Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Semut Peluru
Semut peluru (commons.wikimedia.org/Bernard DUPONT)

Intinya sih...

  • Semut peluru hidup di hutan tropis Amerika Tengah dan Selatan, tinggal di dataran rendah hingga ketinggian 1.500 meter

  • Ukuran tubuh semut peluru besar, panjangnya bisa mencapai 1,8-3 cm, memiliki sengat yang sangat menyakitkan

  • Sengatan semut peluru menduduki peringkat tertinggi dalam skala Schmidt Sting Pain Index, racunnya memiliki potensi untuk dunia medis

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kalau kamu pikir sengatan lebah atau tawon sudah cukup menyakitkan, coba bayangkan rasa sakit yang disebut-sebut seperti terkena tembakan peluru. Inilah alasan kenapa semut peluru alias bullet ant (Paraponera clavata) dijuluki sebagai serangga dengan sengatan paling menyakitkan di dunia. Sosoknya mungkin sekilas mirip semut biasa, tapi jangan salah, serangga satu ini punya reputasi yang bikin ngeri sekaligus menarik untuk dipelajari. Penasaran nggak sih dengan fakta-fakta semut peluru? Yuk, simak 5 fakta menarik semut peluru selengkapnya di artikel ini!

1. Hidup di hutan tropis Amerika Tengah dan Selatan

Peta persebaran semut peluru (commons.wikimedia.org/SShattuck)

Semut peluru bukanlah penghuni sembarang tempat. Dilansir Animalia, mereka umumnya ditemukan di hutan hujan tropis Amerika Tengah dan Selatan. Mereka bisa ditemukan di bagian utara seperti Honduras, El Salvador, Nikaragua, Kosta Rika, dan Panama, serta di bagian selatan seperti Venezuela, Kolombia, Ekuador, Peru, Bolivia, dan Brasil.

Koloni semut ini biasanya tinggal di dataran rendah hingga ketinggian sekitar 1.500 meter. Sarangnya kerap ditemukan di pangkal pohon besar yang lembap dan rindang. Menariknya, semut peluru tidak terlalu pilih-pilih dalam membangun sarang karena bisa ditemukan di bawah berbagai jenis pohon. Namun, semak kecil jarang dipilih, kemungkinan karena tidak memberi akses ke tajuk hutan.

2. Memiliki ukuran tubuh yang besar dibandingkan semut biasa

Semut peluru (www.inaturalist.org/Fernando Sessegolo)

Kalau biasanya semut identik dengan tubuh mungil, semut peluru justru sebaliknya. Dilansir Animalia, panjang tubuhnya bisa mencapai 1,8 hingga 3 cm, membuatnya tampak seperti tawon besar tanpa sayap. Tubuhnya berwarna hitam kecokelatan dengan antena panjang dan rahang kuat. Namun, senjata utamanya bukanlah gigitannya, melainkan alat sengat di bagian belakang tubuh yang terhubung dengan kelenjar racun.

Meskipun berukuran besar, semut ini sebenarnya tidak agresif dalam kesehariannya. Namun, mereka bisa menjadi sangat ganas saat mempertahankan sarangnya. Jadi, kalau suatu saat kamu bertemu dengannya di hutan, sebaiknya jaga jarak aman ya!

3. Sengatannya menduduki peringkat tertinggi dalam skala Schmidt

Semut peluru (www.inaturalist.org/Niklas Wahlberg)

Bagi para entomolog, ada yang namanya Schmidt Sting Pain Index, sebuah skala yang diciptakan oleh ahli serangga Justin O. Schmidt untuk mengukur tingkat rasa sakit dari berbagai sengatan serangga. Skala ini dimulai dari level 1 (paling ringan) sampai 4 (paling menyakitkan).

Tebak siapa yang ada di puncak? Betul, semut peluru! Dilansir Natural History Museum, sengatan semut peluru mendapat skor 4,0 alias level maksimal. Schmidt bahkan menggambarkannya seperti berjalan di atas bara api sambil ditusuk paku besar.  Ngeri, kan? Dilansir Animalia, rasa sakit ini bahkan bisa bertahan hingga 24 jam penuh. Tidak heran kalau semut ini juga dikenal dengan sebutan ‘24-hour ant’.

4. Racunnya memiliki potensi untuk dunia medis

Semut peluru (commons.wikimedia.org/m.prinke)

Sengatan semut peluru terasa begitu menyiksa karena racunnya mengandung poneratoxin, sejenis neurotoksin yang mengacaukan transmisi sinyal antara saraf dan otot. Efeknya bisa berupa rasa nyeri luar biasa, kejang otot, hingga kelumpuhan sementara di area yang disengat.

Meski terdengar menakutkan, para ilmuwan justru melihat peluang dari racun ini. Beberapa penelitian awal menunjukkan bahwa komponen dalam poneratoxin bisa dikembangkan sebagai obat pereda nyeri kronis (analgesik). Siapa sangka, di balik sengatan yang menyiksa, semut peluru mungkin menyimpan kunci penemuan penting di masa depan.

5. Digunakan dalam ritual adat suku Amazon

Semut peluru yang digunakan dalam ritual adat Suku Satere-Mawe (commons.wikimedia.org/

Selain bikin ngeri, semut peluru juga punya peran unik dalam budaya. Dilansir Britannica, suku Satere-Mawe di Brasil menggunakan semut ini dalam ritual kedewasaan. Para pemuda yang ingin diakui sebagai pria dewasa harus memasukkan tangan ke dalam sarung tangan anyaman berisi puluhan semut peluru dan menahannya selama 5–10 menit.

Tidak hanya sekali, ritual ini bahkan harus diulang hingga 20 kali selama bertahun-tahun. Menurut kepercayaan mereka, rasa sakit ekstrem dari sengatan semut peluru akan melatih ketahanan, keberanian, dan kekuatan mental.

Bagaimana, menarik kan fakta-fakta semut peluru? Semut peluru memang layak menyandang gelar serangga dengan sengatan paling sakit di dunia. Hal ini membuktikan bahwa ukuran kecil tidak selalu berarti lemah. Meskipun kita pasti ingin menghindari sengatannya, memahami semut peluru memberi kita pelajaran berharga tentang keanekaragaman hayati di alam ini. Kita menyadari bahwa setiap makhluk di bumi ini pasti memiliki perannya masing-masing.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team