5 Fakta Common Green Darner, Bermigrasi Hingga 900 Kilometer Jauhnya!

- Beragam habitat penyebaran
- Perilaku migrasi yang menarik
- Kemampuan terbang yang luar biasa
Capung kecil yang ukurannya hanya 8 sentimeter ini bisa bermigrasi hingga ratusan kilometer jauhnya, lho. Mereka dikenal dengan nama common green darner. Spesies ini berada dalam famili Aeshnidae dan memiliki nama ilmiah Anax junius. Karena ada banyak jenis capung di dunia, kamu perlu tahu ciri khas mereka agar bisa mengidentifikasinya dengan mudah. Warna dadanya hijau polos tanpa corak. Jantan dewasa punya perut berwarna biru keunguan.
Sementara itu, jantan muda dan betina warna perutnya cenderung cokelat kemerahan. Tapi dalam beberapa kasus, ada betina yang perutnya mirip dengan warna perut jantan, ya. Sayap mereka bening dan akan berubah jadi kuning kecokelatan saat bertambah tua, khususnya pada betina. Setelah tahu ciri-cirinya, saatnya kenalan dengan mereka lebih jauh melalui penjelasan berikut ini.
1. Bisa ditemukan di berbagai habitat

Penyebaran common green darner berada di seluruh daratan Amerika Serikat dan bagian selatan Kanada. Terkadang, mereka bisa mencapai Panama, khususnya saat musim dingin. Ada juga populasi yang menghuni Hawaii dan Karibia. Animalia menginformasikan bahwa nimfa berkembang di danau, kolam dan aliran sungai.
Kamu juga akan melihat capung dewasa berkeliaran di dekatnya. Karena kemampuan terbangnya yang bagus, spesies ini juga mengunjungi padang rumput, hutan dan bahkan area perkotaan.
2. Mereka bermigrasi!

Bukan hanya burung yang bermigrasi, tapi capung juga melakukannya! Akan tetapi, penyebarannya yang luas dan perilaku migrasinya ternyata membuat peneliti kesulitan mempelajari seluruh siklus hidupnya. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa siklus hidup tahunan mereka mungkin terdiri dari tiga generasi. Apa saja itu?
Melansir iNaturalist, generasi pertama berada di bagian selatan wilayah penyebarannya ketika musim semi, mereka akan bermigrasi ke utara sepanjang musim semi dan musim panas. Sementara itu, generasi kedua berada di bagian utara ketika musim panas dan bermigrasi ke selatan di musim gugur. Lalu, generasi ketiga menetap di selatan selama musim dingin dan tidak bermigrasi.
3. Kemampuan terbangnya sangat bagus

Fakta sebelumnya menjelaskan bahwa common green darner bermigrasi. Tapi seberapa jauh? ini berkaitan dengan kemampuan terbangnya. Penelitian pada tahun 2019 menggunakan pemancar radio mini di wilayah Great Lakes dan melacaknya melalui Motus Wildlife Tracking System menunjukkan bahwa mereka bisa terbang dengan kecepatan 16 km/jam.
Dengan kecepatan itu, tidak heran ketika peneliti menempelkan pemancar radio mikro pada capung ini dan menemukan jarak tempuh migrasi hariannya. Common green darner bisa bermigrasi hingga 140 kilometer per hari, lho. Sementara itu, analisis isotip stabil pada spesies yang dikumpulkan antara Ontario hingga Meksiko pada musim gugur menunjukkan 90 persen capung bergerak ke selatan dengan jarak tempuh migrasi rata-rata 900 kilometer.
4. Apa yang dimakannya?

Kemampuan terbang yang baik sangat berkaitan dengan keberhasilan berburunya. Common green darner adalah pemburu udara yang terampil. Capung dewasa banyak mengonsumsi berbagai serangga terbang seperti lalat, nyamuk, ngengat, kupu-kupu, capung kecil dan lalat may. Berbeda lagi ketika masih jadi larva air, makannya serangga air kecil, ikan kecil dan kecebong, dilansir University of Minnesota.
5. Sistem perkawinan common green darner

Ketika musim kawin tiba, jantan akan terbang rendah di area basah untuk mencari betina. Proses kawinnya terjadi dalam posisi mating wheel, ini ketika ujung perut jantan enempel di kepala betina, lalu betina melengkungkan perutnya untuk mengambil sperma dari bagian perut jantan. Setelahnya, betina akan memutus ujung perutnya, tapi masih menempel pada jantan, dikutip dari laman National Park Service.
Pada posisi itu, betina meletakkan ratusan telur ke tanaman membusuk di air. Butuh waktu sekitar satu minggu sebelum telur menetas menjadi larva air. Mereka akan berganti kulit sampai belasan kali, lho. Proses terakhir, larva naik ke daratan dan menempel di tanaman. Keluar dari kulit lamanya dan berubah menjadi capung dewasa.
Hewan kecil satu ini memang tidak bisa diremehkan begitu saja. Mereka bisa bermigrasi hingga sejauh 900 kilometer! Sayangnya, kamu mungkin tidak bisa melihatnya di Indonesia kecuali pada kondisi tertentu. Misalnya, saat bermigrasi dan diterpa badai sehingga keluar dari jalur migrasinya. Sejauh ini, populasinya stabil sehingga diklasifikasikan sebagai least concern oleh IUCN.