Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Fakta Ular Terkecil Dunia, Cuma Sebesar Mi Spageti!

potret ular benang Barbados
potret ular benang Barbados (Velatrix, CC0, via Wikimedia Commons)
Intinya sih...
  • Ukurannya hanya sebesar spageti- Panjang rata-rata ular dewasa hanya sekitar 10 sentimeter dengan berat kurang dari satu gram.- Penampilannya menyerupai mi spageti dan dihiasi dua garis kuning samar.
  • Ditemukan secara tak sengaja di bawah sebuah batu- Pertama kali diidentifikasi sebagai spesies baru pada 2008 oleh S. Blair Hedges.- Spesimen sudah ditemukan sejak 1889, namun salah diidentifikasi dan tersimpan di museum.
  • Makanan utamanya adalah telur semut dan rayap- Ular ini adalah insektivora, yang berarti pemakan serangga.- Gaya hidupnya yang fossorial sangat mendukung kebiasaan makannya ini.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pernahkah kamu membayangkan ada ular yang ukurannya begitu kecil sampai-sampai bisa dibilang mirip cacing atau sehelai mi spageti? Kenalan yuk, sama Tetracheilostoma carlae atau yang lebih populer dengan nama ular benang Barbados. Reptil super mungil ini memegang rekor sebagai ular terkecil di dunia, lho.

Kehadirannya pertama kali dikonfirmasi secara resmi pada 2008 oleh seorang ahli biologi bernama S. Blair Hedges di sebuah hutan kecil di pulau Barbados, Karibia. Penemuan ini langsung menggemparkan dunia sains karena ukurannya yang ekstrem. Bayangkan saja, panjangnya tidak lebih dari 10 sentimeter! Keberadaannya menjadi bukti betapa menakjubkannya keanekaragaman hayati di planet kita, sekaligus pengingat tentang betapa rapuhnya ekosistem mereka.

1. Ukurannya hanya sebesar spageti

ilustrasi spageti
ilustrasi spageti (pixabay.com/Wolfgang Appel)

Fakta paling mencengangkan dari ular benang Barbados tentu saja adalah ukurannya. Dilansir Britannica, panjang rata-rata ular dewasa hanya sekitar 10 sentimeter dengan berat kurang dari satu gram, tepatnya sekitar 0,6 gram. Saking kecil dan langsingnya, banyak yang menggambarkannya setipis mi spageti. Karena penampilannya ini, orang awam sering salah mengiranya sebagai cacing tanah.

Ukurannya yang super mini ini diyakini para ilmuwan sudah mencapai batas evolusi terkecil untuk seekor ular. Ada batasan fisik seberapa kecil seekor ular bisa berkembang biak dan menemukan makanan yang cukup. Ular benang Barbados berada tepat di batas tersebut. Tubuhnya berwarna cokelat gelap keabu-abuan dan dihiasi dua garis kuning samar yang membentang di sepanjang tubuhnya, menambah keunikan pada penampilannya yang mungil.

2. Ditemukan secara tak sengaja di bawah sebuah batu

ilustrasi batu
ilustrasi batu (pixabay.com/🌼Christel🌼)

Kisah penemuan ular ini pun tak kalah menarik. Ular benang Barbados pertama kali diidentifikasi sebagai spesies baru pada 2008 oleh S. Blair Hedges, seorang herpetolog—ahli yang mempelajari reptil dan amfibi—dari Pennsylvania State University. Namun, spesimennya sebenarnya sudah ditemukan jauh sebelumnya, bahkan sejak 1889, hanya saja salah diidentifikasi sebagai spesies lain dan tersimpan di dalam koleksi museum.

Menurut laporan The Independent, Hedges menemukan spesimen hidupnya pada 2006 di sebuah petak kecil hutan sekunder di Barbados. Ia menemukannya saat sedang membalik sebuah batu. Penemuan ini menjadi momen "aha!" yang sesungguhnya justru di laboratorium setelah analisis genetik dilakukan. Setelah penemuan itu, spesies ini diberi nama ilmiah Tetracheilostoma carlae, yang didedikasikan untuk istri Hedges, Carla Ann Hass. Kisah ini menunjukkan betapa pentingnya penelitian lapangan yang teliti untuk mengungkap spesies-spesies baru yang mungkin tersembunyi tepat di bawah hidung kita.

3. Makanan utamanya adalah telur semut dan rayap

potret ular benang Barbados
potret ular benang Barbados (Blair Hedges, Penn State, Attribution, via Wikimedia Commons)

Kamu mungkin bertanya-tanya, dengan tubuh sekecil itu, apa yang dimakan oleh ular benang Barbados? Jawabannya sangat spesifik dan sesuai dengan ukurannya. Ular ini adalah insektivora, yang berarti pemakan serangga. Namun, bukan serangga dewasa yang menjadi mangsanya.

Dilansir BioDB, makanan utama ular benang Barbados adalah larva dan telur dari semut serta rayap. Mulutnya yang sangat kecil tidak memungkinkan ia untuk memangsa hewan yang lebih besar. Gaya hidupnya yang fossorial atau suka menggali dan hidup di bawah tanah sangat mendukung kebiasaan makannya ini. Ia menghabiskan sebagian besar waktunya di dalam tanah lembap atau di bawah serasah daun dan bebatuan, tempat di mana sarang semut dan rayap mudah ditemukan. Strategi ini sangat cerdas, memungkinkannya mendapatkan sumber protein yang melimpah tanpa harus bersaing dengan predator lain yang lebih besar.

4. Terancam punah akibat kehilangan habitat ekstrem

ilustrasi hutan
ilustrasi hutan (pixabay.com/LUM3N)

Sayangnya, di balik segala keunikannya, ular benang Barbados menyandang status "Kritis" atau Critically Endangered dalam IUCN. Ini berarti populasinya berada di ambang kepunahan. Ancaman terbesarnya, seperti yang dilaporkan oleh Re:wild, adalah kehancuran habitat. Pulau Barbados, tempat tinggal satu-satunya spesies ini, telah mengalami deforestasi besar-besaran sejak abad ke-17 untuk perkebunan tebu.

Akibatnya, habitat asli ular ini, yaitu hutan primer, kini hampir tidak tersisa. Diperkirakan habitat yang layak bagi ular benang Barbados hanya tersisa beberapa kilometer persegi di bagian timur pulau. Situasi ini diperparah oleh kehadiran spesies invasif, yaitu ular pot bunga (Ramphotyphlops braminus), yang mungkin berkompetisi untuk mendapatkan makanan dan ruang hidup. Dengan habitat yang sangat terbatas dan terfragmentasi, ular ini kesulitan untuk menemukan pasangan dan berkembang biak, membuatnya semakin rentan.

5. Hanya bertelur satu butir, tapi ukurannya lebih besar dari tubuhnya

ilustrasi telur
ilustrasi telur (pexels.com/cottonbro studio)

Sistem reproduksi ular benang Barbados juga sangat unik dan menjadi salah satu kunci adaptasinya. Berbeda dengan ular lain yang bisa menghasilkan puluhan telur sekaligus, betina ular benang Barbados hanya menghasilkan satu butir telur dalam satu periode reproduksi. Namun, jangan bayangkan telurnya kecil. Ukuran telurnya justru sangat besar jika dibandingkan dengan ukuran tubuh induknya.

Setelah menetas, anak ular yang keluar sudah memiliki panjang sekitar setengah dari panjang tubuh induknya. Strategi ini, yaitu menghasilkan sedikit keturunan tapi dengan ukuran yang sudah besar saat lahir, memberikan peluang bertahan hidup yang lebih tinggi bagi si anak ular. Anak ular yang lebih besar tentu lebih siap untuk mencari makan dan mempertahankan diri dari predator. Ini adalah contoh luar biasa dari bagaimana evolusi membentuk strategi bertahan hidup yang paling efisien, bahkan untuk makhluk terkecil sekalipun.

6. Ditemukan kembali setelah hampir 20 tahun menghilang

potret ular benang Barbados
potret ular benang Barbados (Velatrix, CC0, via Wikimedia Commons)

Sebelum ditemukan pada Maret 2025, penampakan ular benang Barbados yang terverifikasi secara ilmiah terakhir kali terjadi pada tahun 2006. Selama hampir dua dekade, tidak ada yang bisa memastikan apakah spesies ini masih ada atau sudah punah. Kelompok konservasi Re:wild bahkan memasukkannya ke dalam daftar spesies yang 'hilang bagi sains'. Banyak yang pesimis dan khawatir ular ini telah lenyap selamanya, seperti beberapa hewan endemik Barbados lainnya.

Penemuan kembali oleh tim dari Kementerian Lingkungan Barbados dan Re:wild di bawah sebuah batu adalah momen yang sangat menggembirakan. Menurut laporan The Independent, penemuan ini tidak hanya membuktikan bahwa spesies tersebut masih bertahan, tetapi juga memberikan informasi baru mengenai lokasi dan kondisi habitat yang mereka butuhkan. Dengan data baru ini, para ilmuwan kini memiliki kesempatan untuk merancang tindakan konservasi yang lebih efektif untuk melindungi masa depan ular terkecil di dunia ini.

Penemuan kembali ular benang Barbados adalah sebuah pengingat bahwa keajaiban alam sering kali tersembunyi di tempat-tempat yang tak terduga. Kisah mereka menggarisbawahi betapa pentingnya melindungi setiap jengkal habitat yang tersisa di planet ini.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us

Latest in Science

See More

6 Fakta Ular Terkecil Dunia, Cuma Sebesar Mi Spageti!

06 Des 2025, 05:49 WIBScience