Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kannauj
Kota Kannauj (instagram.com/thebharatbroad)

Intinya sih...

  • Kannauj, Kota Parfum di India

  • Sejarah parfum di Kannauj sejak abad ke-7

  • Metode tradisional pembuatan attar dan pergeseran minat ke parfum modern

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Apa yang terlintas dalam pikiranmu tentang negara India? Mungkin kamu akan teringat dengan kulinernya yang kaya akan rempah atau artis bollywood seperti Shahrukh Khan dan Kajol. Siapa sangka, di India ada satu kota yang terkenal akan semerbak wangi parfum bernama Kota Kannauj. Kannauj seringkali disebut sebagai Perfume Capital of India atau pusat kota parfum di India. Aroma wewangian selalu mengitari di tiap jalan Kota Kannauj.

Kannauj terletak di bagian utara India dan lokasinya tidak jauh dari Sungai Gangga. Sejak berabad-abad yang lalu, Kannauj terkenal akan parfum tradisionalnya yang disebut sebagai “attar”. Pembuatannya pun masih menggunakan cara tradisional, warisan dari para leluhur. Dibalik itu semua, masih ada fakta lainnya tentang Kannauj sebagai kota parfum di India. Ini dia 5 fakta memukau tentang Kota Kannauj!

1. Sejarah hadirnya parfum di Kannauj

ilustrasi sejarah parfum di Kota Kannauj (instagram.com/sabdulsamiperfumers)

Awal mula wewangian muncul di Kannauj adalah saat masa pemerintahan Kaisar Harshavardhana pada abad ke-7. Lokasi perkotaan Kannauj yang subur memungkinkan bertumbuhnya flora seperti mawar, melati, dan tumbuhan lainnya sebagai bahan pembuatan wewangian. Industri parfum di Kannauj mencapai puncaknya saat dibawah naungan Kaisan Mughal. Kaisar Mughal memiliki selera tinggi dan cinta terhadap kemewahan. Hal ini yang membuat pembuatan parfum di Kannauj menjadi semakin berkembang dan menjadi seni yang bernilai tinggi.

Pada abad ke-16, Kaisar Akbar yang sangat menyukai wewangian membentuk kesatuan khusus bernama Khusbhu-Kanan yang bertugas untuk mengawasi dan memproduksi parfum di istana kerajaan. Parfum yang dibuat berbeda dengan parfum modern yang menggunakan alkohol. Parfum di Kannauj masih tradisional dengan memanfaatkan metode ekstraksi minyak dari tumbuhan dan disebut attar. Salah satu kisah yang melegenda adalah kisah permaisuri Mughal, Nur Jahan yang menemukan proses ekstraksi minyak mawar ketika ia melihat lapisan minyak yang mengapung di permukaan bak mandi yang penuh dengan kelopak mawar.

Selama berabad-abad, kerajaan di Kota Kannauj mengalami pasang surut. Namun, industri pembuatan attar disana tetap berjalan sesuai dengan tradisi yang diwariskan turun temurun.  Para pembuat attar berhasil mewariskan ilmu dari ayah ke anak hingga cucu mereka. Ketangkasan tangan dan ketajaman penciuman mereka membuat seni pembuatan attar tetap eksis hingga kini.

2. Tradisi kuno pembuatan attar

proses pembuatan attar di Kota Kannauj (instagram.com/fragranzia_in)

Metode yang digunakan dalam pembuatan attar di Kannauj disebut sebagai degh-bhapka. Metode ini ada jauh sebelum metode pembuatan parfum di Grasse, Perancis muncul. Degh-bhapka merupakan metode pembuatan attar yang menggunakan alat penyuling berbahan tembaga dengan bahan bakar berupa kayu atau kotoran sapi. Bunga-bunga dan tanaman yang segar dan harum dipetik dari ladang.  Lalu, ditempatkan di wadah tembaga yang disebut degh bersama dengan air. Wadah berbahan tembaga terpilih menjadi wadah pembuatan attar karena tidak akan bereaksi dengan minyak yang akan dihasilkan nantinya.

Degh yang berisi bunga atau tanaman wewangian ini kemudian disegel dengan tanah liat dan kapas untuk memastikan tidak ada uap yang keluar. Selanjutnya, degh diletakkan di atas tungku tradisional yang disebut dengan bhatti. Degh dipanaskan dengan suhu yang sesuai. Para pembuat attar tentu tidak menggunakan termometer untuk mengatur suhu pemanasan. Penyuling utama dalam pembuatan attar disebut sebagai dighoo. Dighoo inilah yang akan mengawasi nyala api hanya dengan mata yang jeli. Panas dari api tersebut akan menciptakan uap harum dari bunga dan air.

Uap tersebut akan mengalir melalui pipa bambu panjang atau chonga yang dipasang di bagian atas degh. Chonga dibungkus dengan benang dan menghubungkan antara degh dengan bhapka. Bhapka merupakan wadah yang terendam dalam tangki pendingin yang terus menerus diisi air untuk menjaga agar suhunya tetap dingin. Uap panas dari degh akan memasuki bhapka yang dingin sehingga uap dapat mengembun menjadi bentuk cair. Cairan ini merupakan campuran air aromatik dan minyak esensial dari bunga atau tanaman wewangian lainnya.

Tahapan ini belum selesai. Cairan yang ada di dalam bhapka harus dipisahkan antara air dengan minyak. Air aromatik akan digunakan sebagai dasar untuk air mawar dan minyak esensial akan dilakukan distilasi ulang. Tahapan distilasi akan terus berulang hingga didapatkan konsentrasi yang diinginkan sang pembuat attar. Minyak akhir yang pekat nantinya disimpan di dalam botol berbahan kulit unta yang disebut kuppis. Kulit unta yang berpori memungkinkan terjadinya penguapan yang tersisa dalam minyak sehingga meninggalkan attar yang murni. Hal tersebut yang menjadi karakter khas parfum dari Kannauj yang murni dan tahan lama.

Aroma “bumi” attar berbahan tanah dari Kannauj

Mitti Attar (instagram.com/pushpsaar.perfumes)

Mitti attar, disebut juga sebagai “aroma bumi”. Bagi para pecinta petrichor atau aroma khas tanah setelah hujan, pasti bakal suka dengan mitti attar. Mitti atau tanah liat diambil dari tepi Sungai Gangga. Area yang dipilih bukan sembarangan area, melainkan yang murni dan bebas polusi. Tanah tersebut telah diresapi mineral alami sungai yang menciptakan aroma khas mitti attar. Mitti akan dibersihkan dan melalui proses distilasi dengan degh-bhapka. Aroma yang dihasilkan terasa sangat segar, bersih, dan membumi.

Selain mitti attar, aroma lainnya dapat menjadi alternatif pilihan bagi pecinta wewangian. Berikut beberapa aroma attar khas Kannauj yang bisa kamu coba:

Rose Attar

Rose attar atau ruh gulab merupakan pioneer yang membuat Kannauj tenar akan parfumnya. Rose attar pertama kali ditemukan oleh permaisuri Kaisar Mughal. Aromanya tidak hanya merepresentasikan kemewahan, namun juga memberikan ketenangan sehingga seringkali digunakan sebagai aromaterapi untuk meredakan kecemasan dan panik. Tidak hanya sebagai parfum, rose attar juga bisa digunakan untuk menciptakan scented bath dengan menambahkan tetesan rose attar ke dalam air yang akan dipakai untuk mandi. Selain itu, karena attar tidak mengandung alkohol, rose attar juga bisa digunakan sebagai minyak pijat yang wangi dan bikin rileks.

Attar Shamama

Aromanya jarang ditemukan di parfum biasa. Aroma yang pedas khas herba menjadikan attar shamama menjadi aroma yang misterius. Tidak hanya aroma pedas, attar ini juga beraroma minty dari bunga. Bagi pecinta parfum yang masih awal, mungkin aroma ini bukan pilihan yang tepat. Attar shamama cocok digunakan saat menghadiri acara penikahan, acara keluarga, atau perayaan lainnya. Waktu terbaik untuk memakai aroma ini adalah saat musim dingin. Aroma pedasnya dapat memberikan sensasi hangat. Bahkan, beberapa orang mengatakan bahwa parfum ini bisa melegakan batuk dan pilek.

Juhi attar

Pecinta aroma melati wajib merapat. Aroma manis, segar, dan memikat dari bunga melati membuat aroma attar ini menjadi salah satu favorit di kalangan pecinta parfum. Juhi attar sering dikaitkan dengan cinta dan romansa. Tidak hanya aroma melati, terkadang ada juga yang memberikan sentuhan aroma kayu wewangian.

4. Pergesaran minat ke parfum modern

parfum modern (unsplash.com/Lera Ginzburg)

Kemerosotan industri attar di Kannauj dimulai akibat kedatangan bangsa Inggris ke India. Perubahan jalur perdagangan yang dilakukan Inggris menyebabkan terjadinya monopoli bahan baku produksi attar. Para pembuat attar akhirnya kesulitan dalam mengakses bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat attar berkulitas tinggi. Ditambah lagi, pemerintah kolonial dan pejabat-pejabat kelas atas lebih memilih parfum modern.

Akibat hal tersebut, terjadi penyesuaian diri dari para pengusaha. Mereka memilih untuk beralih mengembangkan parfum modern sesuai dengan selera orang Barat, sehingga permintaan attar tradisional semakin menurun. Pada akhir tahun 1990-an, pemerintah mulai membatasi penjualan kayu cendana sebagai salah satu bahan utama pembuatan attar. Hal ini pun diiringi dengan peningkatan harga attar yang melonjak tinggi. Mereka pun mengganti bahan-bahan alami dengan parafin cair dan bahan pengganti lainnya sehingga kemurnian attar menjadi berkurang.

Namun, saat ini masih ada attar yang murni dan pembuatannya menggunakan metode tradisional di Kannauj. Eksistensi deg-bhapka sebagai alat tradisional pembuatan attar harus tetap diwariskan kepada anak cucu mereka sehingga tidak hilang. Apakah kamu tertarik untuk melihat pembuatan attar di Kannauj?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team