Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
burung jenjang biru
burung jenjang biru (commons.wikimedia.org/Lorie Shaull)

Intinya sih...

  • Burung jenjang biru adalah burung terestrial yang suka berkelana di daratan, ditemukan di Afrika Selatan dan Namibia, serta hidup di ketinggian 1,300 - 2,000 mdpl.

  • Ukuran burung ini besar dengan tinggi sekitar 1.1 - 1.2 meter, bobot maksimalnya 5.1 kg, dan bentang sayap mencapai 2.1 meter.

  • Burung ini memiliki jiwa sosial yang tidak terlalu kuat, jarang mencari makan di area lembap, dan populasinya menurun sejak tahun 1980an.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Keberagaman spesies burung tak pernah berhenti membuat manusia kagum. Diantara banyaknya spesies burung, burung jenjang atau crane merupakan salah satu yang terunik. Bayangkan saja, burung tersebut punya ukuran besar, leher panjang, tubuh berwarna putih, dan sering terlihat di perairan. Burung ini juga dibagi menjadi beberapa spesies dan salah satunya adalah Grus paradisea atau burung jenjang biru.

Burung jenjang biru memiliki beberapa perbedaan dari spesies lain dari penyebaran, ciri fisik, dan kebiasaannya. Contohnya, ia merupakan satwa endemik Afrika Selatan. Kemudian, walaupun merupakan burung yang sering hidup di area lembap namun ia jarang mencari makanan di area lembap. Sayangnya, burung ini tak terlalu dikenal di Indonesia. Maka dari itu, kita akan membahas beberapa fakta menarik tentangnya.

1. Merupakan burung terestrial

burung jenjang biru (commons.wikimedia.org/Lorie Shaull)

Tak seperti burung lain yang sering terbang atau bertengger, burung jenjang biru justru lebih suka berkelana di daratan. Dalam hal ini, ia kerap terlihat berjalan santai, berkelana di semak-semak, atau menghabiskan waktu di pinggir perairan. Karena kebiasaannya tersebut, burung ini dikategorikan sebagai burung terestrial, yaitu burung yang menghabiskan sebagian besar waktunya di daratan.

Lebih lanjut, laman Zoo Atlanta menjelaskan kalau burung ini bisa dijumpai di padang rumput dan area gurun. Soal penyebaran, burung jenjang biru bisa ditemukan di dua tempat, yaitu Afrika Selatan dan Namibia. Ia juga bukan burung migrasi, jadi burung jenjang biru akan menetap di satu tempat selama hidupnya. Terakhir, ia bisa hidup di ketinggian sekitar 1,300 - 2,000 mdpl.

2. Bentang sayapnya mencapai 2 meter

burung jenjang biru (commons.wikimedia.org/Charles J. Sharp)

Sejatinya, burung jenjang biru merupakan burung yang cukup besar. Dilansir SANBI, saat berdiri tegak burung ini punya tinggi sekitar 1.1 - 1.2 meter, bobot maksimalnya ada di angka 5.1 kilogram, dan bentang sayapnya mencapai 2.1 meter. Sebenarnya, tubuh burung ini tidak memiliki warna biru yang terang atau dominan. Sebaliknya, tubuhnya diselimuti warna putih yang kusam dengan gradasi abu-abu dan gradasi biru yang tipis. Kemudian, lehernya panjang, kepalanya membulat, dan ekornya yang panjang memiliki ujung berwarna hitam yang khas dan mudah dikenali.

3. Punya jiwa sosial yang tak terlalu kuat

burung jenjang biru (commons.wikimedia.org/Yathin S Krishnappa)

Dilansir iNaturalist, burung ini memiliki jiwa sosial, namun jiwa sosialnya tidak terlalu kuat, khususnya pada musim kawin. Secara spesifik, hewan ini bisa membentuk kelompok kecil dengan hierarki yang sangat ketat. Dalam hal ini, kelompok kecil tersebut biasanya dipimpin oleh satu individu jantan yang kuat dan dominan. Unggas ini hidup dengan spesies burung jenjang lain, namun jarang berinteraksi dengan mereka.

Ia juga cukup agresif saat menjaga telur, bahkan akan menyerang semua hewan walau hewan tersebut tidak mengganggu. Tak hanya hewan liar, di beberapa kesempatan burung jenjang biru juga tak segan untuk menyerang manusia dengan cara mematuk. Untungnya, serangan burung ini tidak berbahaya. Lebih lanjut, musuh utama burung ini adalah biawak, ular, garangan, rubah, dan jackal.

4. Jarang mencari makan di area lembap

burung jenjang biru (commons.wikimedia.org/Bernard DUPONT)

Burung jenjang biru mirip dengan spesies burung jenjang lain, yaitu sering beraktivitas di area lembap. Entah itu sungai, danau, atau genangan air semuanya sering ia datangi. Walau begitu, tenyata unggas ini jarang mencari makan di area lembap. Sebaliknya, burung jenjang biru lebih suka mencari makanan di semak-semak, rerumputan, dan area hijau. Lebih lanjut, laman Animalia menjelaskan kalau unggas ini merupakan omnivor. Jadi, makanannya cukup beragam, mulai dari rumput, biji-bijian, serangga, mamalia kecil, kadal, kepiting, kodok, keong, dan siput.

5. Populasinya mulai menurun sejak 1980an

burung jenjang biru (commons.wikimedia.org/Bernard DUPONT)

Data dari BirdLife DataZone menerangkan kalau burung jenjang biru masuk ke kategori vulnerable. Jadi, ia sangat rentan punah dalam waktu dekat dan populasinya terus menurun. Nah, penurunan populasi tersebut sudah terjadi sejak tahun 1980an. Sejak saat itu, burung ini mulai punah di beberapa daerah, seperti wilayah Cape bagian timur, Lesotho, dan Eswatini.

Selain itu, populasi di Provinsi Free State, Limpopo, Gauteng, Mpumalanga, dan North West sudah menurun hingga 90 persen. Tentunya, hal tersebut sangat mengkhawatirkan dan saat ini hanya tersisa sekitar 17,000 - 30,000 individu di alam liar. Faktor penyebab penurunan populasinya juga ada banyak, seperti perubahan iklim, kerusakan habitat, aktivitas manusia, hingga perburuan liar.

Burung jenjang biru memang bukan burung kicau yang cantik atau burung predator berukuran raksasa. Namun, ia sangat terancam dan karenanya burung tersebut harus dijaga dan dilindungi secara maksimal. Sebab, jika hal tersebut tidak dilakukan maka burung jenjang biru bisa punah sepenuhnya. Nah, pemerintah dan masyarakat lokal harus bekerja sama demi melindungi eksistensi burung tersebut.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team