Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kota Victoria, British Columbia, Kanada
Kota Victoria, British Columbia, Kanada (unsplash.com/Kosuke Noma)

Intinya sih...

  • Victoria didirikan sebagai pos perdagangan bulu oleh Hudson's Bay Company pada tahun 1843 untuk mengamankan kepentingan Inggris di wilayah yang berpotensi menjadi sengketa dengan Amerika Serikat.

  • Kota Victoria mengalami ledakan pertumbuhan sebagai pusat pasokan utama karena demam emas di Sungai Fraser, dan akhirnya diresmikan sebagai kota mandiri pada tahun 1862.

  • Kota Victoria menjadi pusat politik dan pemerintahan abad ke-19, ditetapkan sebagai ibu kota Koloni Pulau Vancouver pada tahun 1849, dan berhasil mempertahankan statusnya sebagai ibu kota koloni yang bersatu saat Koloni Pulau Vancouver dan Koloni British Columbia digabungkan pada tahun 1866.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bayangkan sebuah kota di ujung barat Kanada dengan udara sejuk dan suasana damai, tempat pengaruh era Victoria masih terasa kuat hingga sekarang. Itulah Victoria, ibu kota British Columbia, yang dikenal dengan julukan “Lebih Inggris daripada Inggris.” Saat tiba di sana, kamu akan melihat deretan bangunan bergaya klasik, taman-taman rapi, dan suasana kota yang kental dengan sejarah kolonial Inggris.

Jejak abad ke-19 masih terjaga di Victoria. Dari benteng kayu pertama hingga masa demam emas yang mengubah wajah kota, sejarahnya tetap hidup dalam keseharian warganya. Penasaran? Lima fakta berikut akan menunjukkan bagaimana pesona lama era Victoria tetap bertahan hingga kini.

1. Didirikan sebagai pos perdagangan bulu oleh Hudson's Bay Company (HBC) pada tahun 1843

Ilustrasi Benteng Victoria, Kanada tahun 1851 (commons.wikimedia.org/Marcus Lowther)

Victoria tidak lahir secara kebetulan, melainkan merupakan hasil perhitungan strategis Hudson’s Bay Company (HBC) pada tahun 1843. Dilansir laman Britannica, perusahaan dagang besar ini menguasai pulau tersebut dan membangun Benteng Camosun, yang kemudian berganti nama menjadi Benteng Albert lalu Benteng Victoria untuk menghormati ratu Inggris di lokasi kota yang sekarang.

Pembangunan benteng ini bertujuan untuk mengamankan kepentingan Inggris di wilayah yang berpotensi menjadi sengketa dengan Amerika Serikat, khususnya menjelang penentuan batas 49 derajat lintang utara. Benteng tersebut segera berkembang menjadi pusat ekonomi utama Inggris di Pantai Pasifik Utara. Banteng Victoria berfungsi sebagai tempat pengumpulan dan distribusi bulu binatang yang sangat menguntungkan.

Kawasan tempat benteng berdiri sebelumnya merupakan lahan terbuka milik masyarakat adat Lekwungen (Songhees), penduduk asli pesisir barat laut yang hidup dari laut, hutan, dan hasil bumi. Dari wilayah itulah cikal bakal kota kolonial yang ambisius mulai tumbuh.

2. Mengalami ledakan pertumbuhan sebagai pusat pasokan utama karena demam emas di Sungai Fraser

Sungai Fraser, Kota Victoria (commons.wikimedia.org/Emma0mb)

Tahun 1858 tercatat sebagai titik balik paling dramatis dalam sejarah Kota Victoria. Dilansir laman Tourism Victoria, kabar penemuan emas di sungai Fraser menyebar seperti api, menarik puluhan ribu orang dari seluruh dunia, terutama prospektor dari California. Kota kecil Victoria, yang saat itu hanya memiliki beberapa ratus penduduk, mendadak kebanjiran pendatang.

Hanya dalam waktu dua bulan saja, populasi Victoria meledak hingga lebih dari 30.000 orang. Kota ini berfungsi sebagai gerbang utama dan pusat pasokan esensial bagi para penambang, tempat mereka wajib mendapatkan lisensi dan membeli semua peralatan sebelum menuju daratan. Lonjakan ekonomi dan populasi yang tiba-tiba ini memaksa Victoria untuk berkembang pesat, dan akhirnya diresmikan sebagai kota mandiri pada tahun 1862.

3. Kota Victoria menjadi pusat politik dan pemerintahan abad ke-19

Gedung Parlemen, Kota Victoria, Kanada (commons.wikimedia.org/Ikiwaner)

Sejak awal, Victoria sudah diposisikan sebagai pusat kekuasaan, bukan sekadar pelabuhan. Dilansir laman The Canadian Encyclopedia, kota ini secara resmi ditetapkan sebagai ibu kota Koloni Pulau Vancouver pada tahun 1849, menunjukkan peran pentingnya dalam administrasi Inggris di kawasan Pasifik. Pemerintahan kolonial berpusat di sini dan mengendalikan seluruh kebijakan di pulau tersebut.

Ketika Koloni Pulau Vancouver dan Koloni British Columbia di daratan digabungkan pada tahun 1866, Victoria berhasil mempertahankan statusnya sebagai ibu kota koloni yang bersatu. Keputusan ini menunjukkan dominasinya atas New Westminster di daratan, dan status tersebut berlanjut saat British Columbia bergabung dengan Kanada pada tahun 1871, menjadikan Victoria ibu kota provinsi hingga kini.

Kedudukan itu tetap terlihat hingga sekarang melalui kemegahan Gedung Parlemen yang dibangun pada akhir abad ke-19, pada masa pemerintahan Ratu Victoria di Inggris. Penyebutan nama sang ratu bukan karena beliau memerintah langsung di Kanada, melainkan karena wilayah ini saat itu masih berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Britania.

4. Warisan visual berupa bangunan megah Era Victoria

The Fairmont Empress Hotel, Kota Victoria, Kanada (commons.wikimedia.org/Heather Harvey)

Victoria memang dijuluki "Kota Taman," tapi pesona utamanya terletak pada arsitektur klasik yang megah. Kemakmuran mendadak dari gold rush dan peranannya sebagai pusat maritim menghasilkan modal besar untuk membangun struktur-struktur permanen bergaya khas Abad ke-19. Kota ini ingin menunjukkan bahwa ia adalah bagian penting dari Kerajaan Inggris.

Warisan visual ini mencakup landmark ikonik seperti Craigdarroch Castle, sebuah kastil megah yang dibangun oleh baron batu bara Robert Dunsmuir pada 1890-an, menunjukkan kekayaan luar biasa di masa itu. Tidak jauh dari sana, The Fairmont Empress Hotel, yang dibuka pada 1908, menjadi simbol kemewahan arsitektur Châteauesque, mengingatkan pengunjung pada masa keemasan pelayaran dan kekaisaran.

5. Rumah bagi Pecinan tertua di Kanada

Fan Tan Alley, Chinatown, Kota Victoria, Kanada (commons.wikimedia.org/Michal Klajban)

Keberagaman di Victoria sudah dimulai sejak lama, terutama di Pecinannya. Selama demam emas tahun 1858, Victoria menjadi titik pendaratan utama bagi ribuan imigran Tiongkok yang datang mencari peruntungan di tambang atau mencari pekerjaan baru. Komunitas yang terbentuk ini kemudian menempati sebuah distrik khusus.

Dilansir laman On This Spot, Chinatown Victoria diakui secara historis sebagai Pecinan tertua yang masih bertahan di Kanada. Di balik gang-gang sempit dan tersembunyi seperti Fan Tan Alley, tersimpan jejak kehidupan para imigran Tionghoa pada abad ke-19. Kawasan ini menjadi saksi bisu gelombang imigrasi di masa kolonial ikut membentuk dasar masyarakat multikultural yang khas di Victoria.

Inilah lima fakta menarik tentang bagaimana Victoria mempertahankan pesona klasiknya di tengah modernitas Kanada. Dari Gedung Parlemen yang megah hingga lorong sempit Chinatown, setiap sudut kota ini menyimpan kisah tentang ambisi dagang, demam emas, dan masa kejayaannya sebagai pusat kekuasaan. Jadi, siapkah kamu merasakan kembali pesona abad ke-19 yang masih terasa kuat di ujung barat Kanada?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team