Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Madinat al-Zahra, Spanyol
Madinat al-Zahra, Spanyol (commons.wikimedia.org/Kent Wang from Barcelona, Spain)

Intinya sih...

  • Proyek ambisius Khalifah Abd al-Rahman III

  • Dibangun tahun 936 M untuk menunjukkan kekuasaan Islam di Andalusia setara dengan Abbasiyah di Baghdad dan Bizantium di Konstantinopel.

  • Arsitektur baru dengan nama al-Zahra dari wanita kesayangan khalifah.

  • Arsitektur dan karya seni menawan

  • Tata ruang bertingkat, gaya arsitektur Arab, Romawi, Hispania lokal.

  • Lorong marmer, dinding ukiran, kolam reflektif, taman bergaya Persia simetris.

  • Pusat pemerintahan dan diplomasi And

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Arsitektur di masa lampau sering membuat kita tercengang. Bagaimana bangunan semegah dan seindah itu bisa dibangun di masa yang belum mengenal teknologi maju. Salah satunya adalah Madinat al-Zahra, kota istana megah di Andalusia yang kini hanya tersisa puing.

Situs Madinat al-Zahra terletak sekitar delapan kilometer dari Kota Cordoba, Spanyol. Menurut Britannica, kota ini dibangun tidak jauh dari Cordoba di Andalusia. Dahulu, Madinat al-Zahra bukan hanya tempat tinggal khalifah, tetapi juga pusat politik, budaya, dan diplomasi. Sayangnya, kota yang begitu masyhur ini musnah hanya dalam beberapa dekade. Berikut beberapa fakta sejarah Madinat al-Zahra.

1. Merupakan proyek ambisius Khalifah Abd al-Rahman III

Reruntuhan Madinat al-Zahra (commons.wikimedia.org/Roberto Chamoso G)

Pembangunan Madinat al-Zahra dimulai pada tahun 936 M atas perintah Khalifah Abd al-Rahman III yang baru saja memproklamasikan diri sebagai khalifah Umayyah di Cordoba. Ia ingin menunjukkan bahwa kekuasaan Islam di Andalusia setara dengan Abbasiyah di Baghdad dan Bizantium di Konstantinopel. Situs resmi Medinaazahara.org menyebutkan bahwa kota ini dibangun di lahan kosong dengan rancangan arsitektur yang benar-benar baru. Nama al-Zahra sendiri konon diambil dari nama seorang wanita kesayangan sang khalifah, meski asal-usulnya masih diperdebatkan.

2. Memiliki arsitektur dan karya seni menawan

Detail arsitektur Madinat al-Zahra yang megah (commons.wikimedia.org/Kent Wang from Barcelona, Spain)

Madinat al-Zahra dibangun dengan tata ruang bertingkat mengikuti kontur bukit. Bagian tertinggi ditempati istana dan aula resepsi, sementara di bagian bawah berdiri masjid, kantor pemerintahan, taman, hingga rumah para pejabat. Dilansir lamanTurismodecordoba.org, kota ini menampilkan gaya arsitektur yang memadukan elemen Arab, Romawi, hingga tradisi Hispania lokal. Kompleksnya dipenuhi lorong marmer, dinding ukiran, kolam reflektif, dan taman bergaya Persia yang simetris. Semua detail itu dirancang untuk mencerminkan kemewahan dan kebesaran kekuasaan khalifah.

3. Pernah jadi pusat pemerintahan dan diplomasi Andalusia

Gerbang rumah perdana menteri di Madinat al-Zahra (commons.wikimedia.org/R Prazeres)

Madinat al-Zahra bukan sekadar simbol kemegahan, tapi juga pusat administrasi dan diplomasi. Kota ini dilengkapi dengan sistem air, drainase, serta jaringan jalan yang modern pada zamannya. Selain sebagai tempat tinggal pejabat tinggi dan intelektual, di sinilah khalifah menerima utusan asing dan mengelola pemerintahan Andalusia. Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa Madinat al-Zahra bukan hanya kota istana, melainkan pusat budaya yang memperlihatkan kemajuan peradaban Islam di Eropa.

4. Musnah akibat perang saudara

Madinat al-Zahra: kota yang hilang di Andalusia (commons.wikimedia.org/Anna Maj Michelson)

Kemegahan Madinat al-Zahra tidak bertahan lama. Setelah wafatnya Abd al-Rahman III, Andalusia dilanda ketidakstabilan politik. Menurut UNESCO, pada tahun 1010 M terjadi perang saudara besar. Dalam konflik itu, Madinat al-Zahra dijarah, dibakar, dan dihancurkan oleh pasukan pemberontak. Dalam waktu singkat, kota megah ini rata dengan tanah. Selama berabad-abad kemudian, lokasi persisnya bahkan terlupakan, hingga hanya tersisa legenda tentang kota yang hilang.

5. Ditemukan kembali pada abad ke-20 dan jadi warisan dunia

Reruntuhan rumah megah Casa de la Alberca di Madinat al-Zahra (commons.wikimedia.org/Ana Rey)

Setelah berabad-abad terkubur, barulah pada abad ke-20 para arkeolog mulai menggali kembali situs ini. Penggalian arkeologi berhasil menemukan sisa-sisa istana, masjid, aula, dan taman yang dulu menjadi simbol kejayaan Andalusia. Kini, situs ini memiliki museum arkeologi modern untuk menyimpan temuan berharga dari lokasi penggalian. Pada 2018, UNESCO menetapkan Madinat al-Zahra sebagai Situs Warisan Dunia, menegaskan pentingnya kota ini dalam sejarah peradaban Islam dan dunia.

Madinat al-Zahra menjadi pengingat bahwa kejayaan bisa hadir seketika, tapi juga bisa runtuh dengan cepat. Meski hanya bertahan puluhan tahun, warisan sejarahnya tetap bercahaya sesuai dengan makna ‘Zahra’ yang berarti bersinar. Kota ini adalah bukti bahwa peradaban Islam di Eropa pernah berdiri megah, progresif, dan memikat dunia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team