Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Vlad the Impaler (commons.wikimedia.org/Banekondic1996)

Vlad III Dracula, atau yang lebih dikenal sebagai Vlad the Impaler, adalah salah satu tokoh paling kontroversial dalam sejarah Eropa. Namanya sering dikaitkan dengan sosok kejam yang menggunakan metode penyiksaan untuk mempertahankan kekuasaannya. Namun, di balik citranya yang menyeramkan, ada berbagai fakta tersembunyi yang membentuk kisah hidupnya.

Beberapa orang melihatnya sebagai pahlawan yang berjuang untuk kemerdekaan Wallachia, sementara yang lain menganggapnya sebagai tiran haus darah. Terlepas dari sudut pandangnya, warisan Vlad tetap hidup dalam sejarah, bahkan menginspirasi legenda Dracula yang terkenal. Yuk, simak lebih lanjut tentang perjalanan hidupnya yang penuh kontroversial.

1. Menghabiskan masa kecilnya sebagai sandera

Patung Vlad the Impaler (commons.wikimedia.org/Chatsam)

Vlad III Dracula menghabiskan sebagian besar masa kecilnya sebagai sandera di tangan Ottoman. Ia bersama adiknya, Radu, dikirim ke istana Sultan Murad II sebagai jaminan atas kesetiaan ayah mereka, Vlad II Dracul. Selama berada di sana, Vlad belajar tentang budaya dan strategi militer Ottoman dan mengalami masa kecil yang penuh tekanan.

Pengalaman ini memiliki dampak besar pada psikologinya, hingga Vlad menyimpan dendam. Ia melihat Ottoman sebagai ancaman yang ingin ia lawan ketika dewasa. Tak hanya itu, pengalamannya sebagai sandera membuatnya memahami bagaimana kekuatan politik bekerja, yang kemudian ia gunakan untuk merebut kembali tahta Wallachia.

2. Telah menusuk puluhan ribu orang

Buku tentang Vlad the Impaler (commons.wikimedia.org/Uriel1022)

Reputasi Vlad the Impaler sebagai penguasa yang kejam tidak terbentuk tanpa alasan. Ia terkenal karena metode eksekusinya yang brutal, terutama dengan menusuk musuh-musuhnya menggunakan pancang kayu. Konon, puluhan ribu orang, termasuk tentara Ottoman dan bangsawan yang mengkhianatinya, menjadi korban kebengisannya.

Salah satu peristiwa paling mengerikan terjadi pada tahun 1462, ketika ia membuat forest of the impaled sebagai bentuk peringatan bagi musuh-musuhnya. Tindakan ini menjadi strategi psikologis untuk menanamkan rasa takut. Para prajurit yang melihat pemandangan mengerikan itu sering kali kehilangan semangat tempur sebelum pertempuran dimulai. 

3. Berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan Wallachia

Vlad the Impaler (commons.wikimedia.org/Banekondic1996)

Meskipun dikenal sebagai penguasa kejam, tindakannya didorong oleh tekad untuk mempertahankan Wallachia. Sebagai wilayah yang terhimpit antara dua kekuatan besar, yaitu Kesultanan Ottoman dan Kerajaan Hungaria, Wallachia sering menjadi tempat perebutan kekuasaan. Vlad menolak tunduk pada Ottoman dan melakukan berbagai serangan.

Kebrutalannya dalam pertempuran bukan tanpa alasan, karena ia menyadari bahwa Wallachia tidak memiliki kekuatan militer sebesar Ottoman. Oleh karena itu, ia menggunakan taktik gerilya sebagai alat pertahanan utama. Meski metode yang digunakan sangat kejam, tujuan utamanya tetap untuk menjaga kemerdekaan wilayahnya.

4. Tewas dalam sebuah pertempuran

Makam Vlad the Impaler (commons.wikimedia.org/Ferran Cornellà)

Akhir hidup Vlad the Impaler masih diselimuti misteri, tetapi banyak catatan sejarah menunjukkan bahwa ia tewas dalam pertempuran. Peristiwa ini terjadi sekitar tahun 1476, dalam salah satu pertempuran. Beberapa sumber menyebutkan bahwa ia terbunuh oleh prajurit Ottoman, sementara yang lain menyatakan bahwa ia dibunuh oleh anak buahnya sendiri.

Setelah kematiannya, kepalanya dipenggal sebagai bukti kemenangan Ottoman atas Wallachia. Kematian Vlad mengakhiri salah satu era paling brutal dalam sejarah kawasan tersebut. Namun, sosoknya tetap hidup dalam cerita rakyat dan legenda, yang kemudian menginspirasi mitos vampir yang berkembang di Eropa.

5. Kepalanya dikirim ke Sultan Ottoman

Patung Vlad the Impaler (commons.wikimedia.org/Husky)

Setelah kematiannya, kepala Vlad the Impaler tidak dikuburkan bersama tubuhnya, melainkan dipisahkan sebagai simbol kemenangan. Pasukan Ottoman yang mengalahkannya membawa kepalanya ke Konstantinopel sebagai hadiah untuk Sultan Mehmed II. Kepala Vlad kemudian dipamerkan di hadapan publik sebagai peringatan.

Meskipun tubuhnya tidak pernah ditemukan secara pasti, makam Vlad diyakini berada di Biara Snagov, Rumania. Namun, tidak ada bukti kuat bahwa jenazahnya benar-benar dimakamkan di sana. Kisah kematiannya yang tragis dan nasib kepalanya yang dipajang di ibu kota Ottoman semakin menambah aura misteri di sekitar sosoknya.

Vlad the Impaler adalah sosok yang tak bisa dipisahkan dari sejarah Eropa Timur. Ia dikenal karena kebrutalannya, tetapi juga dihormati sebagai pemimpin yang berjuang demi kemerdekaan Wallachia. Terlepas dari citra kejamnya, strategi perang dan politiknya menunjukkan kecerdasan dan ketegasan dalam menghadapi musuh.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team