Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Old Tjikko (commons.wikimedia.org/Karl Brodowsky)
Old Tjikko (commons.wikimedia.org/Karl Brodowsky)

Old Tjikko merupakan pohon cemara Norwegia (Picea abies) yang telah hidup selama lebih dari 9.550 tahun, dan menjadi salah satu pohon tertua di dunia yang masih bertahan. Keunikan pohon ini terletak pada cara bertahannya, yaitu dengan sistem reproduksi klonal yang memungkinkan pohon ini regenerasi terus-menerus.

Pohon ini ditemukan di Swedia oleh seorang ahli geologi yang kemudian melakukan analisis karbon untuk menentukan usianya. Berada di Taman Nasional Fulufjället, pohon ini menjadi daya tarik utama bagi para pecinta alam yang ingin melihat langsung. Pada ulasan ini, terdapat lima fakta tentang pohon Old Tjikko yang mungkin belum kamu ketahui.

1. Salah satu pohon tertua yang diketahui hidup di Bumi

Old Tjikko (commons.wikimedia.org/Karl Brodowsky)

Old Tjikko adalah salah satu pohon tertua yang masih hidup di dunia, dengan sistem akar yang berusia sekitar 9.550an tahun. Meski batangnya yang tampak saat ini berusia sekitar 600 tahun, namun sistem akar di bawah tanahnya telah bertahan sejak sekitar 7550 SM. Menariknya, pohon ini berhasil melewati berbagai perubahan iklim yang ekstrem.

Berada di lingkungan yang keras di Pegunungan Fulufjället, pohon ini harus menghadapi musim dingin panjang dan tanah berbatu. Namun, sistem regenerasi yang dimiliki pohon ini memungkinkan pertumbuhan batang baru, sehingga pohon ini seolah-olah terus diperbarui sepanjang sejarah.

2. Merupakan pohon dengan organisme klonal

Old Tjikko (commons.wikimedia.org/Karl Brodowsky)

Old Tjikko adalah pohon klonal, yang berarti bagian atasnya terus berubah, tetapi sistem akar dasarnya tetap bertahan selama ribuan tahun. Setiap kali batangnya mati akibat cuaca ekstrem atau faktor lingkungan lainnya, akarnya akan menumbuhkan batang baru sebagai pengganti. Meskipun batangnya terlihat seperti baru, akarnya telah ada sejak ribuan tahun lalu.

Sistem kloning vegetatif ini membuat Old Tjikko mampu bertahan dari perubahan lingkungan yang drastis. Saat kondisi iklim mendukung, batangnya dapat tumbuh lebih tinggi seperti pohon pada umumnya. Namun, dalam kondisi yang lebih ekstrem, ia tetap bertahan dalam bentuk semak rendah yang lebih tahan terhadap angin dan suhu beku.

3. Ditemukan oleh ahli geologi pada tahun 2004

Old Tjikko (commons.wikimedia.org/Karl Brodowsky)

Old Tjikko pertama kali ditemukan oleh Profesor Leif Kullman, seorang ahli geografi fisik dari Universitas Umeå, pada tahun 2004. Pohon ini ditemukan di Pegunungan Fulufjället, Swedia, yang merupakan salah satu daerah dengan kondisi lingkungan yang ekstrem.

Setelah diteliti, diketahui bahwa sistem akar pohon ini berusia sekitar 9.567 tahun. Penemuan ini membawa dampak besar dalam penelitian ekologi dan evolusi pohon. Dengan cara bertahan hidup melalui kloning vegetatif, pohon ini menunjukkan bahwa regenerasi terus-menerus dapat memperpanjang usianya.

4. Menjadi saksi berbagai peristiwa bersejarah

Old Tjikko (commons.wikimedia.org/Karl Brodowsky)

Old Tjikko telah melalui berbagai era, termasuk akhir zaman es, perubahan iklim besar, dan peristiwa bersejarah lainnya. Saat pohon ini pertama kali mulai tumbuh, gletser mencair dari daratan Eropa. Pohon ini juga bertahan melalui wabah Maut Hitam pada abad ke-14, yang mengurangi populasi manusia secara drastis.

Selain itu, pohon ini tetap hidup ketika Kekaisaran Romawi berkuasa dan runtuh, serta saat Viking menjelajahi lautan dan menetap di berbagai wilayah. Letusan gunung berapi besar, seperti Laki di Islandia pada 1783, juga menjadi bagian dari sejarah yang dilewati Old Tjikko.

5. Hanya memiliki tinggi sekitar 16 kaki

Old Tjikko (commons.wikimedia.org/Karl Brodowsky)

Meskipun usianya luar biasa, tinggi Old Tjikko hanya sekitar 16 kaki. Ukuran ini jauh lebih kecil dibandingkan pohon cemara Norwegia lainnya, yang bisa tumbuh hingga lebih dari 30 meter. Hal ini disebabkan oleh kondisi lingkungan yang keras di pegunungan, di mana suhu rendah dan angin kencang membuat pertumbuhan pohon lebih lambat.

Sebagian besar hidupnya, Old Tjikko lebih menyerupai semak kecil daripada pohon besar. Baru setelah beberapa abad terakhir, ketika kondisi lingkungan sedikit lebih stabil, batangnya dapat tumbuh lebih tinggi. Namun, ukuran kecilnya justru menjadi salah satu alasan utama ia bisa bertahan begitu lama.

Memiliki sistem akar yang telah hidup sejak zaman es terakhir, pohon ini terus beregenerasi melalui mekanisme kloning vegetatif. Dengan usianya yang telah mencapai sembilan abad, Old Tjikko menjadi saksi berbagai peristiwa bersejarah di dunia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team