Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Kucica Seychelles, Burung Merdu yang Berhasil Keluar dari Ambang Kepunahan

Kucica seychelles
Kucica seychelles (commons.wikimedia.org/Adrian Scottow)
Intinya sih...
  • Populasi kucica seychelles meningkat setelah program pemulihan dan translokasi ke pulau lain
  • Kucica seychelles mencari makan di permukaan tanah, memakan serangga, cacing, buah-buahan, dan bahkan ikan kecil
  • Kicauan kucica seychelles terdengar merdu dengan suara siulan lembut dan bisa meniru suara burung lain
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Tidak semua hewan berhasil keluar dari ambang kepunahan, tapi si burung berukuran sedang bernama kucica seychelles (seychelles magpie-robin) berhasil melakukannya. Hanya saja, populasinya masih dipantau dengan ketat agar kembali stabil atau setidaknya tidak mengalami penurunan drastis. Mereka berada dalam famili Muscicapidae dan memiliki nama ilmiah Copsychus sechellarum.

Panjang tubuhnya kisaran 25 sentimeter, berat betina mencapai 65 gram dan jantan lebih berat sekitar 76 gram. Warna bulunya hitam legam mengilap, tapi ada bercak putih mencolok di sayapnya. Penasaran bagaimana kisah perjalanan mereka keluar dari ambang kepunahan? Yuk, baca penjelasan berikut ini.

1. Wilayah penyebaran dan perkembangan populasinya

Kucica seychelles
Kucica seychelles (commons.wikimedia.org/Adrian Scottow)

Sebaran kucica seychelles dulu berada di 8-13 pulau di Kepulauan Seychelles. Tapi, jumlahnya menurun drastis hingga tersisa hanya sekitar 12-15 ekor di Pulau Fregate pada tahun 1965. Bahkan populasi kecil yang diperkenalkan di Pulau Alphonse juga punah pada tahun 1960. Populasinya sempat meningkat jadi 40 ekor pada akhir tahun 1970-an, tapi turun lagi jadi 20 ekor dan angka itu bertahan hingga awal 1990-an.

Berkat program pemulihan, populasinya meningkat pada tahun 1994 dan mulai dilakukan upaya translokasi ke pulau-pulau lain. Di tahun 2000, jumlahnya mencapai 86 ekor dan tersebar di empat pulau, yaitu Fregate, Cousin, Cousine dan Aride. Populasinya terus bertambah sejak saat itu, mencapai lebih dari 170 burung pada tahun 2006 dan lebih dari 280 burung di tahun 2015.

Birdlife Datazone menginformasikan kalau saat ini kucica seychelles menghuni lima pulau termasuk Fregate, Cousin, Cousine, Aride dan Denis. Oh iya, burung ini ternyata bisa mengunjungi pulai lain, seperti beberapa yang terbang dari Aride ke Pulau Denis. Spesies ini menghuni hutan pantai yang lebat dan banyak serasah dedaunannya. Bahkan, mereka juga beradaptasi untuk hidup di hutan dataran tinggi dan perkebunan.

2. Banyak mencari makan di permukaan tanah

Kucica seychelles
Kucica seychelles (commons.wikimedia.org/unknown)

Spesies burung ini lebih suka mencari makan di permukaan tanah. Menu makan utamanya berupa serangga, cacing dan buah-buahan. Seperti kamu, kucica seychelles juga punya makanan kesukaan, yaitu larva serangga. Untuk melengkapi dietnya, mereka juga memburu laba-laba, kalajengking, tokek, katak, anak tikus dan bahkan ular muda.

Sepertinya kucica seychelles termasuk oportunis karena mereka tidak masalah memakan ikan kecil yang jatuh dari sarang burung white tern, telur burung laut dan kepiting kecil. Saat mencari makan, kamu akan melihatnya melompat-lompat di tanah sembari membalik dedaunan kering untuk menemukan mangsa.

3. Kicauan kucica seychelles terdengar merdu

Kucica seychelles
Kucica seychelles (commons.wikimedia.org/Adrian Scottow)

Suara khas dari kucica seychelles bisa dikenali dengan mudah, siulannya yaring dan nadanya naik berturut-turut. Itu terdengar seperti 'wih-wih-wih'. Kalau kamu mendengar itu, berarti mereka sedang waspada atau dijadikan sebagai tanda peringatan bahaya. Saat nadanya berubah jadi lembut dan terdiri dari tiga nada pendek, itu berarti penyusup semakin mendekat. Beda lagi ketika sedang mempertahankan sarangnya dari pemangsa, suaranya terdengar sengau 'cerr' diiringi dengan sikap agresif.

Melansir Oiseaux Birds, kucica seychelles juga punya kicauan merdu berupa rangkaian siulan lembut dan berirama, tapi kadang diselingi dengan nada kasar. Tidak hanya bersuara merdu, mereka juga bisa meniru suara burung lain, lho. Semua itu dilakukan oleh jantan, soalnya suara betina cenderung lebih sederhana. Mereka kadang berduet bersama dengan pasangannya sembari mengeluarkan nada lembut seperti 'wihh-wehr-wuh'.

4. Jantan melakukan banyak usaha untuk merayu betina

Kucica seychelles
Kucica seychelles (commons.wikimedia.org/Island Conservation Society)

Sebelumnya sudah dijelaskan betapa beragamnya nyanyian jantan, ternyata tidak berhenti di sana, lho. Mereka biasanya bernyanyi saat fajar dan petang di puncak pepohonan atau tempat terbuka lainnya. Saat tiba musim kawin, kucica seychelles jantan akan melakukan ritual pertunjukan untuk merayu betina. Mereka menegakkan lehernya agar terlihat lebih gagah, sayapnya diturunkan atau sedikit terbuka agar memperlihatkan bercak putihnya.

Sementara itu, ekor jantan dibiarkan menggantung ke bawah. Tidak hanya menari, jantan juga proaktif mengejar betina di udara, lho. Jika betina tertarik, mereka membalasnya dengan mengembangkan bulu di sisi tubuhnya. Jadi, bisa dibilang kalau jantan ini cukup effort saat musim kawin tiba.

5. Sistem perkawinan kucica seychelles

Kucica seychelles
Kucica seychelles (commons.wikimedia.org/Gerard Larose, Seychelles Tourism Board)

Jika makanan tersedia, kucica seychelles bisa berkembang biak sepanjang tahun. Tapi, puncak perkawinan biasanya terjadi saat musim hujan pada bulan November hingga Maret. Saat pembangunan sarang, jantan memberikan sedikit bantuan pada betina. Sarangnya terbuat dari ranting kecil, rumput kering dan serat kelapa.

Mereka menempatkannya di lubang batang pohon dan puncak pohon kelapa. Betina dari spesies ini bisa bertelur sebanyak satu sampai dua betis yang dierami selama 16-22 hari. Anaknya baru bisa meninggalkan sarang setelah 16-22 hari kemudian. Bahkan setelah bisa cari makan sendiri, mereka masih menerima makanan dari induknya selama 5-18 minggu.

Perjalanan hidup dari kucica seychelles ternyata sangat menarik, mereka berhasil keluar dari ambang kepunahan walaupun butuh bertahan-tahun melakukannya. Hanya saja, saat ini mereka ternyata masih diklasifikasikan sebagai endangered oleh IUCN. Jumlah populasinya di alam liar masih dipantau dengan ketat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us

Latest in Science

See More

12 Hewan yang Dinyatakan Punah tapi Ditemukan Kembali, Apa Saja?

23 Okt 2025, 19:29 WIBScience