Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Sejarah Mezquita-Catedral de Cordoba, Masjid yang Jadi Katedral

Interior Mezquita-Catedral di Cordoba, Spanyol (pexels.com/JOSE GALLARDO)
Intinya sih...
  • Kuil Romawi dan gereja Visigoth
  • Masjid Agung Córdoba oleh Abd al-Rahman I
  • Penambahan gereja di tengah masjid oleh Raja Carlos V

Di jantung kota Cordoba, Spanyol, berdiri sebuah bangunan yang tak hanya megah secara visual, tapi juga sarat makna sejarah: Mezquita-Catedral de Cordoba. Dari namanya saja kita sudah bisa menebak ada sesuatu yang tidak biasa. Bagaimana mungkin sebuah bangunan bisa menjadi masjid dan katedral sekaligus? Kisah di baliknya adalah cermin dari ratusan tahun sejarah, konflik, dan toleransi di Semenanjung Iberia. Dan percayalah, ini bukan bangunan biasa—ini adalah tempat di mana lengkungan Islam dan altar Katolik hidup berdampingan. Berikut fakta sejarah menarik tentang bangunan menakjubkan ini!

1. Awalnya kuil Romawi, lalu jadi gereja Visigoth

Mezquita-Catedral de Cordoba dari lorong jalanan (pexels.com/Recep Tayyip Çelik)

Sebelum menjadi masjid atau katedral, situs ini dulunya adalah kuil Romawi untuk dewa Janus. Setelah Kekaisaran Romawi runtuh, bangsa Visigoth mengubahnya menjadi gereja Kristen bernama Basilica of San Vicente sekitar abad ke-6. Sisa-sisa dari era ini masih bisa ditemukan dalam bagian arkeologis kompleks Mezquita hari ini. Jadi, bahkan sebelum Islam datang, tempat ini sudah punya sejarah panjang sebagai lokasi ibadah.

2. Diubah menjadi masjid agung oleh pangeran Abd al-Rahman I

Pilar-pilar di Mezquita-Catedral de Cordoba (pexels.com/ Zekai Zhu)

Ketika Muslim Umayyah datang ke Cordoba, mereka mengubah bangunan ini menjadi masjid. Pangeran Abd al-Rahman I, yang selamat dari pembantaian Dinasti Abbasiyah di Timur Tengah, melarikan diri ke Spanyol dan membangun Masjid Agung Córdoba pada tahun 784 M. Desainnya khas dengan ratusan kolom dan lengkungan tapal kuda yang membentuk ‘hutan batu’ di dalamnya. Masjid ini sempat menjadi salah satu tempat ibadah terbesar di dunia Islam kala itu.

3. Terus diperluas selama masa kejayaan kekaisaran Islam

Mihrab di dalam Mezquita-Catedral de Cordoba (pexels.com/Gu Bra)

Masjid ini tidak selesai dalam satu masa, bahkan perluasannya memakan waktu hingga 200 tahun. Penguasa-penguasa setelah Abd al-Rahman--terutama Al-Hakam II dan Al-Mansu--terus memperluas bangunan hingga mencakup lebih dari 23.000 meter persegi. Salah satu bagian paling menakjubkan adalah mihrab (ceruk penunjuk arah kiblat) yang dihiasi mosaik berlapis emas yang dikirim langsung dari Kekaisaran Bizantium.

4. Dikonversi menjadi gereja tahun 1236

Dinding eksterior Mezquita-Catedral de Cordoba, Spanyol (pixabay.com/ptrabattoni)

Ketika pasukan Kristen merebut Cordoba dalam masa Reconquista, Raja Ferdinand III langsung mengubah masjid menjadi katedral Katolik. Tapi anehnya, sebagian besar struktur masjid tetap dipertahankan. Bukannya diruntuhkan, arsitektur Islamnya justru dipakai sebagai fondasi gereja. Selama berabad-abad, orang beribadah di altar Katolik yang dikelilingi kolom dan lengkungan khas masjid.

5. Gereja baru disisipkan di tengah masjid atas izin Raja Carlos V

Interior Mezquita-Catedral di Cordoba, Spanyol (pixabay.com/Vitoolariaga)

Perubahan besar terjadi pada abad ke-16 ketika Raja Carlos V memberikan izin kepada otoritas gereja untuk membangun ruang ibadah yang lebih besar di tengah struktur masjid. Alih-alih membongkar seluruh bangunan lama, mereka memilih pendekatan berbeda. Sebuah gereja bergaya Renaissance disisipkan langsung ke dalam ruang utama masjid, tepat di tengah aula dengan kolom-kolom batu yang megah.

Untuk membuat ruang bagi altar, nave, dan kubah tinggi bergaya Kristen, sebagian kolom dan atap datar masjid terpaksa dihancurkan. Namun, sebagian besar arsitektur Islam yang mengelilinginya tetap dibiarkan berdiri, menciptakan pemandangan yang unik sekaligus kontras—seolah gereja muncul begitu saja di dalam masjid, menyatu tapi tak sepenuhnya melebur. Hasil akhirnya membingungkan sekaligus menakjubkan: satu bangunan, dua jiwa.

6. Sekarang jadi katedral Katolik dan situs UNESCO

Mezquita-Catedral de Cordoba dari kejauhan (pixabay.com/Makalu)

Pada abad ke-13, bangunan ini menjadi katedral Katolik aktif, dan sejak 1984 diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO. Ini adalah satu dari sedikit bangunan di dunia di mana kamu bisa melihat mihrab Islam dan altar Katolik hanya beberapa meter terpisah. Kombinasi arsitekturnya sangat unik dan tak bisa ditemukan di tempat lain. Mezquita-Catedral juga menjadi daya tarik utama turis di Spanyol bagian selatan.

Mezquita-Catedral de Cordoba bukan sekadar bangunan, tapi simbol sejarah panjang antara Islam dan Kristen di Eropa. Di tempat ini, kamu tidak hanya melihat keindahan arsitektur, tapi juga bisa merasakan bagaimana waktu, budaya, dan kekuasaan bertabrakan lalu membentuk warisan yang luar biasa. Kalau kamu ke Spanyol, tempat ini wajib masuk daftar kunjungan!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us