5 Fakta Menarik Deinonychus, Salah Satu Dinosaurus Paling Berpengaruh!

Intinya sih...
- Penemuan fosil Deinonychus mengubah pandangan kuno tentang dinosaurus
- Deinonychus hidup di Amerika Serikat pada periode kapur, menjadi pemicu dinosaur renaissance
- Deinonychus merupakan dinosaurus predator dengan cakar tajam, tubuh lincah, dan berbulu layaknya burung
Pandangan manusia terhadap dinosaurus selalu berubah dari waktu ke waktu. Awalnya manusia menganggap kalau dinosaurus adalah reptil raksasa yang malas dan selalu menghabiskan waktunya berendam di sungai, danau, atau rawa. Namun hal tersebut berubah semenjak ditemukan dan ditelitinya fosil Deinonychus. Sejak saat itu pandangan dan anggapan kuno terhadap dinosaurus mulai berubah.
Hal ini dapat terjadi karena Deinonychus sangat unik, tubuhnya yang ramping, kakinya yang panjang, dan ototnya yang kuat sangat berbeda dengan pandangan kuno yang dipercaya banyak orang di zaman dulu. Karena penemuan fosil Deinonychus orang-orang mulai menganggap kalau dinosaurus adalah hewan yang gesit, lincah, dan terampil. Deinonychus juga menyumbang hal lain di bidang paleontologi bahkan ia juga termasuk dinosaurus yang punya banyak fakta menarik, lho.
1. Deinonychus hidup pada periode kapur akhir
Deinonychus hidup di Amerika Serikat pada periode kapur sekitar 115 sampai 108 juta tahun yang lalu, jelas Natural History Museum. Jika melihat bentuk tubuh, pilihan mangsa, dan gaya hidupnya kemungkinan dinosaurus ini hidup di area rawa dan daerah berair. Namun tidak menutup kemungkinan juga kalau dinosaurus karnivor ini juga mendiami padang rumput, hutan, daerah berbatu, dan savana terbuka.
Periode di mana ia hidup, yaitu periode kapur adalah periode terakhir yang ditinggali dinosaurus. Periode kapur sendiri dimulai pada 145 dan berakhir pada 66 juta tahun yang lalu saat ada asteroid yang menabrak bumi dan memusnahkan semua dinosaurus non avian. Iklim pada periode kapur juga sangat berbeda dari iklim bumi di masa kini. Saat itu bumi lebih lembab dan aktivitas vulkanis terjadi di berbagai tempat. Tak hanya itu, mamalia, bunga, rumput, dan burung juga mulai berevolusi di periode ini.
2. Deinonychus jadi inspirasi untuk desain Velociraptor di Jurassic Park
Kalau kamu pencinta film pasti kamu pernah menonton film Jurassic Park yang disutradarai oleh Steven Spielberg. Film tersebut menampilkan banyak dinosaurus terkenal, seperti Tyrannosaurus, Triceratops, Dilophosaurus, Brachiosaurus, sampai Velociraptor. Uniknya penggambaran Velociraptor dalam film tersebut jauh berbeda dari Velociraptor yang ada di dunia nyata karena ukurannya yang jauh lebih besar dan moncongnya yang tidak terlalu panjang.
Tentunya hal tersebut jadi pertanyaan di kalangan pencinta dinosaurus, untungnya hal ini bisa terjawab. Dilansir Britannica, sebenarnya desain Velociraptor di film Jurassic Park didasarkan pada struktur tubuh Deinonychus, bukan Velociraptor. Untuk mendapatkan sosok dinosaurus raptor yang menyeramkan, besar, dan lincah akhirnya nama Velociraptor digunakan dan desain yang dipakai didasarkan pada struktur tubuh Deinonychus. Sayangnya karena hal ini banyak orang yang percaya kalau Velociraptor punya tubuh besar, padahal ukurannya hanya sebesar anjing peliharaan.
3. Punya cakar besar dan melengkung di kaki yang digunakan untuk melumpuhkan mangsa
Nama Deinonychus sendiri punya arti "cakar yang mengerikan" yang mana penamaan tersebut didasarkan pada cakar melengkung yang ada di kakinya. Ukurannya juga tidak main-main karena cakar tersebut bisa tumbuh sepanjang 13 cm, jelas Britannica Kids. Cakar tersebut melengkung dan sangat tajam, ukurannya juga lebih besar dari cakar lain yang ada di kaki. Deinonychus juga bisa memaju mundurkan cakarnya yang mana hal ini berguna untuk menyimpan cakarnya saat tidak digunakan dan berguna untuk menusuk mangsa.
Kegunaan utama cakar ini adalah untuk menusuk dan melumpuhkan mangsa yang mana saat berburu Deinonychus akan mencengkeram mangsanya dengan cakar tersebut. Jika cengkeramannya dirasa sudah kuat dinosaurus ini akan langsung memakan mangsanya hidup-hidup. Cara berburu yang brutal tersebut disebut raptor prey restraint model atau RPR model dan kemungkinan digunakan oleh semua dinosaurus dari famili Dromaeosauridae yang punya cakar melengkung. Jadi Deinonychus bukan satu-satunya dinosaurus yang menggunakan teknik ini.
4. Tubuh sepanjang 3 meternya diselimuti bulu yang lebat
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya Deinonychus merupakan dinosaurus predator yang punya ukuran cukup besar. Laman Gage Beasley Prehistoric menjelaskan kalau Deinonychus bisa tumbuh hingga sepanjang 3,3 meter dan bobotnya ada di kisaran 60 sampai 73 kg. Namun walau kelihatannya cukup besar nyatanya ia adalah hewan yang lincah dan mampu berlari dengan cukup cepat. Kemampuan tersebut didukung oleh dua hal, yaitu kakinya yang panjang dan ototnya yang kuat.
Tak cuma besar, ternyata dinosaurus ini juga punya bulu layaknya burung di masa modern. Sebenarnya hal ini tidak mengherankan mengingat burung dan dinosaurus adalah kerabat dekat. Apalagi Deinonychus masuk dalam famili Dromaeosauridae yang merupakan salah satu kerabat terdekat burung. Namun karena kurangnya bukti fosil sampai saat ini para ahli belum tahu warna dan kegunaan bulunya. Namun ada teori kalau bulu tersebut digunakan untuk menyeimbangkan tubuh dan mengatur suhu tubuh.
5. Menjadi dinosaurus yang mengubah pandangan para ahli
Deinonychus jadi salah satu dinosaurus yang berpengaruh bagi perkembangan ilmu paleontologi dan hewan ini juga menjadi pemicu dalam sebuah peristiwa bernama dinosaur renaissance. Laman ThoughtCo menerangkan kalau Deinonychus adalah dinosaurus yang memicu teori kalau burung merupakan hasil evolusi dari dinosaurus. Teori ini khususnya didukung oleh dua orang paleontolog, yaitu John Ostrom dan Robert Bakker. Teori ini pertama kali diusulkan pada tahun 1960an dan akhirnya memicu dinosaur renaissance.
Peristiwa dinosaur renaissance juga bukan peristiwa sembarangan karena dengan adanya peristiwa ini pandangan para ahli tentang dinosaurus langsung berubah. Awalnya mereka mengira kalau dinosaurus adalah kegagalan evolusi yang menghasilkan reptil pemalas dan lambat. Namun setelah dinosaur renaissance para ahli memandang dinosaurus sebagai reptil berbulu, cerdas, lincah, cepat, dan sangat tangguh. Akhirnya saat ini penelitian mengenai dinosaurus sangat sering dilakukan dan kita jadi lebih mengenal hewan purba ini.
Perkembangan ilmu paleontologi dan penelitian terhadap dinosaurus terus berkembang dari waktu ke waktu. Yang awalnya dinosaurus dikira sebagai hewan pemalas sekarang para ahli setuju kalau dinosaurus adalah hewan yang aktif, cepat, dan lincah. Hal ini salah satunya dipicu oleh penemuan dan penelitian terhadap fosil Deinonychus. Deinonychus sendiri termasuk dinosaurus yang unik. Bulunya, penemuannya, penelitiannya, kebiasaannya, sampai cara berburunya sangat unik dan menarik untuk dibahas.