Pytas mucosa ( ular tikus oriental ) pertama kali dideskripsikan secara ilmiah pada 1802 oleh Johann Gottlob Theanus Schenider, herpetolog Jerman. Ular tikus oriental adalah ular non-berbisa terbesar di Asia dengan panjang mencapai 4 m dan merupakan ular terbesar kedua di Sri Lanka.
Ular tikus oriental bersifat diurnal, semi-arboreal dan bergerak cepat. Perilaku defensif ular tikus oriental seringkali menyerupai kobra, tapi bukan kobra. Justru karena hal ini, manusia menganggapnya sebagai kobra yang berbahaya, kemudian membunuhnya.
Ular tikus oriental adalah reptil khas Asia Selatan dan Tenggara termasuk Indonesia. Seberapa bahaya ular tikus oriental terhadap manusia. Penjelasan lengkap bisa kamu baca sekarang.
