5 Fakta Unik Philippine Flying Lemur, Hewan Arboreal Bermata Besar

Dari nama hewan ini dapat dipastikan bahwa populasi dari philippine flying lemur hanya bisa ditemukan di Filipina. Dilansir dari laman Animalia.bio, mereka tersebar di pulau-pulau Filipina bagian selatan seperti Bohol, Samar, Mindanao, Leyte dan Basilian. Di habitat aslinya, philippine flying lemur sangat suka mendiami daerah hutan primer, hutan sekunder, perkebunan karet hingga pegunungan.

Sedangkan untuk bertahan hidup, primata unik ini memakan berbagai jenis dedaunan, bunga, buah, kuncup, nektar, getah dan masih banyak lagi.

Sebagian besar waktu dari philippine flying lemur dihabiskan untuk berada di pohon atau lebih dikenal dengan istilah tipe hewan arboreal. Mereka termasuk ke dalam kelompok hewan nokturnal yang aktif beraktivitas pada malam hari seperti mencari makanan dan bersosialiasi. Saat berburu makanan, primata ini akan melakukan perjalanan sejauh 1 hingga 1.5 kilometer dengan cara meluncur terbang dari atas pohon ke pohon yang lainnya.

Philippine flying lemur dapat hidup tumpang tindih dengan yang lainnya dalam suatu wilayah. Namun, mereka terlihat sering berkonflik dan bermusuhan terutama bagi sesama jantan.

Seperti spesies lemur terbang pada umumnya, philippine flying lemur memiliki ukuran tubuh yang tergolong kecil yang tidak lebih besar dari seekor kucing. Dilansir laman Animaldiversity, mereka mempunyai ciri-ciri seperti wajah lebar, mata besar, telinga pendek dan moncong tumpul. Philippine flying lemur juga memiliki cakar yang sangat tajam dan kuat yang membantunya saat memanjat pohon. Selain itu, tubuh mereka ditutupi oleh bulu yang berwarna gelap.

Hingga saat ini, belum ada informasi secara detail tentang sistem repoduksi dari philippine flying lemur. Namun, musim kawin dari primata ini biasanya akan terjadi mulai dari bulan Januari hingga Maret. Sedangkan masa kehamilan sang betina berlangsung selama 60 hari dan hanya mampu melahirkan seekor anak. Bayi yang baru lahir akan tinggal bersama induknya hingga mencapai usia enam bulan. Ketika mencari makanan, sang induk akan terus membawa bayi keluar dari sarang.

Saat ini, populasi dari philippine flying lemur di habitat aslinya diperkirakan tersisa sekitar 100.000 ekor. Dengan begitu, keberadaan dari primata ini masih belum dimasukan dalam daftar hewan yang dilindungi. Akan tetapi, populasi dari philippine flying lemur di alam liar terus menurun dikarenakan hilangnya habitat mereka akibat penebangan hutan. Selain itu, mereka juga sering diburu oleh penduduk lokal untuk dikonsumsi dagingnya serta diambil bulunya.

Nah, itulah beberapa fakta menarik dari philippine flying lemur yang merupakan hewan endemik dari Filipina. Semoga populasi dari primata ini dapat terjaga dari kepunahan.