Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Malta, Negara Penerima Medali Keberanian dari Raja Inggris

Negara Malta
potret Marsaxlokk, desa nelayan tua di Malta yang menjadi objek wisata penting di pulau tersebut (unspalsh.com/Calin Stan)
Intinya sih...
  • Malta memajang penghargaan keberanian di benderanya sebagai simbol perlawanan mereka selama Perang Dunia II.
  • Negara ini tidak memiliki sungai atau danau permanen, bergantung pada sumur bawah tanah dan desalinasi untuk air.
  • Bahasa resmi Malta, Maltese, merupakan campuran Arab, Italia, dan Inggris yang unik dan istimewa.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Di tengah Laut Mediterania, terdapat negara kepulauan mungil bernama Malta yang memadukan keindahan alam, sejarah panjang, dan budaya yang kaya. Meski ukurannya kecil, perannya dalam sejarah dunia cukup besar, bahkan rakyatnya pernah dianugerahi Medali George oleh Raja Inggris sebagai simbol keberanian mereka di masa perang.

Namun, pesona Malta tidak hanya terletak pada cerita heroiknya. Negara ini dipenuhi keunikan yang membuatnya berbeda dari negara lain, mulai dari situs purbakala yang lebih tua dari piramida Mesir, bahasa yang terbentuk dari perpaduan tiga pengaruh budaya, hingga fenomena keseharian yang mengundang rasa penasaran. Yuk, kita jelajahi lima fakta paling unik tentang Malta.

1. Bendera dengan medali keberanian

Negara Malta
bendera Malta dengan George Cross di sudut kiri atas (commons.wikimedia.org/File history)

Malta adalah salah satu dari sedikit negara di dunia yang memajang penghargaan keberanian di benderanya. Selama Perang Dunia II, posisinya yang strategis di Laut Mediterania membuat Malta menjadi sasaran utama serangan udara berkepanjangan dari Jerman dan Italia. Pulau kecil ini mengalami masa pengepungan yang parah, dengan pasokan pangan, obat-obatan, dan amunisi yang sangat terbatas. Meski demikian, rakyat Malta tetap bertahan dan menolak menyerah, menunjukkan semangat juang yang menginspirasi dunia.

Sebagai pengakuan atas keberanian kolektif tersebut, Raja George VI dari Inggris menganugerahkan George Cross kepada seluruh rakyat Malta pada 15 April 1942. Penghargaan sipil tertinggi di Kerajaan Inggris itu kemudian diabadikan secara permanen di sudut kiri atas bendera nasional Malta. Hingga kini, simbol tersebut menjadi pengingat abadi akan keteguhan dan pengorbanan rakyat Malta di masa perang.

2. Tidak punya sungai atau danau permanen

Negara Malta
potret laut biru Malta, diolah jadi sumber air lewat desalinasi (unspalsh.com/Mike Nahlii)

Malta adalah negara kepulauan yang unik karena sama sekali tidak memiliki sungai atau danau yang mengalir sepanjang tahun. Kondisi ini disebabkan oleh kombinasi iklim Mediterania yang kering di musim panas dan struktur geologinya yang sebagian besar tersusun dari batu kapur berpori. Akibatnya, air hujan cepat meresap ke dalam tanah, membuat aliran permukaan bersifat musiman dan sering kali kering di sebagian besar waktu. Untuk memenuhi kebutuhan air, Malta mengandalkan sumur bawah tanah dan fasilitas desalinasi (proses menghilangkan garam dan mineral lain dari air asin untuk menghasilkan air tawar) modern.

3. Bahasa campuran Arab, Italia, dan Inggris

Negara Malta
potret papan nama jalan di Malta yang mencerminkan warisan bahasa campuran (commons.wikimedia.org/Frank Vincentz)

Bahasa resmi Malta adalah Maltese (Malti), sebuah bahasa yang terbentuk dari perpaduan tiga pengaruh utama: Arab, Italia, dan Inggris. Akar bahasanya berasal dari Siculo-Arabic, dialek Arab yang berkembang di wilayah Sisilia dan Malta pada abad pertengahan. Seiring pergantian kekuasaan, pengaruh bahasa Italia, terutama dari Sisilia, menambah banyak kosakata, khususnya dalam bidang hukum, kuliner, dan seni. Saat Malta berada di bawah kekuasaan Inggris, istilah-istilah modern dari bahasa Inggris mulai masuk, memperluas kosakata dalam bidang teknologi, pendidikan, dan administrasi.

Yang membuat Maltese istimewa adalah kemampuannya mempertahankan struktur tata bahasa Semit, sambil mengadopsi ribuan kata dari dua rumpun bahasa lain. Hal ini menjadikan Maltese terdengar unik, sekaligus memiliki nuansa yang akrab bagi penutur Arab, Italia, maupun Inggris.

4. Kuil batu lebih tua dari Piramida Mesir

Negara Malta
potret kuil megalitik Ħaġar Qim, situs bersejarah yang lebih tua dari Piramida Mesir (unsplash.com/Eva Darron)

Jauh sebelum Piramida Mesir berdiri, Malta sudah memiliki Ħaġar Qim, kompleks kuil batu megalitik yang dibangun sekitar 3600–3200 SM. Angka ini menjadikannya salah satu bangunan tertua di dunia yang masih berdiri hingga kini. Terletak di puncak bukit dengan pemandangan Laut Mediterania, kuil ini adalah perpaduan antara keindahan arsitektur dan kecerdasan teknis masyarakat Neolitik.

Balok-balok batu kapur besar disusun tanpa roda atau peralatan logam, namun mampu membentuk ruang-ruang yang simetris dan monumental. Lebih dari itu, orientasi kuil ini dirancang agar sejalan dengan fenomena astronomi seperti titik balik matahari, menunjukkan bahwa peradaban kuno Malta memiliki pengetahuan astronomi yang maju.

5. Negara kecil dengan mobil menumpuk

Negara Malta
potret jalanan padat mobil di Valletta, ibu kota Malta (pexels.com/Efrem Efre)

Dengan luas wilayah hanya 246 km², Malta termasuk salah satu negara terkecil di dunia. Namun, kecilnya ukuran tidak berarti sedikit kendaraan. Data per Juni 2024 menunjukkan ada 440.163 kendaraan bermotor terdaftar di negara ini. Jika dibandingkan dengan populasi sekitar 563 ribu jiwa, rasio kepemilikannya mencapai 78 kendaraan per 100 penduduk, angka yang terbilang sangat tinggi untuk negara sekecil Malta.

Mobil penumpang mendominasi dengan porsi 74,4% dari total kendaraan. Di jalan-jalan sempit khas kota tua Malta, kondisi ini membuat pemandangan mobil yang “menumpuk” di mana-mana menjadi hal biasa. Pemandangan ini menjadi kontras antara pesona sejarah Malta yang tenang dan lalu lintas modern yang padat.

Dari medali keberanian yang menghiasi benderanya hingga bahasa yang lahir dari pertemuan tiga budaya, Malta menunjukkan bahwa sebuah negara kecil mampu menyimpan warisan besar yang menginspirasi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us