Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
patung lilin Marie Tussaud di Museum Madame Tussauds Viena (commons.wikimedia.org/Cobra Fast)
patung lilin Marie Tussaud di Museum Madame Tussauds Viena (commons.wikimedia.org/Cobra Fast)

Madame Tussauds dikenal sebagai nama museum yang mengoleksi patung lilin dari berbagai tokoh ternama di dunia. Nama museum ini diambil dari nama tokoh nyata, yakni pendirinya sendiri. Marie Grosholtz, yang kemudian dikenal sebagai Madame Tussaud, merupakan seorang pematung lilin ternama di masanya. Apa saja fakta menarik dari kehidupan Marie yang menjadi sejarah berdirinya museum Madame Tussauds? Berikut pembahasannya.

1. Berguru pada seorang ahli anatomi lilin

patung lilin yang menampilkan Madame Tussaud sedang bekerja (commons.wikimedia.org/Hmvh)

Sejarah museum Madame Tussauds diawali dengan Marie Grosholtz yang belajar membuat patung lilin. Wanita yang lahir di Strasbourg, Prancis ini belajar pada seorang ahli anatomi lilin asal Swiss, yang mempekerjakan ibunya sebagai asisten rumah tangga. Di tahun 1770, Marie mulai belajar pada Dr Philippe Curtius, saat usianya masih sembilan tahun.

Dr Philippe Curtius awalnya hanya membuat model lilin anatomi tubuh manusia sebagai alat peraga dalam praktek medis. Namun ia akhirnya beralih membuat patung lilin sebagai seni. Ia mengajari Marie membuat patung lilin, dan kemudian mempekerjakan Marie sebagai karyawan. Marie pun berhasil membuat patung lilin pertamanya pada tahun 1777. Dilansir The Archive, patung lilin pertama karya Marie merupakan patung seorang filsuf Prancis, Voltaire.

2. Pernah dijebloskan ke dalam penjara

patung lilin Madame Tussaud yang sedang bekerja (commons.wikimedia.org/Herb Neufeld)

Saat berusia tujuh belas tahun, Marie Grosholtz mulai bekerja di istana Versailles. Ia mengajar sebagai guru privat seni untuk adik perempuan Raja Louis XVI, Madame Élisabeth. Keahlian Marie dalam membuat patung lilin dan pekerjaannya di istana Versailles, membawa Marie masuk ke ranah masyarakat kelas atas Paris.

Sayangnya, di masa revolusi Prancis, memiliki patung lilin tokoh-tokoh yang tidak disukai masyarakat Prancis dianggap sebagai hal yang ilegal. Karena bekerja di istana Versailles dan memiliki patung lilin tersebut, Marie dianggap berpihak pada kerajaan. Ia lalu ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara.

Madame Tussauds London melansir bahwa Marie dan ibunya dijebloskan ke dalam penjara Laforce, Paris, tahun 1793. Marie kemudian dibebaskan dari penjara, namun dipaksa untuk membuktikan kesetiaannya pada pihak revolusi. Ia diharuskan membuat cetakan lilin ataupun topeng dari kepala bangsawan dan orang-orang yang dieksekusi.

3. Ditugaskan membuat replika lilin kepala orang yang mati dipenggal

ilustrasi Jean-Paul Marat yang tewas terbunuh (commons.wikimedia.org/Mhurley197)

Di awal karirnya, Marie Grosholtz membuat patung lilin dari tokoh-tokoh terkenal dan para bangsawan. Namun, ia akhirnya ditugaskan membuat replika kepala dari orang yang sudah mati. Pasalnya, replika yang disebut sebagai topeng kematian ini, dicetak dari kepala orang-orang yang mati dipenggal selama periode revolusi Prancis.

Marie akan hadir pada acara eksekusi yang dilakukan di muka umum. Setelah eksekusi selesai, ia segera mengambil kepala yang telah terpenggal, dan mencetak replika lilinnya. Dilansir Atlas Obscura, Marie duduk di tangga panggung eksekusi, meletakkan kepala yang masih bersimbah darah di pangkuannya, sembari mencetak wajah orang tersebut. Beberapa tokoh terkenal yang kepalanya dibuatkan replika lilin oleh Marie setelah dipenggal adalah Raja Louis XVI dan Ratu Marie Antoinette.

Tak hanya orang yang mati di penggal, Marie juga pernah membuat replika lilin dari wajah Jean-Paul Marat, yang merupakan politikus dan tokoh revolusi Prancis. Marat tewas dibunuh saat berada di bak mandi. Dilansir The Guardian, setelah Marat terbunuh, Marie segera dipanggil ke lokasi untuk mencetak wajah Marat, sementara badannya mulai membusuk.

4. Mengubah nama menjadi Marie Tussaud

plakat nama Madame Tussaud (commons.wikimedia.org/Megalit)

Mentor yang membimbing Marie, Dr Philippe Curtius, meninggal pada tahun 1794. Ia mewariskan seluruh koleksi patung lilinnya kepada Marie. Di tahun 1795, setahun setelah Curtius meninggal, Marie menikah dengan seorang insinyur bernama François Tussaud.

Setelah menikah, Marie mengubah namanya menjadi Marie Tussaud, dan dipanggil sebagai Madame Tussaud, yang berarti Nyonya Tussaud. Dilansir The Archive, dari pernikahannya ini, Marie dikaruniai tiga orang anak, namun hanya dua anak yang bertahan hidup. Sayangnya, Marie menikahi seorang laki-laki yang pemalas dan boros. Hal ini membuat Marie pergi meninggalkan suaminnya. 

5. Membuka museum patung lilin pertama di London

patung lilin Madame Tussaud (commons.wikimedia.org/Edelmauswaldgeist)

Setelah revolusi Prancis berakhir, pada tahun 1802 Madame Tussaud memutuskan untuk pindah ke Inggris. Ia meninggalkan suaminya yang pemboros, dan membawa serta kedua anaknya. Madame Tussaud juga membawa banyak koleksi patung lilinnya ke Inggris. Setiba di Inggris, untuk mencari nafkah, Madame Tussaud mengadakan pameran dan pertunjukan keliling.

Madame Tussaud berkelana ke berbagai penjuru Inggris dan mengadakan pameran, sebelum akhirnya memiliki cukup uang untuk membangun museumnya sendiri. Setelah tiga puluh tiga tahun pindah dan berkeliling ke seluruh Inggris, Madame Tussaud berhasil membuka museum permanennya. Ia membuka museum dan menamainya Madame Tussauds di London, tepatnya di Baker Street. Pada tahun 1884, cucu Madame Tussaud memindahkan lokasi museum ke Marylebone Road, yang masih berdiri hingga saat ini.

Walau memiliki kemampuan dan kesabaran dalam menghasilkan karya patung lilin yang indah, Madame Tussaud juga mengalami berbagai pengalaman yang tak menyenangkan sepanjang karirnya. Namun pada akhirnya, kegigihan dan kerja keras membawanya pada kesuksesan, dan karyanya dapat dinikmati sebagai visualisasi sejarah oleh banyak orang di Museum Madame Tussauds yang ada di seluruh dunia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team