Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
potret burung trogon (commons.wikimedia.org/JJ Harrison)

Intinya sih...

  • Warna bulu berkilau seperti permata

  • Warna cerah dan berkilau dari struktur mikro bulu

  • Mencolok untuk menarik pasangan dan menghindari predator

  • Paruh dan kaki pendek tapi efisien

  • Paruh tebal untuk mencabik makanan, kaki zygodactyl stabil di ranting kecil

  • Membantu trogon bertahan dalam hutan tropis yang padat

  • Suara lembut yang tidak menyolok

  • Suara gumaman dari kejauhan, digunakan untuk memanggil pasangan atau memberi tahu lokasi keberadaan

Burung trogon termasuk kelompok unggas eksotis yang menghuni hutan-hutan tropis di berbagai belahan dunia. Penampilannya memikat, dengan warna bulu mencolok yang tampak berkilau saat terkena sinar matahari. Keunikan trogon bukan cuma soal penampilan, tapi juga perilaku dan habitatnya yang masih menyimpan banyak misteri. Tak heran kalau burung ini sering jadi perhatian para pengamat burung dan pecinta satwa liar.

Dalam taksonomi, burung trogon termasuk dalam famili trogonidae, dan tersebar mulai dari Meksiko hingga Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Meskipun beberapa spesies tergolong langka, burung ini tetap menjadi simbol kekayaan hayati hutan tropis yang perlu dijaga kelestariannya. Berikut lima fakta menarik yang menunjukkan mengapa trogon layak mendapat sorotan lebih dalam dunia fauna tropis.

1. Warna bulu berkilau seperti permata

potret burung trogon (commons.wikimedia.org/Bernard Gagnon)

Salah satu ciri paling menonjol dari burung trogon adalah warna bulunya yang sangat cerah dan berkilau. Beberapa spesies memiliki kombinasi warna merah, hijau zamrud, biru safir, hingga emas metalik. Warna-warna ini bukan berasal dari pigmen, melainkan dari struktur mikro bulu yang membiaskan cahaya. Efek ini membuat trogon terlihat berbeda tergantung sudut pandang dan pencahayaan.

Penampilan yang mencolok ini punya fungsi tersendiri dalam proses menarik pasangan. Warna yang mencolok sering jadi penanda kualitas genetik yang baik, sehingga burung betina lebih tertarik untuk memilih jantan dengan bulu paling terang. Namun, warna-warna tersebut juga membuat trogon lebih mudah terlihat predator. Karena itu, burung ini sering berdiam diri dalam vegetasi lebat untuk menghindari bahaya.

2. Paruh dan kaki pendek tapi efisien

potret burung trogon (commons.wikimedia.org/Ron Knight)

Trogon punya paruh yang pendek namun tebal dan kuat. Paruh ini sangat berguna untuk mencabik buah-buahan, serangga, dan hewan kecil lainnya yang menjadi makanan utamanya. Selain itu, bentuk paruh yang membulat membantu mereka menjangkau makanan di sela-sela ranting dan dedaunan lebat. Kombinasi antara kekuatan dan presisi ini menjadikan paruh trogon sangat efisien dalam kondisi hutan tropis yang padat.

Kakinya pun tergolong unik, dengan dua jari menghadap ke depan dan dua ke belakang, disebut sebagai zygodactyl. Struktur ini sangat cocok untuk bertengger lama di ranting kecil, karena memberikan kestabilan ekstra. Trogon lebih sering diam di tempat ketimbang terbang jauh, dan kaki yang kuat membantu mereka tetap seimbang dalam posisi diam itu. Gaya hidup semacam ini sangat berbeda dengan burung pengembara yang terus berpindah tempat.

3. Suara lembut yang tidak menyolok

potret burung trogon (commons.wikimedia.org/JJ Harrison)

Meski punya penampilan mencolok, burung trogon justru dikenal memiliki suara yang lembut dan tenang. Suaranya berupa serangkaian nada rendah yang terdengar seperti gumaman dari kejauhan. Hal ini membuatnya sulit ditemukan hanya dengan mengandalkan pendengaran. Namun, bagi yang terbiasa mengamati, suara ini bisa jadi penanda kehadiran trogon di dalam hutan.

Burung trogon lebih memilih menyuarakan dirinya saat pagi hari atau menjelang sore. Nada suaranya bukan untuk menandai wilayah secara agresif seperti burung lain, melainkan untuk memanggil pasangan atau memberi tahu lokasi keberadaan. Ini menunjukkan bahwa trogon adalah spesies yang cenderung damai dan tidak terlalu kompetitif. Suara lembutnya memberi kesan misterius yang menambah daya tarik burung ini.

4. Spesiesnya banyak tapi terancam

potret burung trogon (commons.wikimedia.org/Hector Bottai)

Trogon terdiri dari 39 spesies yang tersebar di kawasan tropis Amerika, Afrika, dan Asia. Salah satu yang terkenal adalah resplendent quetzal dari Amerika Tengah yang menjadi simbol budaya dan spiritual suku Maya. Di Asia Tenggara sendiri terdapat beberapa spesies trogon seperti diard’s trogon dan red-headed trogon yang menghuni hutan lebat dan dataran tinggi. Sayangnya, sebagian besar spesies ini kini berada dalam tekanan akibat perusakan habitat.

Perluasan lahan pertanian, pembalakan liar, dan perubahan iklim membuat habitat asli trogon terus menyusut. Beberapa spesies bahkan sudah dikategorikan sebagai rentan oleh IUCN. Padahal, keberadaan trogon dalam ekosistem hutan tropis cukup penting sebagai penyebar biji dan pengendali populasi serangga. Konservasi hutan menjadi satu-satunya cara paling efektif untuk memastikan trogon tidak punah dalam waktu dekat.

5. Gaya terbang lambat dan mengendap

potret burung trogon (commons.wikimedia.org/Hector Bottai)

Berbeda dari burung yang lincah dan cepat, trogon justru punya gaya terbang yang lambat dan sedikit kikuk. Sayapnya pendek dan membulat, cocok untuk manuver dalam hutan yang rimbun. Tapi ini membuat mereka gak terlalu efisien terbang jarak jauh. Mereka lebih sering berpindah pohon ke pohon dalam jarak dekat, sambil tetap menyamar di balik dedaunan.

Gaya terbang ini sebenarnya bagian dari strategi bertahan hidup. Dengan gerakan yang tenang dan pelan, mereka menghindari perhatian predator. Selain itu, perpindahan yang minim membantu mereka hemat energi karena makanan di hutan gak selalu mudah ditemukan. Walaupun terlihat lesu, gaya hidup ini cocok untuk ekosistem tempat mereka hidup.

Trogon bukan sekadar burung hias dengan warna yang mencolok. Di balik keindahannya, mereka menyimpan banyak hal menarik dari sisi adaptasi, perilaku, hingga ekologi. Keberadaannya di hutan tropis jadi pengingat bahwa alam menyimpan keajaiban yang tak selalu bisa ditemukan di tempat lain. Melindungi trogon sama halnya dengan menjaga keragaman hayati bumi yang sangat berharga.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team