Potret kambing Changthangi (commons.wikimedia.org/Rudolph.A.furtado)
Meskipun telah dikenal luas secara global, kambing Changthangi kini menghadapi ancaman serius. Perubahan iklim, minimnya dukungan terhadap peternakan tradisional, serta maraknya produk wol tiruan dari industri pabrik menjadi faktor utama yang mengganggu kelestarian spesies ini. Melansir Tale of 2 Backpackers, salah satu penyebab utama menurunnya produksi dan perdagangan pashmina adalah mulai terbukanya akses masyarakat Changpa terhadap dunia luar. Generasi muda mereka banyak yang memilih meninggalkan dataran tinggi Changthang dan pindah ke wilayah seperti Leh atau kota lainnya demi mengejar pendidikan serta peluang kerja yang lebih menjanjikan.
Melihat kondisi ini, pemerintah India bersama sejumlah organisasi lokal mulai mengambil langkah nyata. Mereka membantu para Changpa dengan fasilitas kesehatan ternak, pelatihan, dan akses pasar. Upaya untuk memperoleh sertifikasi internasional demi menjamin keaslian pashmina juga tengah digencarkan. Sebab tanpa perlindungan yang serius, bukan tak mungkin suatu hari nanti pashmina asli hanya tinggal legenda. Dan kambing Changthangi tinggal nama yang terlupakan dalam catatan sejarah industri mode dunia.
Kambing Changthangi bukan hanya penghasil wol biasa, melainkan simbol kekayaan alam dan budaya Himalaya yang menakjubkan. Di balik kehalusan sehelai pashmina, tersimpan kisah perjuangan manusia, alam, dan hewan yang saling bergantung. Namun kini, keberlangsungan mereka tak lagi terjamin jika tak ada langkah nyata untuk menjaga dan melestarikan. Setiap pembelian pashmina asli seharusnya jadi bentuk dukungan terhadap ekosistem sosial dan lingkungan yang rapuh. Mari lebih menghargai keindahan alam bukan hanya dari produknya, tapi juga dari cerita di baliknya.