Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Negara Bangladesh, Negeri Padat Penduduk dengan Polusi Tinggi

Dhaka, Bangladesh
Dhaka, Bangladesh (pexels.com/Kelly)
Intinya sih...
  • Bangladesh adalah negara terpadat di dunia, dengan kepadatan penduduk tertinggi per kilometer persegi.
  • Negara ini menghadapi masalah polusi udara yang parah, memicu penyakit pernapasan dan berdampak pada kesehatan jutaan warga.
  • Industri garmen Bangladesh menjadi tulang punggung ekonomi, meski tenaga kerja perempuan sering menghadapi tantangan hak dan keselamatan kerja.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bangladesh sering dikenal lewat hiruk pikuk ibu kota Dhaka, padatnya penduduk, dan banjir musiman yang jadi masalah tahunan. Negara di Asia Selatan ini memang menghadapi tantangan besar, mulai dari polusi udara hingga kepadatan ekstrem yang menekan kualitas hidup warganya. Tak heran kalau Bangladesh kerap jadi sorotan dunia dalam isu lingkungan dan sosial.

Namun di balik citra itu, Bangladesh punya sejarah panjang dan budaya yang kuat. Disebut “Tanah Sungai,” negara ini terbentuk dari delta besar Sungai Gangga dan Brahmaputra yang sekaligus jadi sumber kehidupan dan ancaman. Berikut beberapa fakta menarik tentang Bangladesh, mulai dari geografi dan ekonomi hingga upayanya melawan krisis lingkungan.

1. Negara terpadat yang didefinisikan oleh perairan

Dhaka, Bangladesh
Dhaka, Bangladesh (unsplash.com/Austin Curtis)

Bangladesh, dengan wilayah yang relatif kecil, menampung populasi sangat besar hingga menjadi salah satu negara dengan kepadatan penduduk tertinggi di dunia. Bayangkan, jutaan orang hidup dan beraktivitas di daratan yang sering terancam kenaikan permukaan laut. Tantangan ini memaksa masyarakatnya beradaptasi, mengelola sumber daya, dan membangun kehidupan efisien di tengah keterbatasan lahan.

Dilansir laman Worldometer, Bangladesh menempati peringkat kedelapan negara berpopulasi terbanyak, namun berada di puncak daftar negara terpadat jika dilihat dari jumlah penduduk per kilometer persegi. Konsentrasi populasi ini memberi tekanan besar pada infrastruktur dan layanan publik, serta memicu kemacetan kronis, terutama di kota besar seperti Dhaka. Akibatnya, setiap jengkal tanah memiliki nilai yang sangat tinggi.

2. Pejuang lingkungan melawan predikat paling berpolusi

Keraniganj, Dhaka, Bangladesh
Keraniganj, Dhaka, Bangladesh (pexels.com/Ariful Haque)

Isu polusi di Bangladesh, khususnya udara, telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Kabut asap beracun yang menyelimuti kota-kota besar Asia Selatan saat musim dingin sering menjadikan negara ini sorotan media internasional. Polusi tersebut bukan hanya berasal dari asap kendaraan, tapi juga campuran emisi industri, debu konstruksi, dan pembakaran limbah.

Dilansir laman Reuters, Bangladesh beberapa kali dinobatkan sebagai negara dengan kualitas udara terburuk di dunia, jauh di atas batas aman WHO. Tingginya polusi udara berdampak langsung pada kesehatan jutaan warga dan memicu penyakit pernapasan. Pemerintah bersama berbagai organisasi kini berupaya menerapkan standar emisi lebih ketat serta mengendalikan sumber polusi dari industri dan kendaraan.

3. Kekuatan ekonomi yang ditopang industri garmen global

Pekerja perempuan di lini produksi sebuah pabrik garmen di Bangladesh
Pekerja perempuan di lini produksi sebuah pabrik garmen di Bangladesh (commons.wikimedia.org/Tareq Salahuddin)

Meski menghadapi tantangan kepadatan dan lingkungan, Bangladesh berhasil menunjukkan diri sebagai kekuatan ekonomi tangguh, terutama di sektor manufaktur. Industri garmen menjadi tulang punggung ekonomi, mempekerjakan jutaan orang dan menyumbang devisa besar. Produk pakaian asal Bangladesh kini hadir di hampir setiap toko ritel dunia.

Dilansir laman Ms. Magazine, industri pakaian siap pakai Bangladesh merupakan eksportir terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok, menyediakan produk untuk merek-merek global terkemuka. Keberhasilan ekonomi ini dibangun di atas tenaga kerja yang sangat besar, dengan lebih dari 3,5 juta orang bekerja di industri garmen dan sekitar 88 persen di antaranya adalah perempuan.

Sayangnya, tenaga kerja yang didominasi perempuan ini sering menghadapi tantangan terkait hak dan keselamatan kerja. Peringatan tragedi seperti runtuhnya Rana Plaza terus mendorong upaya reformasi global demi memastikan lingkungan kerja yang lebih aman dan adil.

4. Negeri enam musim dan geografi unik sundarbans

Dhaka, Bangladesh
Dhaka, Bangladesh (commons.wikimedia.org/Tarunno)

Secara geografis, Bangladesh menawarkan keunikan yang jarang dimiliki negara lain. Selain dikenal sebagai delta sungai, negara ini juga memiliki iklim yang terbagi menjadi enam musim, tidak hanya empat seperti di banyak belahan dunia. Dilansir laman Discovery, pembagian musim ini mencakup musim panas (grisma), musim hujan (barsa), musim gugur (sharat), akhir musim gugur (hemanta), musim dingin (shit), dan musim semi (basanta).

Menurut laman UNESCO World Heritage Centre, Bangladesh juga menjadi rumah bagi hutan bakau terbesar di dunia, yaitu Sundarbans, yang menjadi habitat bagi Harimau Benggala Kerajaan. Ekosistem ini berperan penting dalam menstabilkan garis pantai dan melindungi daratan dari terjangan badai, meski daerah dataran rendahnya kerap menghadapi ancaman banjir bandang dan siklon tropis setiap tahun.

5. Sejarah kemerdekaan yang relatif baru dan jati diri bahasa

Warga berkumpul di Dohar, Dhaka, untuk merayakan hari kemerdekaan Bangladesh Liberation War dan proklamasi kemerdekaan pada 16 Desember 1971
Warga berkumpul di Dohar, Dhaka, untuk merayakan hari kemerdekaan Bangladesh Liberation War dan proklamasi kemerdekaan pada 16 Desember 1971 (commons.wikimedia.org/Press Information Department)

Identitas Bangladesh modern dibentuk oleh perjuangan panjang yang berpuncak pada kemerdekaannya yang relatif baru pada tahun 1971. Kisah kemerdekaan ini bukan hanya tentang pemisahan politik, tetapi juga tentang perjuangan untuk mempertahankan identitas linguistik dan budaya Bengali yang tertindas. Bahasa Bengali (Bangla) adalah jantung dari identitas nasional mereka.

Dilansir laman Britannica, kemerdekaan Bangladesh adalah hasil dari Perang Pembebasan Bangladesh tahun 1971, yang meletus setelah ketidakpuasan politik dan diskriminasi bahasa dan ekonomi oleh Pakistan Barat memuncak. Konflik tersebut melibatkan pasukan Pakistan Barat dan Mukti Bahini (Pasukan Pembebasan Bangladesh), yang didukung oleh India, dan secara resmi berakhir pada 16 Desember 1971. Tanggal ini diperingati sebagai Hari Kemenangan, menandai lahirnya negara berdaulat Bangladesh.

Bangladesh menunjukkan bahwa kemajuan dan tantangan bisa berjalan beriringan. Di tengah tekanan kepadatan, polusi, dan krisis iklim, negara ini tetap tumbuh lewat ketangguhan masyarakatnya. Upayanya menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dengan keadilan sosial dan kelestarian lingkungan menjadi cerminan perjuangan sebuah bangsa untuk terus maju.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us

Latest in Science

See More

Lukisan Ekspresionisme: Pengertian, Sejarah, dan Ciri-Ciri

23 Okt 2025, 10:00 WIBScience