Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Dresden Cathedral
potret Katedral Tritunggal Maha Kudus, Dresden (depan) atau yang lebih dikenal dengan nama Katedral Dresden (commons.wikimedia.org/Kolossos)

Intinya sih...

  • Katedral Dresden dibangun oleh arsitek dan pekerja Italia atas perintah Augustus III, penguasa wilayah Saxony.

  • Katedral ini berarsitektur Barok dengan interior yang memukau dan memiliki sejumlah lukisan fresco serta seni pahat patung khas Barok.

  • Katedral Dresden mengalami kerusakan parah di era Perang Dunia II, namun berhasil direstorasi dan memiliki sejumlah makam di ruang bawah tanahnya.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Katedral Tri Tunggal Mahakudus, Dresden atau yang lebih dikenal dengan nama Katedral Dresden adalah sebuah gereja Katolik Roma tempat kedudukan Uskup Keuskupan Dresden-Meissen. Katedral ini merupakan salah satu bangunan religius paling ikonik di Kota Dresden, Jerman dan merupakan salah satu bangunan peninggalan bersejarah di kota yang terkenal dengan kekayaan seni arsitektur bangunan dan budayanya tersebut.

Menurut laman Guide To Europe, Katedral Dresden, adalah salah satu bukti kekuatan dan kemegahan seni arsitektur Kota Dresden. Katedral tersebut pernah mengalami kerusakan parah di era Perang Dunia (PD) II ketika Sekutu melakukan pengeboman udara besar-besaran terhadap Kota Dresden, namun sama seperti kotanya, katedral tersebut berhasil direstorasi dari kehancuran dan berdiri kembali dengan megah hingga hari ini. Mengunjungi Katedral Dresden tak hanya sebuah perjalanan mengenai sejarah masa lalu saja namun juga perjalanan untuk menapaki relung-relung kesatuan antara seni, pengharapan dan kekuatan iman itu sendiri.

Ingin tahu lebih lanjut mengenai katedral yang dibangun dengan seni arsitektur Barok ini? Simak lima fakta menariknya berikut ini, yuk!

1. Pembangunannya melibatkan arsitek dan pekerja Italia

lukisan litografi dari sekitar tahun 1840 yang menggambarkan Katedral Dresden saat itu (commons.wikimedia.org/C. W. Arldt)

Menurut laman media online informasi Katolik Omnesmag, Katedral Dresden dibangun atas perintah Augustus III, penguasa wilayah Saxony (Elector of Saxony) dan Raja Polandia. Augustus III adalah seorang Katolik sedangkan mayoritas warga Dresden adalah Protestan, selain katedral megah yang ia bangun , Augustus III juga memberi dukungan untuk dibangunnya sebuah gereja Lutheran (protestan) yang dikenal dengan nama Frauenkirche (Church of Our Lady) yang dibangun antara tahun 1726 hingga tahun 1743.

Katedral Dresden sendiri dirancang dan didesain oleh arsitek Italia yang bernama Gaetano Chiaveri. Konstruksi pembangunannya berlangsung antara tahun 1739 hingga tahun 1755. Gereja ini diresmikan pada tanggal 29 Juni 1751 oleh Nunsius Apostolik untuk Polandia. Pada tahun 1964 statusnya ditingkatkan menjadi gereja ko-katedral dan pada tahun 1980 menjadi gereja katedral untuk Keuskupan Dresden-Meissen. Salah satu fakta unik dari gereja ini adalah dilibatkannya pekerja-pekerja dan seniman dari Italia. Restoran di seberang jalannya yang bernama "Italienisches Dörfchen" (desa Italia) merupakan pengingat akan para perajin Italia yang turut andil dalam membangun gereja ini.

2. Berarsitektur Barok

potret interior megah dan altar utama Katedral Dresden (commons.wikimedia.org/Dewi König)

Katedral Dresden dibangun dengan seni arsitektur Barok sebagaimana lazim ditemukan dalam berbagai seni rancang bangun bangunan-bangunan bersejarah di Kota Dresden yang dikenal pula sebagai kota seni Barok. Menurut laman Victoria and Albert Museum, Barok adalah gaya arsitektur dan seni yang megah, rumit dan kaya dengan ornamen. Berasal dari Italia dan berkembang pesat di Eropa pada abad ke-17 dan paruh pertama abad ke-18, serta menjadi gaya visual pertama yang memiliki dampak signifikan di seluruh dunia.

Dilansir laman World City Trail, Katedral Dresden adalah salah satu masterpiece dari seni arsitektur Barok. Interiornya menampilkan beragam elemen arsitektur dan artistik yang memukau. Altar utama katedral dirancang oleh seniman Balthasar Permoser dan merupakan masterpiece pahatan bergaya Barok dengan komposisinya yang dramatis sehingga menciptakan efek yang menakjubkan. Daya tarik lainnya, gereja ini memiliki sejumlah lukisan fresco dan seni pahat patung yang memiliki detail yang rumit khas seni Barok.

3. Mengalami kerusakan parah di era Perang Dunia II

potret Kota Dresden yang luluh lantak akibat pengeboman udara Sekutu saat PD II berkecamuk di Eropa (commons.wikimedia.org/German Federal Archive)

Katedral Dresden sempat mengalami kerusakan yang sangat parah dalam era PD II. Sebagaimana diketahui dari berbagai sumber sejarah yang ada, pada fase final PD II antara tanggal 13 hingga 15 Februari 1945 gelombang ratusan pesawat pengebom berat Avro Lancaster milik Royal Air Force (AU Inggris) dan pesawat pengebom B-17 Flying Fortress milik AS menghujani Kota Dresden dengan ribuan ton bom berdaya ledak tinggi dan bom bakar untuk menghancurkan industri senjata, pengolahan BBM dan jaringan rel kereta milik Nazi Jerman. Pengeboman tersebut meluluhlantakkan Kota Dresden dan menjadi kontroversi saat perang usai karena banyaknya korban jiwa yang jatuh (diperkirakan lebih dari 25.000 jiwa) meskipun terdapat target militer yang sah di kota tersebut

Menurut laman World city trail ,akibat pengeboman udara besar-besaran tersebut Katedral Dresden tak luput dari kerusakan parah, namun berkat upaya restorasi yang sangat cermat, gereja ini berhasil dikembalikan lagi kemegahan dan keindahannya. Sejumlah informasi menyebutkan bahwa katedral ini telah direstorasi pada tahun 1962 dan restorasi-restorasi lanjutan masih terus dilakukan hingga awal abad ke-21. Restorasi Katedral Dresden merupakan bukti ketangguhan dan komitmen masyarakat Dresden untuk melestarikan warisan budaya mereka.

4. Terdapat sejumlah makam di ruang bawah tanahnya

potret sejumlah makam di ruang bawah tanah (crypt) Katedral Dresden (commons.wikimedia.org/Kolossos)

Dengan denah lantai seluas hampir 4.800 meter persegi, Katedral Dresden juga merupakan gereja terbesar di wilayah negara bagian Saxony (Sachsen), Jerman. Ia telah berdiri melintasi abad dan menjadi saksi bisu perjalanan sejarah monarki Jerman di wilayah tersebut sejak masa lalu. Di bagian ruang bawah tanahnya (crypt) terdapat sarkofagus atau makam batu sejumlah anggota monarki dari sejarah masa lalu Jerman.

Menurut laman Dresden, ruang bawah tanah Katedral Dresden menyimpan sekitar 49 sarkofagus para pangeran dan raja dari Dinasti Wettin yang menjadi penguasa wilayah Saxony di masa lalu, beserta kerabat mereka. Di ruang bawah tanah ini juga terdapat makam organ hati dari Raja Augustus II yang dijuluki "Augustus the strong", sementara tubuhnya dimakamkan di Katedral Wawel, Polandia. Raja Augustus III dari Polandia juga dimakamkan di katedral Dresden ini dan merupakan salah satu dari sedikit Raja Polandia yang dimakamkan di luar Katedral Wawel di Krakow, Polandia.

5. Instrumen organnya salah satu yang terbaik Jerman

potret instrumen pipe organ buatan Gottfried Silbermann di Katedral Dresden (commons.wikimedia.org/Gabriel Dessauer)

Salah satu hal paling menarik dari setiap katedral bersejarah adalah instrumen pipe organnya yang digunakan sebagai instrumen musik utama untuk mengiringi lagu-lagu liturgi dalam perayaan Misa . Menurut laman Silbermann, instrumen organ Katedral Dresden dibuat oleh salah satu pembuat organ paling terkemuka di Jerman yang bernama Gottfried Silbermann (1683-1753). Kehidupan dan karya-karyanya berkaitan erat dengan evolusi budaya musik pada periode Barok. Organ-organ karyanya dikenal sebagai "The true queens of instruments" dan masih dapat ditemukan di sejumlah gereja di Jerman saat ini.

Saat workshopnya membuat organ untuk Katedral Dresden, ia jatuh sakit dan mempercayakan mantan muridnya Zacharias Hildebrandt tanggung jawab untuk mengawasi pembuatan organ di Katedral Dresden. Ia meninggal di tahun 1753 sebelum organ untuk katedral tersebut diselesaikan seluruhnya di tahun 1755. Organ di Katedral Dresden adalah organ terbesar dan organ terakhir yang diproduksi oleh workshop pembuat organ Gottfried Silbermann saat Gottfried Silbermann masih hidup.

Bagaimana apakah tertarik untuk mengunjungi gereja katedral bersejarah dan indah ini ketika nanti ada kesempatan untuk bewisata ke Jerman?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team