5 Fakta Charles de Gaulle, Kapal Induk Nuklir Kebanggaan AL Prancis

Prancis, negara yang saat ini sedang mengadakan perhelatan event olah raga akbar kelas dunia: Olimpiade 2024 dikenal pula memiliki kekuatan militer yang mumpuni. Salah satu arsenal kekuatan militernya yang terkenal adalah kapal induk pengangkut pesawat (aircfrat carrier) yang bernama Charles de Gaulle (R91). Kapal induk yang diberi nama dengan nama seorang negarawan, Presiden dan pahlawan Prancis Jenderal Charles de Gaulle tersebut menjadi kebanggaan serta lambang supremasi Prancis di lautan.
Kapal induk Charles de Gaulle yang dibuat oleh industri pertahanan laut Naval Group merupakan kapal induk flagship AL Prancis yang mulai dibangun pada tahun 1989 silam (peletakan lunas) dan telah operasional pada tahun 2001 lalu. Berbeda dengan sejumlah kapal induk yang dimiliki Prancis sebelumnya, Charles de Gaulle ditenagai oleh reaktor nuklir sehingga menjadi kapal induk bertenaga nuklir pertama yang dimiliki oleh AL Prancis. Kapal induk yang mampu membawa sekitar 1.150 awak kapal dan 550 air crew ini telah terlibat dalam sejumlah operasi militer bersama dengan militer negara-negara sekutunya seperti: Amerika Serikat (AS) dan Inggris.
Ingin tahu lebih lanjut mengenai Kapal induk Charles de Gaulle yang juga dikenal sebagai salah satu kapal induk terbaik di dunia ini? Simak lima fakta menariknya berikut ini yuk!
1. Ukurannya lebih kecil dari Nimitz class
Dalam kategori kapal induk bertenaga nuklir, dengan dimensi panjang 261,5 m, tinggi 66,5 m dan berat muatan penuh (displacement) seberat 42,500 ton, Kapal induk Charles de Gaulle tersebut masih berukuran lebih kecil bila dibandingkan dengan Kapal induk Nimitz class yang terdiri atas 10 kapal milik AL AS yang masing-masing kapalnya memiliki dimensi panjang 332,8 m dan berat muatan penuh hingga 100.000 ton. Menurut Militarywatchmagazine, meski lebih kecil dari Kapal induk Nimitz class, kapal yang dibangun dengan dana sekitar 3 miliar Euro per tahun 2001 ini memiliki banyak kesamaan dengan Kapal induk Nimitz class dan mendapat manfaat dari dukungan AS selama masa pengembangannya.
Selain itu, sejumlah sumber informasi menuliskan bahwa Kapal induk Charles de Gaulle dinilai sebagai salah satu kapal induk bertenaga nuklir terbaik di luar kapal induk yang dimiliki oleh militer AS. Sejumlah operasi militer yang diikuti bersama negara-negara sekutunya juga telah membuktikan ketangguhannya sebagai kapal induk flagship AL Prancis ini. Charles de Gaulle memiliki sistem peluncur katapel uap identik yang hanya sedikit lebih kecil bila dibandingkan dengan sistem katapel uap yang digunakan oleh kapal-kapal induk dari Nimitz class milik AL AS untuk meluncurkan jet tempur F/A-18 Super Hornet dan pesawat angkut logistik C-2 Greyhound dari geladaknya.
2. Satu-satunya kapal induk bertenaga nuklir di luar AS saat ini

Menurut laman Nationalinterest, Kapal induk Charles de Gaulle merupakan satu-satunya kapal induk bertenaga nuklir yang operasional saat ini di luar armada kapal induk milik AL AS. Sejarah kapal induk bertenaga nuklir pertama milik AL Prancis tersebut telah ada sejak tahun 1980-an ketika Prancis memikirkan kapal pengganti untuk 2 kapal induknya yang dibuat pada tahun 1960-an yang bernama Clemenceau dan Foch. Desain yang dihasilkan adalah kapal induk bertenaga nuklir dengan dek miring (angled deck) dan sistem katapel uap untuk meluncurkan pesawat dari deknya. Desain dan konfigurasi kapal induk tersebut saat itu masih merupakan desain dan konfigurasi yang relatif baru yang memungkinkan peluncuran pesawat dalam jumlah yang lebih banyak secara bersamaan dan mampu meningkatkan keselamatan operasi udara yang diluncurkan dari kapal induk.
Charles de Gaulle ditenagai oleh dua reaktor nuklir Areva K15 pressurised water reactors (PWR) yang bahan bakarnya perlu diisi ulang setidaknya setiap 7 tahun sekali. Tenaga nuklir menjadikan radius tempur sebuah kapal induk secara teoritis menjadi tanpa batas. Sebagai informasi kapal induk terkenal AL Inggris dari kelas HMS Queen Elizabeth juga masih belum bertenaga nuklir. Rival militer barat seperti Rusia pun belum memiliki kapal induk bertenaga nuklir. Kapal induk Rusia, Admiral Kuznetsov masih memakai tenaga penggerak konvensional. Dilansir South China Morning Post, saat ini, militer China diduga sedang membangun kapal induk bertenaga nuklir yang dikenal denganType 004. Jika operasional nantinya maka China akan menjadi negara ketiga di dunia setelah AS dan Prancis yang mengoperasikan kapal induk bertenaga nuklir.
3. Jet tempur Rafale menjadi tulang punggung armada serangnya

Salah satu tujuan dari dibangunnya sebuah kapal induk adalah mampu dimuati jet-jet tempur yang menjadi ujung tombak kekuatan udara serta mampu diluncurkan dari berbagai tempat di samudra raya untuk menjangkau dan menghancurkan target musuhnya. Jet tempur yang menjadi ujung tombak kekuatan wing udara Kapal induk Charles de Gaulle adalah Rafale dari varian M yang didesain untuk dioperasikan dari atas geladak kapal induk. Rafale adalah jet tempur generasi ke-4 tercanggih asal Prancis buatan pabrikan Dassault dan dioperasikan oleh AU (varian B dan C) dan AL Prancis (Varian M). Jet tempur Rafale sudah terbukti handal dalam medan pertempuran sesungguhnya (combat proven). Charles de Gaulle mampu membawa sekitar 30 buah jet tempur Rafale.
Menurut Dassault-aviation, Rafale adalah jet tempur yang didesain untuk misi segala peran (omni-role) yang meliputi superioritas udara, serang darat, perlindungan udara, anti kapal permukaan, pengintaian hingga menjadi tanker taktis. Berkaitan dengan misinya tersebut, Rafale mampu membawa berbagai konfigurasi jenis senjata. Melihat kelebihan jet tempur buatan Prancis tersebut, sebagaimana dilansir The Jakarta Post, militer Indonesia tertarik untuk menjadikannya sebagai bagian kekuatan armada udara TNI AU di masa depan dan Kementrian Pertahanan telah menandatangani kontrak rencana pembelian 42 buah jet tempur Rafale dengan rencana waktu delivery pesawat pertamanya di tahun 2026. Selain Rafale, terdapat sejumlah skuadron helikopter untuk misi militer dan misi search and rescue (SAR) serta pesawat pengintai E-2C Hawkeye yang dibeli dari AS yang dioperasikan dari geladaknya.
4. Memiliki senjata bela diri mandiri mumpuni

Selain wing kekuatan udaranya yang terdiri atas sejumlah jet tempur Rafale, Kapal induk Charles de Gaulle juga memiliki senjata bela diri. Menurut Naval-technology, Charles de Gaulle memiliki 4 buah sistem peluncur rudal Sylver launchers yang masing-masing sistemnya terdiri atas 8 tabung peluncur vertikal rudal permukaan ke udara MBDA Aster 15. Kemudian ia juga memiliki 2 buah sistem peluncur rudal jarak dekat berpemandu sinar infra merah, masing-masing sistem peluncur tersebut tediri atas 6 tabung peluncur rudal Mistral. Pertahanan kapal lainnya adalah 8 buah canon Giat 20F2 dengan peluru kaliber 20mm dan 3 buah meriam artileri laut Nexter Narwhal dengan peluru kaliber 20mm
Selain sistem senjata bela diri tersebut, terdapat pengecoh rudal canggih dan sistem anti torpedo untuk melindungi kapal induk ini. Terdapat pula dua buah sistemThales ARBB 33 jammers yang dapat digunakan untuk mengacaukan sinyal radar musuh. Sejumlah sistem radar canggih dioperasikan di kapal induk ini baik sebagai radar peringatan dini terhadap ancaman serangan maupun untuk fungsi tracking mencari potensi ancaman dan posisi musuh di batas cakrawala.
5. Telah memiliki calon pengganti di masa depan

Setelah beroperasi sekitar 23 tahun, pihak AL Prancis telah memikirkan kapal induk pengganti Charles de Gaulle di masa yang akan datang yang memiliki teknologi canggih dan tentu saja sesuai dengan kondisi kebutuhan pertahanan yang semakin kompleks di masa yang akan datang. Naval-today melansir, pada tanggal 12 April 2022 lalu pihak AL Prancis melalui akun X resminya telah mempublikasikan video ilustrasi kapal induk generasi terbaru yang akan menggantikan Kapal induk Charles de Gaulle di tahun 2038 mendatang.
Pihak AL Prancis mengatakan, kapal induk pengganti yang dikenal dengan program Porte-avions de nouvelle génération (PANG) akan lebih besar dan lebih powerful dibandingkan dengan Kapal induk Charles de Gaulle saat ini serta akan ditenagai oleh reaktor nuklir yang akan menunjukkan eksistensi Prancis sebagai salah satu negara yang memiliki kekuatan maritim terkemuka di masa depan.
Semoga tulisan ini bisa menambah wawasan kamu mengenai salah satu kapal induk yang menjadi kekuatan maritim negara Prancis, ya!.