Unsplash.com/Hollie Santos
Meskipun bukan hal mutlak, namun sebagian besar anak laki-laki akan terikat kuat secara emosional dengan ibunya. Sedangkan, anak perempuan akan terikat kuat secara emosional dengan ayahnya. Mengapa demikian? Bagaimana penjelasan sains akan hal tersebut?
Bukan pilih kasih, seorang ibu memang lebih sering memanjakan anak laki-lakinya. Hal ini wajar karena seorang ibu akan sangat terikat secara emosional dan perasaan dengan bayi laki-lakinya. Begitu juga sebaliknya, biasanya anak perempuan akan lebih dekat dengan ayahnya, meskipun kedua hal ini bukan menjadi generalisasi secara mutlak.
Dicatat dalam laman Verywell Mind, pakar psikologi dunia bernama Sigmund Freud sudah menjelaskan fenomena ini dengan detail dan gamblang. Dalam psikologi ada sebuah teori Freud yang berkaitan dengan kompleks Oedipus atau Oedipal. Gagasan Freud akan hal ini melahirkan teori dan hipotesis sains mengenai psikoseksual.
Nah, psikoseksual inilah yang menyebabkan secara tidak langsung, anak laki-laki akan "bersaing" dengan ayahnya untuk mendapatkan perhatian ibunya. Sedangkan, anak perempuan akan "bersaing" dengan ibunya untuk mendapatkan perhatian ayahnya. Di sisi lain, secara psikologis, orang tua dapat mencurahkan kasih sayang pada anak-anaknya dengan porsi yang berbeda, meskipun tanpa disadari.
Beberapa penyebab lainnya tentu juga berhubungan dengan kombinasi antara evolusi dan sosial. Bagi kebanyakan bayi atau anak laki-laki, ibu adalah sosok segalanya dibandingkan ayahnya. Uniknya, seorang anak perempuan justru menganggap bahwa ayahnya adalah pahlawan pertamanya.
Terlepas dari studi dan penelitian ini, akan lebih baik jika orang tua mampu memberikan kasih sayang yang seimbang tanpa membedakan. Memberikan kasih sayang dan cinta kepada anak merupakan kewajiban yang mutlak bagi orang tua mana pun. Namun, orang tua juga jangan sampai memanjakan anak-anaknya secara berlebihan.