Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
potret Sungai Yalu
potret Sungai Yalu (commons.wikimedia.org/EditQ)

Intinya sih...

  • Sungai Yalu memisahkan budaya China dan Korea.

  • Mengalir di atas batuan Prakambrium, memiliki arus deras, air terjun, dan bebatuan yang terendam.

  • Kawasan di sekitar Sungai Yalu mengalami iklim kontinental dengan musim dingin yang dingin dan musim panas yang hangat.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sungai Yalu terletak di Asia timur laut dan menjadi perbatasan antara Korea Utara dan kawasan timur laut China, yang dikenal sebagai Manchuria. Sungai tersebut mengalir di sepanjang tepi dua provinsi China, yaitu Provinsi Jilin dan Liaoning. Sungai Yalu membentang sekitar 500 mil (800 km) dan mengaliri wilayah seluas sekitar 12.260 mil persegi (31.750 km persegi).

Berasal dari Pegunungan Changbai, Sungai Yalu mengalir ke barat daya hingga bermuara di Teluk Korea, bagian dari Laut Kuning. Sungai tersebut memainkan peran penting dalam menghasilkan tenaga hidroelektrik dan berfungsi sebagai jalur transportasi, khususnya untuk mengangkut kayu dari hutan lebat di sepanjang tepiannya. Selain itu, Sungai Yalu juga mendukung masyarakat setempat dengan menyediakan sumber ikan untuk mereka.

Yuk, simak fakta menarik tentang Sungai Yalu berikut ini!

1. Menjadi garis pemisah antara budaya China dan Korea

potret patung di pantai Sungai Yalu di Dandong, China (commons.wikimedia.org/Jan Bockaert)

Selain menandai batas politik, Sungai Yalu juga memisahkan budaya China dan Korea. Britannica menjelaskan bahwa secara internasional, sungai ini lebih sering disebut dengan nama China-nya, Yalu, daripada nama Korea-nya, Amnok. Teks kuno menunjukkan bahwa nama "Yalu" berasal dari huruf ya (bebek) dan lu (biru kehijauan), yang menyamakan warna sungai dengan warna bebek peliharaan tertentu yang ditemukan di sana.

Sungai Yalu baru menjadi batas politik pada akhir abad ke-14, selama tahun-tahun terakhir Dinasti Koryo di Korea. Sebelumnya, sungai tersebut tidak berfungsi sebagai batas resmi antara Korea dan China. Sungai Yalu kemudian memperoleh nilai strategisnya selama berlangsungnya Perang Korea (1950—1953).

2. Mengalir di atas batuan Prakambrium

Pemandangan Sungai Yalu yang menghadap ke Ji'an, Provinsi Jilin. (commons.wikimedia.org/EditQ)

Sungai Yalu sebagian besar mengalir di atas batuan Prakambrium kuno, berusia lebih dari 540 juta tahun, sebelum bercabang menjadi delta, menurut Britannica. Sebagian besar jalurnya berkelok-kelok melalui lembah-lembah yang dalam dan sempit yang diapit oleh pegunungan yang menjulang setinggi antara 1.900—3.800 kaki (600—1.200 meter). Anak-anak sungai utamanya meliputi sungai Herchun, Changjin, dan Tokro dari Korea Utara, dan Sungai Hun dari China.

Sungai Yalu bagian atas, hingga Linjiang, memiliki arus yang deras, air terjun, dan bebatuan yang terendam. Bagian tengahnya, yang mencapai Ch'osan di Korea Utara, memiliki beberapa bagian yang dangkal karena endapan aluvial, sehingga menyulitkan navigasi selama musim kemarau. Di bagian bawah, peningkatan pendangkalan sejak pertengahan abad ke-20 telah mengurangi kemampuan navigasi. Kapal-kapal yang dulunya berlayar dengan mudah ke Sinuiju kini kesulitan karena perairan yang lebih dangkal.

3. Beriklim kontinental

Pemandangan Sungai Yalu ketika membeku di musim dingin. (commons.wikimedia.org/Ffggss)

Kawasan di sekitar Sungai Yalu mengalami iklim kontinental yang khas, dengan musim dingin yang dingin dan musim panas yang hangat. Britannica menginformasikan bahwa selama musim dingin, suhu turun cukup drastis hingga sungai membeku. Akibatnya, Sungai Yalu ditutup untuk pelayaran dari November—Februari.

Terletak di dekat pegunungan dan dekat dengan laut, cekungan Sungai Yalu mendapat curah hujan yang cukup tinggi, terutama dari bulan Juni—September. Curah hujan ini menyuburkan hutan lebat yang terdiri dari pohon konifer dan pohon peluruh, yang berfungsi sebagai habitat bagi satwa liar seperti babi hutan, harimau, dan serigala, dan berbagai burung seperti burung ptarmigan dan burung pegar. Sungai Yalu sendiri kaya akan kehidupan akuatik, terutama ikan mas dan belut.

4. Lebar dan signifikansi Sungai Yalu

potret Bendungan Sup'ung (commons.wikimedia.org/Jacky Lee)

Di Hyesan, Korea Utara, Sungai Yalu lebarnya sekitar 460 kaki (140 m) dan kedalamannya 3 kaki (1 m). Lebih jauh ke hilir di Chunggang, lebarnya berkisar antara 640—800 kaki (200—250 m), dengan kedalaman sekitar 4,5 kaki (1,4 m). Di dekat Sindojang, tempat waduk Bendungan Sup'ung (Shuifeng) berada, Sungai Yalu melebar hingga 1.280 kaki (390 m), dan di muaranya, lebarnya mencapai 3 mil (5 km) dan kedalamannya mencapai 8 kaki (2,5 m).

Britannica melaporkan bahwa Sungai Yalu merupakan sumber utama tenaga hidroelektrik, dengan bendungan terbesarnya terletak di Sup'ung di Korut, sekitar 35 mil (56 km) di hulu dari Sinuiju. Bendungan tersebut berdiri setinggi 320 kaki (100 m) dan membentang sepanjang 2.880 kaki (880 m), menciptakan waduk seluas 133 mil persegi (345 kilometer persegi) dan menghasilkan hingga 7 juta kilowatt listrik untuk Korut bagian utara dan wilayah sekitar Provinsi Jilin dan Liaoning di China. Adapun nilai strategisnya bagi China merupakan faktor kunci dalam keputusannya untuk memasuki Perang Korea.

5. Terdapat Jembatan Persahabatan China—Korea

potret Jembatan Persahabatan China—Korea yang terletak di atas Sungai Yalu (commons.wikimedia.org/红烧腰果)

Koryo Tours menyebutkan bahwa Jembatan Persahabatan China—Korea saat ini menghubungkan Korea Utara dengan China dan juga disebut Jembatan Sungai Yalu Baru, dibangun berdasarkan struktur sebelumnya yang sekarang dikenal sebagai Jembatan Sungai Yalu yang Rusak. Jembatan ini dapat dilalui kereta api dan kendaraan. Namun, akses pejalan kaki tidak diizinkan.

Jembatan Persahabatan China—Korea sangat penting untuk perdagangan dan transportasi antara China dan Korea Utara, karena berfungsi sebagai penghubung utama Sungai Yalu. Jembatan tersebut terutama mendukung arus barang dari Dandong di China ke Sinuiju di Korut. Adapun penyeberangannya diatur dengan ketat dan hanya boleh dilalui oleh kereta api dan kendaraan yang disetujui.

Sungai Yalu berfungsi sebagai simbol alami hubungan dekat antara China dan Korea Utara. Sungai tersebut menjadi saksi masa lalu, hubungan budaya, dan kemajuan bersama mereka. Seiring dengan melangkah majunya China dan Korut, Sungai Yalu terus melambangkan keharmonisan dan persatuan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team