Ilustrasi pink pigeon yang hampir punah (flickr.com/Ralph Behrens)
Keindahan pink pigeon tak lantas membuat keberadaannya terlindungi. Bahkan disebutkan bahwa statusnya di pulau Mauritius terbilang terancam punah. Selain adanya predator, aktivitas manusia juga menjadi salah satu penyebabnya. Dilansir dalam website Animalia.bio (2024), pink pigeon sempat mengalami penurunan jumlah populasi yang sangat drastis pada tahun 1991, yaitu hanya tersisa 10 individu. Namun adanya upaya konservasi dapat meningkatkan jumlah populasinya, meskipun masih dibawah 500 ekor sekitar tahun 2011. Karena hal ini, IUCN (Internasional Union for Conservation of Nature) menghapus status spesies ini dari sangat terancam punah menjadi terancam punah.
Beberapa faktor seperti adanya degradasi habitat menyebabkan hutan asli sebagai tempat tinggalnya berkurang, bahkan hutan asli Mauritius tinggal tersisa 2% yang berada di lereng dataran tinggi. Sehingga spesies tumbuhan asli yang berkurang, akan menjadikan pink pigeon kesulitan menemukan sarang dan sulit mendapatkan sumber makan. Cuaca ekstrem juga dapat memperburuk degradasi habitat, seperti angin topan. Predator seperti kera, luwak kecil, tikus dan kucing liar bisa mengurangi populasi burung berwarna merah muda ini. Perburuan liar juga menjadi ancaman bagi mereka.