5 Fakta Menarik Kadal Agamid, Famili Kadal yang Berisi Ratusan Spesies

Kadal agamid merupakan penyebutan bagi kadal yang berasal dari famili Agamidae. Agamidae sendiri merupakan salah satu famili kadal yang mendominasi dunia dan bisa ditemukan dimana saja. Ukuran kadal agamid juga bervariasi, mulai dari yang mungil, sedang, sampai raksasa. Jika berbicara warna, kadal agamid juga hadir dalam berbagai warna, seperti cokelat, hijau, merah, kuning, hitam, sampai biru.
Tak hanya itu, spesies kadal agamid juga sangat banyak, bahkan mecapai 400 spesies. Organ tubuh kadal ini juga cukup unik, bayangkan saja ada kadal yang punya duri, tanduk, layar, sampai selaput dan membran yang bisa digunakan untuk terbang. Sayangnya walau punya banyak keunikan dan mudah ditemukan banyak orang yang tidak tahu dan tidak mengenal kadal ini. Karenanya kali ini kita akan mengulik dan mengupas tuntas semua hal tentang kadal agamid secara detail dan mendalam!
1. Beranggotakan lebih dari 500 spesies

Dilansir iNaturalist, kadal agamid punya spesies yang berlimpah, yaitu sekitar 550 spesies. Nah, karena hal tersebut kadal agamid menyandang gelar sebagai salah satu famili kadal dengan jumlah spesies terbanyak. Semuanya tersebar di banyak daerah, mulai dari Eropa, Afrika, Asia, Australia, sampai Amerika. Kadal ini juga mudah ditemukan, bahkan tak jarang masuk ke rumah manusia, berhubungan dengan manusia, sampai hidup berdampingan dengan manusia. Kebanyakan dari mereka juga tidak berbahaya, karenanya kamu tak perlu membunuh atau mengusik kadal ini. Daripada berbahaya mereka justru bermanfaat bagi manusia karena membantu membasmi hama seperti nyamuk, kumbang, dan semut.
2. Kadal agamid punya struktur unik seperti duri di seluruh tubuh dan layar di bagian ekor

Tak seperti kadal lain, banyak spesies kadal agamid yang menunjukan organ tubuh tak biasa. Bayangkan saja, terdapat spesies yang bertanduk, memiliki membran lebar di lehernya, punya "sayap" yang digunakan untuk terbang, punya duri di seluruh tubuh, sampai punya layar di ekor atau kepalanya. Organ-organ tersebut juga punya fungsinya masing-masing. Ada yang menggunakan durinya untuk melindungi diri, tanduk kadal ini juga bisa digunakan untuk berkamuflase, terkadang layar yang ada di kadal agamid juga bisa digunakan untuk berenang.
Sebagai contoh, Chlamydosaurus kingii atau soa payung mampu mengembangkan membaran besar di lehernya dalam upaya mengusir predator. Di sisi lain, Hydrosaurus pustulatus atau soa layar punya layar di ekor yang membantunya untuk berenang. Sementara itu, kadal berduri seperti Moloch horridus atau thorny devil menggunakan durinya yang tajam untuk menakut-nakuti predator, jelas Animalia.
3. Salah satu ciri khas kadal agamid adalah bentuk dan susunan giginya

Kadal agamid bisa dibedakan dan diidentifikasi dari bentuk giginya, jelas Animal Diversity Web. Secara khusus, kadal agamid memiliki tipe gigi acrodont, yaitu gigi yang terletak di bagian luar rahang. Hal ini berbeda dari kebanyakan kadal yang memiliki gigi pleurodont, yaitu gigi yang terletak di bagian dalam rahang. Namun tak hanya kadal agamid, segelintir reptil lain seperti chameleon dan tuatara juga memiliki gigi acrodont. Selain itu, kadal agamid juga tidak memiliki gigi pterygoid.
Namun walau punya gigi yang berbeda nyatanya gigitan kadal agamid tidak bisa diremehkan. Khususnya beberapa spesies berukuran raksasa seperti naga air yang mampu melukai manusia dengan giginya yang tajam, rahangnya yang kuat, dan kekuatan gigitannya yang besar. Kadal berukuran kecil dan sedang juga tak bisa diremehkan. Gigitan mereka memang tidak terlalu berbahaya, namun mereka bisa menggigit dalam waktu yang lama sehingga cukup merepotkan bagi manusia.
4. Punya mekanisme pertahanan unik yang jarang dimiliki kadal lain

Walau merupakan spesies kadal, kadal agamid bukanlah kadal kecil yang hanya bisa diam saat terganggu atau terancam. Sebaliknya ia akan melawan atau menyerang dengan berbagai taktik. Terkadang, ada kadal yang melawan dengan melakukan pergerakan atau tingkah laku yang tak biasa. Namun tak sedikit juga kadal agamid yang mampu melawan dan mengusir predator secara langsung dengan bagian atau organ tubuhnya yang unik.
Pertama, salah satu yang strategi pertahanan terunik dimiliki oleh Phrynocephalus mystaceus atau agama kepala katak. Saat merasa terancam ia akan mengembangkan kulit rahangnya dan menunjukan bagian mulut yang mencolok. Tak mau kalah, Bronchocela cristatella atau bunglon hijau juga bisa mengubah warna tubuhnya menjadi gelap saat terancam, terang Thai National Parks. Sementara itu, genus Draco atau cekibar akan meluncur dan "terbang" menggunakan membran atau "sayap"nya saat didekati oleh predator seperti ular.
5. Mampu hidup di hutan, daerah lembab, sampai padang pasir yang kering

Laman Britannica menjelaskan kalau kadal agamid bisa menghuni berbagai habitat. Mulai dari hutan hujan tropis yang dipenuhi pepohonan, pegunungan yang tinggi dan dingin, sampai padang pasir yang gersang bisa dihuni oleh reptil ini. Nah, tergantung dari habitatnya tiap spesies punya adaptasi dan kemampuan unik. Sebagai contoh, tentunya spesies arboreal punya bentuk ekor dan kaki yang berbeda dari spesies akuatik yang hidup di perairan.
Bronchocela jubata atau bunglon surai punya ekor panjang, badan ramping, dan cakar kuat yang membantunya memanjat pohon. Nah, Physignathus cocincinus atau naga air asia justru punya ekor panjang dan badan kuat yang memudahkannya berenang karena ia merupakan hewan semi akuatik. Jenis lain yang hidup di gurun seperti genus Uromastyx justru punya badan gemuk. Badan gemuk tersebut memang membuatnya lamban, namun ia jadi bisa menyimpan lemak sebagai cadangan makanan.
Nama kadal agamid memang kurang familiar di telinga banyak orang. Tapi setelah diulik ternyata terungkap fakta kalau nyatanya kadal ini hidup berdampingan dengan manusia dan mudah ditemukan dimanapun. Spesiesnya juga banyak dan tiap spesies punya keunikan masing-masing.
Ada yang mampu mengubah warna, melukai manusia dengan gigitannya, sampai "terbang" dengan bantuan "sayap"nya. Terakhir, kadal agamid juga punya beberapa perbedaan dari kadal lain yang membuatnya mudah diidentifikasi dan dibedakan.