Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi Bulan (pexels.com/Dom Le Roy)

Bulan merupakan satu-satunya satelit alami yang dimiliki oleh Bumi. Berbagai fenomena menarik kerap terekam di Bulan oleh misi-misi yang dikerahkan oleh NASA atau lembaga antariksa lainnya. Salah satu fakta menarik tentang Bulan ialah satelit alami tersebut ternyata sering mengalami gempa layaknya Bumi.

Rekaman aktivitas seismik di Bulan pertama kali dirilis oleh NASA dalam misi Apollo. Untuk mendeteksi adanya guncangan, NASA mengirim alat pendeteksi gempa atau seismometer melalui misi tersebut. Setelah diletakkan di permukaan Bulan, ilmuwan mendapat banyak sinyal aktivitas seismik. Untuk lebih jelasnya, yuk, simak fakta-fakta gempa bulan berikut ini!

1. Seismometer diletakkan di permukaan Bulan oleh astronaut dalam misi Apollo

ilustrasi pendaratan astronaut di Bulan (pexels.com/Pixabay)

Untuk mendeteksi adanya gempa, tentu ilmuwan membutuhkan alat yang dinamakan seismometer. Pada 1969 hingga 1972, astronaut yang tergabung dalam misi Apollo menyebarkan lima seismometer di sejumlah titik permukaan Bulan. Mengutip dari European Union, seismometer pertama diletakkan di Bulan oleh Neil Armstrong dan Buzz Aldrin saat mereka menjalankan misi Apollo 11.

Adapun, alat pendeteksi gempa tersebut beroperasi di Bulan hingga 1977. Para ilmuwan memantau aktivitas seismik yang terekam melalui seismometer dari Bumi. Mereka terus mengumpulkan data dan mempelajarinya.

2. Lebih dari 12 ribu gempa terekam di Bulan hingga 1977

ilustrasi Bulan (pexels.com/Chris Pelser)

Seismometer yang sudah disebar di beberapa titik di Bulan aktif merekam aktivitas seismik hingga 1977. Dilansir Science Direct, seismometer Apollo telah mencatat lebih dari 12 ribu moonquake di Bulan. Selain itu, mengutip dari Britannica, setidaknya 600 hingga 3 ribu gempa terdeteksi per tahunnya selama pengoperasian. Hal itu menunjukkan bahwa gempa marak terjadi di Bulan.

3. Kekuatan gempa di Bulan cenderung lebih kecil dari Bumi

ilustrasi Bulan (pexels.com/Guy)

Jika dibandingkan dengan yang terjadi di Bumi, kekuatan gempa di Bulan cenderung lebih kecil. Dilansir Science Direct, kekuatan guncangan di satelit alami Bumi ini berkisar antara magnitudo 3 hingga 5. Beberapa di antaranya terjadi berulang kali ketika memasuki fase pasang surut akibat gravitasi Bumi. Jadi, bisa disimpulkan bahwa salah satu penyebab moonquake adalah karena gravitasi Bumi.

4. Terdeteksi empat jenis gempa di Bulan

ilustrasi Bulan (pexels.com/SevenStorm JUHASZIMRUS)

Selama misi Apollo berjalan, ilmuwan telah mendeteksi beberapa jenis gempa yang kerap melanda Bulan. Melalui data yang dikirimkan oleh seismometer Apollo, ditemukan bahwa gempa di satelit alami Bumi itu diklasifikasikan menjadi empat jenis:

  • gempa dalam,
  • gempa dangkal,
  • gempa termal, dan
  • gempa akibat hantaman meteorit.

Dilansir Space, gempa termal adalah jenis gempa yang disebabkan oleh perubahan suhu intens yang terjadi di Bulan saat mengalami transisi dari siang ke malam.

5. Gempa di Bulan masih sering terdeteksi hingga saat ini

ilustrasi Bulan (pexels.com/Rahul Singh)

Sejak misi Apollo pada 1970-an, belum ada lagi misi seismik yang diluncurkan ke Bulan. Aka tetapi, bukan berarti Bulan tidak lagi mengalami gempa sejak misi Apollo selesai. Menurut keterangan dari seorang ilmuwan senior di Pusat Studi Bumi dan Planet Smithsonian's National Air and Space, gempa masih sering terdeteksi di Bulan sampai saat ini. Hal itu lantaran adanya aktivitas penyusutan inti Bulan.

Ketika Bulan mengalami penyusutan, lempengan-lempengan yang berada di dalam struktur Bulan terdorong ke atas sehingga menimbulkan guncangan. Aktivitas penyusutan ini diperkirakan akan terus terjadi. Mengutip dari NASA, Bulan mengalami penyusutan sekitar 50 meter selama beberapa ratus juta tahun terakhir.

Selain itu, banyak faktor yang memengaruhi terciptanya gempa di Bulan, seperti gravitasi Bumi, hantaman meteorit, dan perubahan suhu yang intens. Oleh sebab itu, sama seperti Bumi, Bulan juga tidak bisa menghindar dari bencana yang dinamakan gempa. Menarik, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorYudha ‎