Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Unik Pygmy Tarsier, Suka Hidup di Dataran Tinggi!

Pygmy tarsier (commons.wikimedia.org/Sakurai Midori)
Pygmy tarsier (commons.wikimedia.org/Sakurai Midori)
Intinya sih...
  • Pygmy tarsier adalah primata endemik Indonesia, tinggal di Sulawesi
  • Mereka arboreal, karnivora, hidup dalam kelompok kecil, dan aktif pada malam hari
  • Pygmy tarsier memiliki ukuran tubuh kecil, sistem perkawinan monogami, dan terancam punah

Pygmy tarsier atau yang juga populer dengan nama mountain tarsier. Mereka memang dikenal akan penampilannya yang terlihat unik jika dibandingkan dengan primata lainnya. Ini lantaran ukuran tubuhnya yang mungil serta mempunyai bola mata besar.

Mamalia ini juga memiliki sifat yang sangat setia kepada pasangannya. Mampu bertahan hidup hingga usia puluhan tahun, inilah beberapa fakta menarik seputar pygmy tarsier. Yuk, simak ulasannya!

1. Habitat asli pygmy tarsier

Pygmy tarsier (commons.wikimedia.org/Meldy Tamenge)
Pygmy tarsier (commons.wikimedia.org/Meldy Tamenge)

Pygmy tarsier merupakan hewan endemik asal Indonesia. Populasi mereka hanya dapat ditemukan di pulau Sulawesi. Dilansir dari laman Animalia, mereka lebih suka tinggal di daerah dataran tinggi di kisaran 1800 hingga 2200 meter dari permukaan laut.

Mereka termasuk hewan arboreal yang menghabiskan sebagian besar waktunya di atas pohon. Selain itu, primata ini merupakan hewan karnivora. Pygmy tarsier mengonsumsi berbagai jenis hewan artropoda dan vertebrata berukuran kecil.

2. Kebiasaan hidup di alam liar

Pygmy tarsier (commons.wikimedia.org/Lip Kee Yap)
Pygmy tarsier (commons.wikimedia.org/Lip Kee Yap)

Pygmy tarsier hidup dengan membentuk kelompok dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Biasanya dalam satu kelompok terdiri dari dua jantan dan satu betina dewasa. Mereka aktif beraktifitas pada malam hari seperti mencari makanan dan berkembang biak.

Sedangkan di siang hari dihabiskan untuk beristirahat di dalam sarangnya. Pygmy tarsier termasuk hewan yang selalu waspada. Mereka mengandalkan indera penglihatannya yang tajam untuk memantau kondisi di sekitarnya.

3. Ciri khas fisik

Pygmy tarsier (commons.wikimedia.org/Sakurai Midori)
Pygmy tarsier (commons.wikimedia.org/Sakurai Midori)

Pygmy tarsier memang dikenal akan ukuran tubuhnya yang kecil. Dilansir dari laman Animaldiversity, mereka hanya mempunyai rata-rata panjang 11 sentimeter dan berat maksimal 50 gram. Sedangkan tubuhnya ditutupi bulu pendek dengan intesitas lebat.

Ciri fisik lainnya yang dapat kamu lihat pada pygmy tarsier di antaranya mata besar, jari panjang, dan telinga lebar. Mata primata ini mempunyai diameter 12 mm. Cakarnya yang tajam membantunya menempel pada batang pohon.

4. Sistem reproduksi

Pygmy tarsier (commons.wikimedia.org/Ariefrahman)
Pygmy tarsier (commons.wikimedia.org/Ariefrahman)

Pygmy tarsier termasuk hewan yang setia pada pasangannya. Mereka menerapkan sistem perkawinan monogami yang hanya bertahan dengan satu pasangan. Musim kawin spesies tarsier ini berlangsung selama musim hujan.

Masa kehamilan sang betina memakan waktu cukup lama yakni kurang lebih 6 bulan. Dalam satu kali persalinan, pygmy tarsier hanya bisa melahirkan seekor anak. Sebelum berusia 23 hari, anak pygmy tarsier akan terus berada di dekat sang induk.

5. Populasi yang semakin memprihatinkan

Pygmy tarsier (commons.wikimedia.org/Sakurai Midori)
Pygmy tarsier (commons.wikimedia.org/Sakurai Midori)

Badan Konservasi Alam Dunia belum memiliki data resmi seputar jumlah pygmy tarsier di alam liar. Akan tetapi, mereka telah dikategorikan sebagai hewan yang dilindungi. Ini menandakan bahwa keberadaan pygmy tarsier saat ini sangat terancam.

Ancaman terbesar primata ini adalah pengrusakan hutan akibat penebangan pohon hingga kebakaran. Di samping itu, mereka juga sering diburu oleh hewan predator salah satunya elang. Di habitat aslinya, pygmy tarsier mampu bertahan hidup hingga usia 20 tahun.

Upaya penangkaran memang perlu dilakukan agar populasi pygmy tarsier terhindar dari ancaman kepunahan. Terlebih lagi status pygmy tarsier merupakan hewan endemik asli Indonesia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
IDTM
EditorIDTM
Follow Us