Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kota Marrakesh
potret Kota Marrakesh (pixabay.com/Walkerssk)

Intinya sih...

  • Marrakesh didirikan pada abad ke-11 sebagai pusat perdagangan gurun dan titik penting di jalur Sahara.

  • Kota ini disebut Kota Merah karena bangunannya terbuat dari tanah liat merah, menciptakan identitas visual yang unik.

  • Marrakesh menjadi pusat budaya, ekonomi, dan politik di wilayah Maghreb dengan landmark bersejarah yang masih berdiri megah hingga kini.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jika kamu tertarik dengan kota-kota eksotis di Afrika Utara, Marrakesh wajib masuk dalam daftar destinasi impianmu. Kota ini bukan hanya terkenal karena warna merah khasnya, tapi juga menyimpan jejak sejarah panjang dari beragam dinasti besar yang pernah berkuasa. Mulai dari pusat perdagangan gurun hingga simbol kejayaan budaya Islam di Maghreb, Marrakesh adalah saksi hidup peradaban masa lampau yang masih berdiri megah hingga kini.

Setiap sudutnya menawarkan cerita. Mulai dari tembok merah yang menyala saat senja, masjid kuno yang tetap berdiri kokoh, hingga pasar tradisional yang hiruk pikuk sejak ratusan tahun lalu. Kalau kamu penasaran bagaimana Marrakesh bisa menjadi salah satu kota paling ikonik di Maroko, yuk simak lima fakta sejarah menariknya berikut ini.

1. Berdiri pada abad ke-11 sebagai ibu kota Dinasti Almoravid

potret Kota Marrakesh (pixabay.com/MemoTravels)

Marrakesh pertama kali dibangun pada tahun 1062 oleh Yusuf ibn Tashfin dari Dinasti Almoravid. Kota ini dirancang sebagai pusat pemerintahan sekaligus titik persinggahan penting di jalur perdagangan Sahara. Tak butuh waktu lama, Marrakesh berkembang pesat menjadi kota strategis yang diperhitungkan di wilayah Afrika Utara.

Setelah masa kejayaan Almoravid, kota ini direbut oleh Dinasti Almohad pada tahun 1147. Mereka membangun ulang berbagai monumen penting dan memperkuat pertahanan kota. Perpindahan kekuasaan ini justru memperkaya arsitektur dan warisan budaya Marrakesh.

2. Dijuluki Kota Merah karena bangunannya terbuat dari tanah liat

potret Kota Marrakesh (pixabay.com/hichamaarkoubi)

Julukan Kota Merah bukan tanpa alasan. Sebagian besar dinding, benteng, dan bangunan di Marrakesh dibangun menggunakan campuran tanah liat merah dan batu pasir yang kaya akan oksida besi. Warna alami ini membuat kota terlihat menyala terutama saat terkena matahari sore.

Tak hanya estetik, penggunaan bahan ini juga berfungsi sebagai penahan panas di tengah iklim gurun. Warna merah Marrakesh kini menjadi identitas visual yang mendunia dan membedakannya dari kota-kota lain di Maroko.

3. Menjadi pusat budaya dan kekuasaan di wilayah Maghreb

potret El Badi Palace, Marrakesh (pexels.com/Domenico Bertazzo)

Pada masa kejayaannya, Marrakesh bukan hanya pusat politik, tapi juga pusat budaya dan ekonomi. Jalur perdagangan yang menghubungkannya dengan Sahara dan Andalusia membuat kota ini makmur. Para ilmuwan, seniman, dan pedagang dari berbagai wilayah berkumpul di sini membawa pengaruh besar terhadap perkembangan budaya setempat.

Pada abad ke-16, Dinasti Saadian kembali membangkitkan kemegahan Marrakesh. Mereka membangun monumen megah seperti Istana El Badi dan kompleks makam Saadian yang kini menjadi objek wisata utama. Bangunan-bangunan tersebut menjadi simbol kejayaan masa lalu yang masih bisa disaksikan hingga kini.

4. Medina Marrakesh diakui sebagai Warisan Dunia UNESCO

potret Medina Marrakesh (commons.wikimedia.org/Yamen)

Bagian kota tuanya, atau yang disebut Medina, telah ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO. Medina ini dibangun sekitar abad ke-11 dan menjadi pusat aktivitas masyarakat sejak dahulu. Lorong-lorong sempit, pasar tradisional, masjid kuno, dan istana bersejarah menyatu membentuk suasana autentik khas Maroko.

Hingga sekarang, kehidupan di Medina tetap hidup dan ramai, seolah waktu tidak pernah bergerak. Berjalan di dalamnya seperti kembali ke masa lampau dengan pengalaman budaya yang tak akan ditemukan di kota modern.

5. Dipenuhi landmark bersejarah yang ikonik

potret Masjid Koutoubia (commons.wikimedia.org/Daniel Csörföly)

Marrakesh dikenal dengan berbagai bangunan bersejarah yang masih berdiri megah. Salah satunya adalah Masjid Koutoubia yang menaranya menjulang tinggi dan dapat terlihat dari berbagai sudut kota. Masjid ini dibangun pada masa Dinasti Almohad dan menjadi simbol arsitektur Islam di Maroko.

Selain itu, ada Taman Menara yang menjadi ruang hijau sejak abad ke-12 dan Istana Bahia yang dibangun pada abad ke-19 dengan arsitektur khas Maroko. Tak ketinggalan, Kuburan Yahudi Miâara menjadi bukti keberagaman sejarah Marrakesh yang telah berlangsung selama berabad-abad. Semua landmark ini memperlihatkan betapa kaya dan beragamnya warisan kota ini.

Siap memasukkan Marrakesh ke dalam bucket list liburanmu? Karena kota ini bukan hanya tempat wisata, tapi juga mesin waktu yang membawamu menyelami kejayaan peradaban masa lalu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team