Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Semut, Tidak Memiliki Darah dan Berisi Racun

ilustrasi sekelompok semut (unsplash.com/shraga kopstein)
ilustrasi sekelompok semut (unsplash.com/shraga kopstein)

Semut adalah serangga dengan tubuh yang sangat kecil. Meskipun ukurannya kecil, semut merupakan makhluk yang sangat kompleks. Seperti serangga pada umumnya, tubuh semut terbagi menjadi tiga bagian: kepala, dada, dan perut. Namun, semut memiliki ciri khas tersendiri yang membedakannya dari serangga lainnya. Berikut ciri khas yang dimiliki semut:

1. Memiliki tangkai daun (Petiole)

Unsplash/josep plans
Unsplash/josep plans

Ciri khas semut yang pertama adalah semut memiliki tangkai daun. Tangkai daun pada semut merupakan struktur yang mirip pinggang sempit berfungsi untuk menghubungkan bagian dada dan perut. Pada beberapa jenis semut, tangkai daunnya terdiri dari satu ruas, sedangkan pada jenis lain ada yang memiliki tangkai daun dua ruas.

2. Antena siku sebagai alat komunikasi

ilustrasi sekelompok semut di bebatuan (unsplash.com/Greg Guadagnoli)
ilustrasi sekelompok semut di bebatuan (unsplash.com/Greg Guadagnoli)

Kadang kala kita bertanya-tanya bagaimana cara berkomunikasi hewan sekecil semut? Namun, tahukah kalian jika semut memiliki antena siku sebagai alat komunikasi dan navigasi. Semut memanfaatkan antena mereka untuk mendeteksi feromon, yang berperan penting dalam komunikasi antar anggota koloni. Mekanisme komunikasi yang efektif ini memungkinkan semut bekerja sama dalam menjalankan tugas-tugas kompleks dan mempertahankan keteraturan sosial. Antena pada semut dibagi menjadi dua bagian utama yaitu scape dan funiculus.

3. Memiliki antibiotik alami

ilustrasi semut merah hitam di atas tongkat kayu (unsplash.com/Gilberto Olimpio)
ilustrasi semut merah hitam di atas tongkat kayu (unsplash.com/Gilberto Olimpio)

Dengan ukuran tubuh yang kecil siapa sangka jika terdapat hal istimewa yang hanya dimiliki oleh semut. Semut mampu menghasilkan antibiotik alami yang disebut kelenjar metapleural. Kelenjar metapleural merupakan kelenjar yang terletak pada bagian dada dan menghasilkan cairan antibiotik yang berfungsi untuk menghambat pertumbuhan jamur dan bakteri pada semut dan sarangnya. Kelenjar ini berperan penting dalam menjaga kebersihan koloni dan melindungi dari serangan patogen, sehingga memberikan kontribusi besar terhadap keberhasilan ekologi semut.

4. Tidak memiliki darah

ilustrasi semut hitam di atas bunga kuning (unsplash.com/SaiKrishna Saketh Yellapragada)
ilustrasi semut hitam di atas bunga kuning (unsplash.com/SaiKrishna Saketh Yellapragada)

Sistem peredaran darah pada semut merupakan sistem peredaran darah yang sederhana. Semut bernapas dengan lubang-lubang kecil di tubuh mereka yang disebut sebagai spirakel. Sementara jantung semut berupa tabung panjang yang berfungsi memompa hemolimfa yaitu cairan yang menyerupai darah, ke seluruh tubuh. Semut tidak memiliki darah dalam struktur tubuhnya, namun sebagai gantinya mereka memiliki hemolimfa, yaitu cairan tubuh yang berfungsi mengangkut nutrisi, hormon, dan limbah ke seluruh tubuh mereka. Hemolimfa mengalir dalam sistem sirkulasi terbuka, di mana cairan ini membasahi langsung organ-organ dalam tubuh semut.

5. Menghasilkan racun

ilustrasi sekelompok semut merangkak di atas batu (unsplash.com/Bermix Studio)
ilustrasi sekelompok semut merangkak di atas batu (unsplash.com/Bermix Studio)

Semut memiliki perut (Gaster) yang berisi organ vital dan dibagi menjadi tiga segmen. Sistem pencernaan semut mencakup perut yang berfungsi untuk mencerna makanan secara individu serta bagian khusus yang memungkinkan berbagi makanan dengan anggota koloni. Selain itu, perutnya juga dilengkapi dengan kelenjar yang memproduksi racun, feromon, dan asam format.

Semut adalah bukti nyata bahwa makhluk kecil dapat memiliki peran besar dalam ekosistem. Dari struktur tubuh yang kompleks hingga kemampuan menghasilkan racun dan antibiotik alami, semut menunjukkan kemampuan adaptasi luar biasa untuk bertahan hidup dan menjaga koloni mereka. Dengan mengenal lebih dalam tentang semut, kita dapat lebih menghargai keberagaman dan peran penting makhluk kecil dalam menjaga keseimbangan ekosistem.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us