguhnya mereka demi kelangsungan hidup spesies.

3. Tulang padat mirip mamalia darat

potret burung southern brown kiwi (commons.wikimedia.org/David J. Stang)

Ini adalah salah satu fakta yang paling membedakannya yakni tidak seperti kebanyakan burung yang memiliki tulang berongga (hollow) untuk mengurangi berat badan agar bisa terbang, Southern Brown Kiwi justru punya tulang yang padat dan berisi sumsum. Karakteristik tulang padat seperti ini justru sangat umum ditemukan pada mamalia lho! Ini menunjukkan adaptasi evolusioner mereka sebagai burung yang sepenuhnya hidup dan mencari makan di darat (flightless). Tulang yang padat ini memberikan berat, stabilitas, dan kekuatan ekstra pada kaki mereka yang powerful, memungkinkan mereka untuk lari cepat, berjalan jauh, dan beraktivitas layaknya mamalia darat.

4. Ikatan keluarga setia hingga tujuh tahun

potret burung southern brown kiwi (commons.wikimedia.org/David J. Stang)

Burung Tokoeka ternyata punya ikatan kekeluargaan yang super erat dan unik. Berbeda dengan jenis kiwi lain yang pasangannya biasanya bubar setelah mengasuh anak dalam waktu singkat, kelompok Tokoeka di Pulau Stewart dikenal dapat hidup dalam unit keluarga besar selama bertahun-tahun. Anak-anak mereka bahkan bisa tetap bersama induknya hingga usia tujuh tahun lamanya! Mereka dikenal sebagai burung yang monogami, artinya mereka hanya akan memiliki satu pasangan seumur hidup, dan kesetiaan inilah yang menjaga bonding keluarga mereka tetap utuh dalam jangka waktu yang sangat lama, menciptakan struktur sosial yang kuat di alam liar.

5. Jagoan teritorial dengan tendangan powerful

potret burung southern brown kiwi (commons.wikimedia.org/William Stephens)

Meskipun penampilan mereka terlihat menggemaskan dan sifatnya pemalu, jangan pernah meremehkan Southern Brown Kiwi karena mereka adalah pejuang sejati yang sangat menjaga wilayah kekuasaannya. Mereka memiliki kaki yang sangat kuat, dilengkapi dengan cakar yang tajam, yang akan mereka gunakan sebagai senjata utama untuk mempertahankan teritori dari penyusup. Pertarungan mempertahankan wilayah bisa menjadi sangat intens dan sengit, terkadang berujung pada cedera serius bagi pihak yang kalah. Selain berkelahi, mereka juga menandai dan mempertahankan teritori dengan panggilan khas jantan yang nyaring dan distinctive yang sering dibalas dengan sahutan betina yang lebih serak.

Southern Brown Kiwi, atau Tokoeka, adalah permata biologis Selandia Baru yang menawarkan banyak keunikan. Mulai dari hidung detektor bau di ujung paruh, kemampuan betina menghasilkan telur super besar, struktur tulang yang menyerupai mamalia, hingga ikatan keluarga yang super setia dan kemampuan tempur mereka yang tangguh, semuanya membuat Tokoeka ini jauh lebih dari sekadar burung yang tidak bisa terbang. Status mereka yang kini rentan juga menjadi pengingat bagi kita semua untuk terus menjaga dan melestarikan lingkungan agar spesies unik dan menakjubkan ini dapat terus bertahan di habitat aslinya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team