Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Potto (commons.wikimedia.org/Marie Hale)
Potto (commons.wikimedia.org/Marie Hale)

Di hutan hujan tropis Afrika, kita bisa menemukan potto seekor primata nokturnal yang beradaptasi di berbagai negara Afrika seperti Benin, Pantai Gading, Ghana, Guinea, Liberia, Nigeria, Senegal, Sierra Leone, Togo, dll.

Mereka berdiam di hutan: tropis dataran rendah, rawa, pantai, pegunungan, primer dan sekunder. Hewan ini juga dikenal sebagai porro bosman diambil dari nama Wiliem Bosman seorang pedagang perusahaan Hindia Timur Belanda yang mendeskripsikan potto pada 1704.

Nama ilmiah potto adalah perodicticus potto. Mari dalami pengetahuan mengenai potto berikut ini ya.

1.Potto termasuk prosimians

Potto (commons.wikimedia.org/Ltshears)

Neprimateconservancy menyebut, potto termasuk prosimians maksudnya adalah jenis primata paling primitif mempertahankan ciri-ciri seperti cakar yang terawat, wajah berbulu dan hidung basah. Contoh prosimians lain seperti angwantibo, galago, tarsius dan kukang.

2.Perilaku khas potto

Potto (commons.wikimedia.org/Charles J. Sharp)

Betina berkomunikasi dengan anaknya untuk memberitahu lokasi tempat mereka diami. Potto menandai wilayahnya dengan urin dan menandai cabang pohon dengan sekresi kelenjar di bawah ekornya.

Induk betina cenderung membagi sebagian wilayahnya kepada anak-anak betinanya. Potto memiliki perut yang mengembang memungkinkannya untuk memakan makanan dalam jumlah besar. 

Saat menghadapi predatornya, potto menggunakan sejumlah cara: aktif di malam hari di mana predator tidak beraksi, tidak bergerak dalam waktu lama tanpa kelelahan menggunakan retia mirabillia, bergerak lambat dan bersembunyi di vegetasi lebat agar tidak terdeteksi predatornya.

Berikutnya, mereka akan berpegangan dengan cabang pohon menggunakan keempat anggota badan dan menggigit pohon yang mereka pegang. Jika predator tidak mundur, potto akan melawan dengan menjatuhkan cabang pohon di mana predator berada.

Tindakan induk betina untuk melindungi anaknya dengan memoleskan cairan ludah ke anaknya menggunakan giginya. Cairannya mengandung racun juga, lho. Adapun predatornya potto adalah musang palem afrika, dikutip Animaldiversity.

3. Potto berukuran kecil dan padat

Potto (commons.wikimedia.org/Emőke Dénes)

Zoonewengland mengatakan, potto berukuran kecil dan padat, memiliki kepala bulat, telinga bulat kecil dan mata menonjol berwarna cokelat keemasan. Panjangnya mencapai 40 cm, beratnya 3 pon dan ekornya mencapai 10 cm. Bulu mereka berwarna abu-abu dan cokelat. Mereka memiliki duri-duri ditutupi oleh kulit dan bulu yang tebal.

4. Dengan cengkeramannya yang kuat dapat memegang mangsa dan tumbuhan

Potto (commons.wikimedia.org/Valentin Moser)

Potto menggunakan cengkeramannya yang kuat untuk memegang dan menangkap buah-buahan sambil tetap bergelantungan di dahan. Mereka juga memakan hewan seperti kelelawar, burung, serangga dan atropoda.

Ada persaingan antara potto untuk mendapatkan makanan seperti siput, telur, larva dan jamur. Selama musim kemarau, potto cenderung mengonsumsi banyak permen karet. Potto menemukan serangga melalui penciumannya dan menangkapnya dengan cepat dengan tangan atau mulutnya langsung. 

5.Reproduksinya

Tulang potto (commons.wikimedia.org/Emőke Dénes)

Sebagai bagian dari ritual pacaran, pasangan akan saling bertatap muka sambil bergantung terbalik di dahan. Keduanya saling berdandan terdiri dari menjilati, menyisir bulu dengan cakar dan mengurapi menggunakan bau kelenjar.

Jantan kawin dengan banyak betina atau bersifat poligini. Jantan menjaga wilayah jelajahnya yang tumpang tindih dengan beberapa betina. Musim kawin berbeda-beda di setiap habitatnya. Secara umum, perkembangbiakan terjadi sepanjang tahun.

Berat bayi potto baru lahir mencapai 8 ons dan bisa tumbuh hingga 0,11 ons per hari. Biasanya anak disapih hingga 180 hari. Pada usia 14 bulan, patto sudah dianggap dewasa dan dewasa secara seksual pada usia 18 bulan.  

IUCN menyatakan bahwa potto tergolong hampir terancam akibat penggundulan hutan dan pembangunan hunian manusia. Lantaran pergerakannya lambat membuatnya mudah dibakar atau ditebang bersama pepohonan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team