Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Enggang Tanah Selatan
enggang tanah selatan (commons.wikimedia.org/Bernard DUPONT)

Intinya sih...

  • Populasinya menurun dan jadi hewan terancam punah

  • Data dari IUCN Red List menyebutkan kalau populasi enggang tanah selatan terus menurun. Ia juga terancam oleh banyak hal, seperti perburuan liar, perubahan iklim, kerusakan alam, alih fungsi lahan, industrialisasi, dan aktivitas manusia.

  • Pematauan dan pendaataan populasinya sulit dilakukan. Para ahli tak tahu berapa jumlah individu enggang tanah selatan yang masih hidup di alam lair.

  • Mampu hidup hingga usia 70 tahun

  • Enggang tanah selatan mampu hidup hingga usia 70 tahun jika dir

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Biasanya, burung-burung kecil seperti burung merpati, kutilang, dan burung raja udang memang sangat terkenal. Pasalnya, populasi mereka melimpah, sering berjumpa dengan manusia, dan warnanya mencolok. Namun, burung-burung besar seperti Bucorvus leadbeateri atau enggang tanah selatan tak kalah unik, lho. Nah, keunikannya burung tersebut tercermin dari berbagai aspek.

Contohnya, burung asli Afrika tersebut punya perpaduan warna merah dan hitam yang sangat mencolok. Kemudian, ia termasuk predator yang penting bagi keseimbangan ekosistem. Usianya juga panjang, bahkan bisa mencapai 70 tahun. Sayangnya, pamornya memang kalah dari burung lain yang lebih terkenal. Maka dari itu, kita akan membahas berbagai fakta tentangnya agar pamor burung tersebut makin melejit.

1. Populasinya menurun dan jadi hewan terancam punah

enggang tanah selatan (commons.wikimedia.org/Bernard DUPONT)

Data dari IUCN Red List menyebutkan kalau populasi enggang tanah selatan terus menurun. Ia juga terancam oleh banyak hal, seperti perburuan liar, perubahan iklim, kerusakan alam, alih fungsi lahan, industrialisasi, dan aktivitas manusia. Karenanya, burung ini masuk ke kategori vulnerable atau rentan. Artinya ia rentan akan kepunahan dalam waktu dekat.

Selain itu, pematauan dan pendaataan populasinya juga sulit dilakukan. Para ahli sendiri tak tahu berapa jumlah individu enggang tanah selatan yang masih hidup di alam lair. Tentunya, hal ini sangat mengkhawatirkan karena bisa saja populasi hewan ini terjun bebas di masa mendatang. Oleh sebab itu, penelitian dan observasi lebih lanjut harus segera dilakukan.

2. Mampu hidup hingga usia 70 tahun

enggang tanah selatan (commons.wikimedia.org/Bernard DUPONT)

Dilansir HAGR, enggang tanah selatan mampu hidup hingga usia 70 tahun. Namun, hal tersebut hanya berlaku bagi individu yang hidup di penangkaran. Hal tersebut tidak mengherankan mengingat individu yang hidup di penangkaran selalu dirawat, punya akses makanan bergizi, dan tidak terancam oleh predator. Di alam liar sendiri, kemungkinan hewan ini hanya bisa hidup hingga usia sekitar 30 tahun. Lebih lanjut, usianya sangat bergantung dengan berbagai faktor, seperti kesehatan, ketersediaan makanan, kondisi lingkungan, dan kehadiran predator.

3. Tubuhnya diselimuti warna merah dan hitam yang mencolok

enggang tanah selatan (commons.wikimedia.org/Dominic Sherony)

Laman Animalia menjelaskan kalau enggang tanah selatan termasuk spesies yang cukup besar. Tercatat, panjang maksimalnya sekitar 90 - 129 centimeter, bobotnya mencapai 6 kilogram, dan sayapnya membentang hingga 1,8 meter. Dibalik tubuhnya yang besar, hewan ini termasuk penerbang yang cukup gesit. Bayangkan saja, ia mampu terbang hingga kecepatan 30 km/jam.

Tubuhnya didominasi oleh dua warna, yaitu hitam dan merah. Pertama, warna hitam terlihat di seluruh tubuh, mulai dari kepala, leher, badan, sampai ekor. Kemudian, warna merah hadir sekitar wajah dan leher. Secara khusus, ia punya membran bergelambir berwarna merah di lehernya. Warna putih juga ada di tubuh burung ini, namun warna tersebut hanya terlihat saat ia membuka sayap.

4. Diasosiasikan dengan kematian dan perubahan cuaca

enggang tanah selatan (commons.wikimedia.org/Paula Oliveira)

Dilansir iNaturalist, enggang tanah selatan sering diasosiasikan dengan banyak hal karena suaranya yang keras dan perawakannya yang tidak biasaPertama, ia diasosiasikan dengan hal-hal buruk, seperti kematian dan nasib buruk. Di daerah asalnya, hewan ini dianggap sebagai pembawa kematian, kehancuran, dan kehilangan. Hal ini khususnya terjadi di Burundi, Mozambik, Zambia, Kenya, dan Tanzania.

Selain itu, ia juga diasosiasikan dengan cuaca dan suaranya jadi ramalan cuaca. Contohnya, jika burung ini bersuara di pagi hari maka hal tersebut merupakan penanda hujan. Terakhir, ia juga diasosiasikan dengan persepsi manusia. Dalam hal ini, enggang tanah selatan bisa mengubah persepsi manusia, bahkan bisa meningkatkan kemampuan manusia untuk mengubah realitas, keadaan, dan membuat ilusi.

5. Predator puncak yang penting bagi ekosistem

enggang tanah selatan (commons.wikimedia.org/Stefan Krause)

Enggang tanah selatan merupakan hewan endemik Afrika. Tepatnya, ia hanya bisa ditemukan di Afrika bagian selatan, seperti di Afrika Selatan, Zambia, Kenya, Namibia, Rwanda, Leshoto, Tanzania, Botswana, Burundi, Malawi, Unganda, dan Zimbabwe. Uniknya, hewan ini jarang terlihat terbang atau bertengger di pohon. Sebaliknya, enggang tanah selatan lebih sering terlihat di atas tanah.

Ia sering dijumpai di semak-semak, savana, bebatuan, hutan, area lembab, area pertanian, dan di pinggir jalan. Di sana, hewan ini sering berkelana dan mencari makanan yang berupa katak, ular, serangga, keong, siput, dan mamalia kecil. Lebih lanjut, unggas ini adalah predator puncak di habitatnya dan bertugas mengendalikan populasi hewan kecil. Jika ia punah, maka populasi hewan kecil akan membludak.

Ternyata, nama burung ini sangat mencerminkan kebiasaan dan penyebarannya. Selain itu, unggas ini juga tak kalah unik dari burung lain macam elang atau gagak. Terakhir, ia sangat eksentrik dengan warna yang mencolok dan merupakan spesies yang penting bagi alam dan kehidupan manusia. Karena hal tersebut, sudah sewajarnya jika enggang tanah selatan dijaga dan dilindungi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team